Bakumatsu (幕末) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang merujuk kepada tahun-tahun terakhir zaman Edo menjelang runtuhnya Keshogunan Tokugawa. Periode ini dimulai dari peristiwa kedatangan Kapal Hitam (1853) hingga Perang Boshin (1869). Dalam periode Bakumatsu terjadi peristiwa bersejarah berakhirnya kebijakan isolasi yang disebut sakoku dan masa transisi dari pemerintahan feodal Keshogunan Tokugawa ke Pemerintah Meiji.

Walaupun tidak ada definisi yang pasti, awal periode Bakumatsu atau akhir Keshogunan Tokugawa biasanya merujuk kepada tahun kedatangan Kapal Hitam Angkatan Laut Amerika Serikat yang dipimpin Komodor Matthew C. Perry (1853) hingga keshogunan kehilangan kendali atas Jepang, dan shogun Tokugawa Yoshinobu mengembalikan kekuasaan kepada kaisar pada tahun 1867. Pada tahun berikutnya (1868), Kaisar Meiji naik tahta dan memulai era modernisasi yang disebut zaman Meiji.

Secara garis besar ada dua faksi besar, faksi nasionalis yang pro-kekaisaran dan faksi keshogunan yang didukung kelompok samurai elit Shinsengumi. Walaupun demikian, masih ada faksi lain juga memanfaatkan tahun-tahun terakhir Keshogunan Tokugawa untuk mencari keuntungan politik.[1] Dua kekuatan besar yang mendorong runtuhnya Keshogunan Tokugawa adalah kalangan tozama daimyo yang tidak puas dengan Keshogunan Tokugawa dan sentimen anti-Barat yang muncul setelah kedatangan Komodor Perry. Kalangan tozama daimyo tersisih dari kekuasaan pemerintahan setelah dikalahkan dalam Pertempuran Sekigahara tahun 1600. Sentimen anti-Barat diungkap dalam slogan politik "Sonnō jōi" ("dukung kaisar, usir orang barbar"). Titik akhir Bakumatsu adalah Perang Boshin dan Pertempuran Toba-Fushimi yang berakhir dengan kekalahan pasukan pendukung keshogunan.[2]

Referensi sunting

  1. ^ Hillsborough, Romulus. Shinsengumi: The Shōgun's Last Samurai Corps. North Clarendon, Vermont: Tuttle Publishing, 2005.
  2. ^ Mark Ravina, Last Samurai: The Life and Battles of Saigo Takamori, John Wiley & Sons, 2004.