The Bartimaeus Trilogy
The Bartimaeus Trilogy adalah seri novel fantasi karya Jonathan Stroud dari Inggris. Seri ini terdiri dari tiga novel yang aslinya diterbitkan dalam bahasa Inggris dalam periode tahun 2003 hingga 2006 oleh penerbit Hyperion Books, salah satu divisi dari The Walt Disney Company. Di Indonesia, seri pertama novel ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pertama kali pada Mei 2007.
Pengarang | Jonathan Stroud |
---|---|
Penerjemah | Poppy Damayanti Chusfani |
Negara | Amerika Serikat (terbitan asli) |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Seri | The Bartimaeus Trilogy: • Amulet Samarkand • The Golem's Eye • Ptolemy's Gate |
Genre | Novel fantasi |
Penerbit | • Gramedia Pustaka Utama (RI) • Hyperion Books (Amerika Serikat) |
Tanggal terbit | • Mei 2007 (Indonesia) • 2003 (Amerika Serikat) |
Karakter yang menjadi judul novel ini, Bartimaeus, adalah jin berusia 5000 tahun, makhluk halus dengan kekuatan menengah. Dalam seri ini dikisahkan ada lima tingkatan makhluk halus dari "Dunia Lain" menurut kekuatannya, mulai dari yang terendah: imp, foliot, jin, afrit, hingga yang terkuat, marid. Dalam setiap tingkatan juga terdapat beragam sub-kelas. Selain kelima jenis ini, sebenarnya terdapat pula makhluk yang lebih kuat lagi, tetapi mereka jarang dipanggil dari Dunia Lain. Yang paling terkenal dari antara mereka bernama Ramuthra dan Nouda.
Buku ini dikisahkan dari empat sudut pandang utama, seorang penyihir muda bernama John Mandrake (terlahir Nathaniel), jin Bartimaeus, seorang commoner Kitty Jones, dan secara singkat, makhluk foliot bernama Simpkin.
Ketiga novel dalam seri ini adalah:
- Amulet Samarkand (terbit Mei 2007 dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa aslinya berjudul The Amulet of Samarkand)
- The Golem's Eye
- Ptolemy's Gate
Pengarang
suntingThe Bartimaeus Trilogy merupakan salah satu dalam daftar best seller dari New York Times. Jonathan Stroud yang mengarang trilogi ini juga menghasilkan karya lainnya, di antaranya "The Leap", "Buried Fire", dan "The Last Seige". Ia tinggal bersama dengan keluarganya di Inggris. Stroud merupakan penulis buku-buku fiksi dan buku-buku untuk anak-anak.
Latar belakang
suntingKetiga novel memiliki latar belakang di sebuah dunia fiksi, namun banyak nama-nama negara, kota, peristiwa, dan tokoh yang berasal dari dunia nyata. Novel ini juga menukil dari kisah-kisah nyata seperti Praha, Salomo (Solomon), Kerajaan Romawi, William Gladstone, Benjamin Disraeli, Revolusi Amerika, dan lain-lain.
Gagasan kisah ini adalah bahwa sihir, para penyihir, dan jin adalah hal-hal yang nyata dan aktif sepanjang sejarah, yang membedakan sama sekali dengan dunia nyata. Di antaranya, perbedaan ini tercermin secara jelas untuk hal-hal modern seperti listrik dan mobil, padahal alur waktu yang diceritakan berkisar pada tahun 2005. Seri Bartimaeus juga menukil dari beragam mitologi dan dongeng seperti kisah Seribu Satu Malam dan Homerus.
Dalam novel ini, sistem pemerintahan ditampilkan secara feodal (sementara sistem kerajaan Inggris disebutkan telah berlalu lama sebelum masa di novel ini), di mana masyarakat terdiri dari dua kelas: penyihir dan commoner (kaum awam atau orang biasa yang tidak memiliki bakat sihir).
Kaum penyihir adalah kelas penguasa dan menduduki jabatan-jabatan penting di pemerintahan. Para penyihir sebetulnya memiliki kekuatan sihir yang terbatas dan lebih banyak menggunakan sihir secara tidak langsung dengan cara memanggil, mengikat, dan mengontrol makhluk halus. Selain mempergunakan makhluk halus, mereka juga dapat melakukan sihir dengan membuat benda-benda berkekuatan sihir.
