Bangau putih (Ciconia ciconia) merupakan salah satu burung besar dari genus Ciconia. Burung ini merupakan burung migrasi paleartik.[1] Burung ini tersebar luas di Eropa dan ada pula sebagian populasi yang menyebar di Timur tengah maupun selatan Afrika. Burung ini memiliki warna putih dominan dengan warna hitam sebagai warna sekunder. Burung ini memiliki panjang 115cm dan sayap selebar 2 meter.[2] Burung ini merupakan burung monogami[3]

Bangau putih
Ciconia ciconia Edit nilai pada Wikidata
Rekaman
Edit nilai pada Wikidata
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN22697691 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
KelasAves
OrdoCiconiiformes
FamiliCiconiidae
TribusCiconiini
GenusCiconia
SpesiesCiconia ciconia Edit nilai pada Wikidata
(Linnaeus, 1758)
Tata nama
ProtonimArdea ciconia Edit nilai pada Wikidata
Distribusi

Edit nilai pada Wikidata
EndemikThol Lake (en) Terjemahkan dan Little Rann of Kutch (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

Anatomi

sunting

Burung ini memiliki tinggi 80-115 cm dan sayap 195-215 cm. Bulu burung ini memiliki warna putih, dengan warna hitam di sayap dan bahunya. Paruh dan kaki burung ini berwarna merah.[4] Burung yang masih muda memiliki paruh dan kaki berwarna abu-abu kemerah-merahan. Berat burung dewasa sekitar 2,3-4,4 kilogram.[5]

Populasi

sunting

Burung ini memiliki populasi sebesar 700000-704000 ekor. Populasi tersebar dari Asia barat, Afrika, dan Eropa. Populasi burung ini di benua eropa diperkirakan sebesar 224000-247000 ekor. Keseluruhan populasi cenderung meningkat walau di beberapa tempat mengalami sedikit penurunan atau cenderung stabil.[1]

Populasi di beberapa negara, seperti Denmark, Populasi burung ini sudah punah. Sementara di negara lain seperti Hungaria populasi burung ini stagnan. Populasi di Jerman, Prancis, Belanda, Spanyol, dan Portugal meningkat sedikit. Populasi burung terbanyak berada di Polandia.[4] Di Finlandia burung ini pertamakali berkembangbiak tahun 2015.[5]

Perilaku

sunting

Reproduksi

sunting

Burung ini merupakan burung migrasi dari daerah paleartik ke afrika. Burung ini di daerah paleartik berkembang biak dari bulan Februari hingga April, sementara sebagian kecil populasi berkembang biak di Afrika Selatan pada bulan September hingga November.[1]

Burung bangau putih di Eropa tengah kembali ke sarang yang dibuat pada tahun sebelumnya ketika akhir Februari hingga pertengahan April. Waktu musim kawin berlangsung dari April hingga September. Waktu perkembangan biak berlangsung selama 33-34 hari. Umumnya burung bangau putih ini menelurkan 3 hingga 5 telur dalam sekali musim kawin. Burung jantan dan betina bergantian dalam menjaga telur. Bulan pertama ketika telur burung ini menetas, anak burung ini akan dirawat secara konsisten oleh induknya. Burung akan belajar terbang selama 2 bulan. Setelah 2 bulan burung akan menjadi independen dan meraih kematangan seksual ketika berumur 3-5 tahun.[4]

Makanan

sunting

Burung ini merupakan burung karnivora. Biasanya burung ini memakan beberapa mamalia kecil, serangga besar, hewan amfibi, ular, kadal, cacing tanah, ikan, telur burung lainnya, moluska, dan krustasea.[1]

Habitat

sunting

Burung ini menempati area terbuka dan menghindari area yang dingin, cuaca basah, area bervegetasi rapat seperti hutan. Ketika musim dingin burung ini akan pergi ke daerah yang lebih kering seperti sabana dan padang rumput.[1]Burung ini umumnya membuat sarang di pohon tua dan bebatuan. Burung yang lebih terdomestikasi akan bersarang di atas atap ataupun cerobong[4]

Migrasi

sunting

Burung ini bermigrasi ke afrika selatan dari bulan Agustus hingga September, dan Kembali ke daerah asalnya pada akhir April atau Mei. Kawanan terbesar burung ini bermigrasi sekitar 10000 ekor burung, dengan kepadatan berlebih pada beberapa rute migrasi (seperti di Gibraltar dan Bosphorus).[5]

Burung ini umumnya diam, tetapi ketika memanggil pasangannya burung ini membunyikan paruh mereka.[5]

Infantisida

sunting

Burung ini merupakan salah satu burung yang melakukan infantisida. Burung ini melakukan infantisida dengan membuang telur yang ada di sarangnya atau memakan anaknya sendiri. Dalam populasi burung yang ada di Tortosa, satu dari 6 sarang burung melakukan infantisida pada tahun 1987 dan di Redondo 6 dari 23 sarang pada tahun 1990. Burung ini tidak melakukan infantisida ketika makanan berlimpah.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e IUCN (2016-10-01). "Ciconia ciconia: BirdLife International: The IUCN Red List of Threatened Species 2016: e.T22697691A86248677" (dalam bahasa Inggris). doi:10.2305/iucn.uk.2016-3.rlts.t22697691a86248677.en. 
  2. ^ The role of animals in emerging viral diseases. Johnson, Nicholas, 1968-. San Diego, CA. ISBN 978-0-12-405515-5. OCLC 861536219. 
  3. ^ a b Zieliński, Piotr (2002-12). "Brood Reduction and Parental Infanticide — are the White Stork Ciconia ciconia and the Black Stork C. nigra exceptional?". Acta Ornithologica (dalam bahasa Inggris). 37 (2): 113–119. doi:10.3161/068.037.0207. ISSN 0001-6454. 
  4. ^ a b c d "White Stork (Ciconia ciconia): Brief fact sheet". www.euronatur.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-27. 
  5. ^ a b c d "White Stork, Ciconia ciconia - Birds - NatureGate". www.luontoportti.com. Diakses tanggal 2020-02-27.