Balai Guru Penggerak
Balai Guru Penggerak atau biasa disingkat menjadi BGP, adalah unit pelaksana teknis dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan guru, pendidik lainnya, tenaga kependidikan, calon kepala sekolah, kepala sekolah, calon pengawas sekolah, dan pengawas sekolah.
Tugas dari organisasi ini meliputi pelaksanaan pemetaan kompetensi, pengembangan model peningkatan kompetensi, pengembangan media pembelajaran, pelaksanaan peningkatan kompetensi, fasilitasi peningkatan kompetensi, dan supervisi peningkatan kompetensi terhadap guru, pendidik lainnya, tenaga kependidikan, calon kepala sekolah, kepala sekolah, calon pengawas sekolah, dan pengawas sekolah.
Sejarah
suntingOrganisasi ini memulai sejarahnya pada tahun 1983 dengan nama Balai Pendidikan Masyarakat (BPM) yang bertugas untuk melaksanakan pengembangan pendidikan luar sekolah. Pada tahun 1991, nomenklatur dari BPM diubah menjadi Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB). Seiring dengan diterapkannya otonomi daerah di Indonesia, pada tahun 2001, BPKB di seantero Indonesia dijadikan unit pelaksana teknis dari masing-masing pemerintah provinsi, sehingga nomenklaturnya menjadi berbeda-beda.
Pada tahun 2017, pengembangan pendidikan luar sekolah kembali menjadi kewenangan pemerintah pusat, sehingga nomenklatur dari bekas-bekas BPKB diubah menjadi Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP PAUD dan Dikmas) dan diletakkan di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Pada tahun 2022, seiring dengan diluncurkannya program Guru Penggerak, nomenklatur dari BP PAUD dan Dikmas pun diubah menjadi Balai Guru Penggerak (BGP) dan diletakkan di bawah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.[1]
Daftar
suntingHingga akhir tahun 2023, terdapat 27 unit BGP yang tersebar di seantero Indonesia, yakni:
Nama | Tipe | Lokasi |
---|---|---|
BGP Provinsi Aceh | A | Aceh Besar |
BGP Provinsi Sumatera Barat | Pariaman | |
BGP Provinsi Riau | Pekanbaru | |
BGP Provinsi Jambi | Batanghari | |
BGP Provinsi Sumatera Selatan | Palembang | |
BGP Provinsi Lampung | Bandar Lampung | |
BGP Provinsi Banten | Serang | |
BGP Provinsi Bali | Denpasar | |
BGP Provinsi Nusa Tenggara Barat | Mataram | |
BGP Provinsi Nusa Tenggara Timur | Kupang | |
BGP Provinsi Kalimantan Barat | Mempawah | |
BGP Provinsi Kalimantan Timur | Samarinda | |
BGP Provinsi Kalimantan Selatan | Banjarbaru | |
BGP Provinsi Kalimantan Tengah | Palangka Raya | |
BGP Provinsi Sulawesi Utara | Manado | |
BGP Provinsi Sulawesi Tenggara | Kendari | |
BGP Provinsi Maluku | Ambon | |
BGP Provinsi Papua | Jayapura | |
BGP Provinsi Papua Barat | Manokwari | |
BGP Provinsi Kepulauan Riau | B | Bintan |
BGP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung | Bangka Tengah | |
BGP Provinsi Bengkulu | Bengkulu | |
BGP Provinsi Kalimantan Utara | Bulungan | |
BGP Provinsi Sulawesi Barat | Mamuju | |
BGP Provinsi Gorontalo | Gorontalo | |
BGP Provinsi Maluku Utara | Ternate |
Referensi
sunting- ^ "Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 14 tahun 2022" (PDF). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Diakses tanggal 27 Juli 2024.