Para commoner adalah mereka yang tidak dapat mempergunakan sihir dan merupakan kaum kebanyakan dalam masyarakat. Mereka dapat diatur oleh kaum penguasa melalui ketakutan dan kebodohan. Tercatat bahwa beberapa dari commoner lahir sebagai resistan yang memiliki resistensi terhadap sihir, atau kepekaan akan keberadaan sihir.
Buku ini memadukan Inggris masa kini dengan zaman lampau. London dikisahkan masih memiliki Istana Kristal yang sudah hancur dalam kebakaran pada tahun 1936. Di istana inilah klimaks dalam Amulet Samarkand terjadi dan pastinya bukan pada tahun 1936. Pesawat terbang dan surat elektronik juga disebutkan, menguatkan bahwa latar belakang kisahnya berada dalam masa kini. Menara London masih dipergunakan sebagai penjara. Tempat lilin dalam buku pertama dibuat dari "kristal yang diambil dari reruntuhan Versailles", dan secara implisit Prancis, Jerman, dan Italia berada di bawah kekuasaan Inggris. Musuh utama Inggris dalam kisah ini adalah Kerajaan Ceko yang kekuasaannya telah jatuh tapi masih memiliki kebencian akan Inggris.
Dalam buku ketiga, perang melawan "koloni Amerika" adalah penyebab utama perbedaan pendapat di antara kaum commoner. Tampaknya, Inggris masih berkuasa di Amerika Utara dan mengirimkan pasukan ke sana untuk meredam ketidakpuasan.
Ikhtisar trilogi
suntingAda tiga masa yang dikisahkan dalam trilogi ini. Yang pertama dan terbesar dari plot secara keseluruhan adalah kebangkitan dan kejatuhan London sebagai kekuatan dunia. Yang kedua dan ketiga cenderung lebih personal; perubahan Nathaniel, seorang anak laki-laki yang polos dan menyedihkan, menjadi John Mandrake yang haus kekuasaan dan arogan, dan kembali lagi ke anak laki-laki yang lama. Dan yang ketiga, melibatkan Kitty dan Bartimaeus, yang memperlihatkan hubungan yang tidak biasa antara manusia dan makhluk halus, mengembalikan kepercayaan antara satu sama lain dalam ras mereka.
Amulet Samarkand
sunting- Buku pertama dalam seri ini memperkenalkan Nathaniel sebagai anak kecil berusia 12 tahun yang memiliki bakat sihir, yang diserahkan untuk magang dan belajar di bawah seorang menteri muda, penyihir menengah berusia setengah baya bernama Underwood sebagai masternya. Nathaniel kemudian berganti nama sihir menjadi "John Mandrake" untuk melindunginya sebagaimana lazimnya di dunia sihir. Nama lahir harus disembunyikan oleh para penyihir yang telah akil balig oleh karena nama lahir dapat dipergunakan untuk mengontrol penyihir yang bersangkutan, praktik yang sering terjadi di antara kaum penyihir.
- Setelah dipermalukan oleh seorang menteri, Simon Lovelace, di depan umum, Nathaniel memutuskan untuk membalas dendam kepadanya. Tanpa diketahui masternya, Nathaniel berhasil mempelajari sihir-sihir tingkat tinggi, berhasil memanggil jin Bartimaeus untuk memperbudaknya. Semuanya ini dilakukan ketika Nathaniel belum mengganti nama penyihirnya. Tanpa disengaja, Bartimaeus berhasil mendengar nama lahir Nathaniel. Akibatnya, kontrol Nathaniel atas Bartimaeus berkurang (di mana Bartimaeus dapat menolak mantra sihir Nathaniel dengan mempergunakan nama lahir itu). Namun, dengan kecerdikannya Nathaniel (sekarang John Mandrake) berhasil mengendalikan kembali jin tersebut.
- Nathaniel mempergunakan sang jin untuk mencuri benda berharga milik Lovelace, "Amulet Samarkand". Amulet ini memiliki kekuatan sihir yang besar sehingga pemakainya tidak dapat diserang dengan kekuatan sihir yang lebih rendah karena Amulet tersebut akan meredakannya terlebih dahulu sekalipun tidak disadari pemakainya. Peristiwa demi peristiwa berlangsung cepat, Bartimaeus dan Nathaniel kemudian terjebak di tengah-tengah politik sihir kotor, mata-mata, pemerasan, fitnah, dan pemberontakan Lovelace terhadap Perdana Menteri. Dalam klimaksnya, Nathaniel berhasil menyelamatkan sebagian kabinet pemerintahan dengan mengalahkan Lovelace dan makhluk iblisnya yang luar biasa kuat, Ramuthra. Sesuai janjinya, Nathaniel kemudian membebaskan Bartimaeus dari kekuasaannya.
The Golem's Eye
sunting- Buku kedua dibuka pada masa tiga tahun setelah klimaks dalam buku pertama. Nathaniel telah menjadi penyihir junior yang sedang berkarier di pemerintahan. Dalam buku ini, Kitty Jones mulai diperkenalkan sebagai tokoh penting. Jones merupakan bagian dari gerakan perlawanan yang berjuang untuk mengakhiri penjajahan para penyihir atas para commmoner. Nathaniel diperintahkan atasannya untuk menghancurkan gerakan perlawanan itu dan menangkapi para anggotanya. Tugasnya menjadi rumit ketika makhluk jejadian dari tanah liat yang tampaknya tak terkalahkan mulai menyerang secara acak di London. Nathaniel kembali memanggil jin Bartimaeus, yang sama sekali tidak senang, untuk membantunya membongkar asal usul makhluk jejadian itu, dan untuk menyelamatkan dirinya.
Ptolemy's Gate
sunting- Dalam buku terakhir serial ini, Nathaniel telah menjadi penyihir senior dan menjadi anggota dari dewan pemerintah, sebuah kelas penyihir elit di pemerintahan. Bartimaeus masih berada di Bumi dikuasai oleh Nathaniel dan diperlakukan dengan penuh penghinaan. Sementara itu, Kitty Jones berhasil menyamar dan menyelesaikan penyelidikannya akan sihir dan makhluk-makhluk halus. Ia berharap bahwa ini akan membawanya untuk dapat memecahkan konflik tak berujung antara jin dan manusia. Plot utama dalam buku ini adalah konspirasi untuk menggulingkan pemerintahan, yang menyebabkan ancaman yang paling berbahaya dalam sejarah sihir. Bersama-sama, Nathaniel, Bartimaeus, dan Kitty berusaha menyelamatkan kota London dari ancaman ini.
- Bartimaeus memberitahu kita bahwa ada lingkaran tak berujung, di mana para penyihir menguasai commoner, penyihir memanggil makhluk-makhluk halus, makhluk-makhluk halus menyebarkan sihir di seluruh kota, beberapa commoner mendapatkan resistensi terhadap sihir, commoner memberontak terhadap penyihir, penyihir digulingkan, dan makhluk-makhluk halus kembali ke Dunia Lain hingga penyihir bangkit kembali. Lingkaran ini tampaknya merupakan plot utama, dengan kejatuhan London. Bartimaeus menceritakan pemerintahan-pemerintahan sihir sepanjang hidupnya, seperti Baghdad dan Mesir, yang juga telah runtuh.
Dunia Lain
sunting- Dunia Lain adalah dunia di mana makhluk-makhluk halus tinggal di mana waktu tidak berkuasa dan di mana para makhluk itu adalah satu kesatuan selama mereka berdiam di dalamnya. Di dunia ini, keberadaan makhluk halus dapat menyembuhkan dan menumbuhkan kembali. Manusia yang diketahui pernah mengunjungi Dunia Lain adalah Ptolemaeus dengan mempergunakan pembalik ketika melakukan pemanggilan; dan Kathleen Jones (Kitty Jones). Di sini adalah dunia di mana jin jenaka tingkat-keempat, Bartimaeus, tinggal ketika ia tidak sedang menjadi budak dari penyihir.