Berthe Marie Pauline Morisot (Bahasa Perancis: [mɔʁizo]; 14 Januari 1841 – 2 Maret 1895) adalah pelukis dengan gaya impresionisme dan anggota perkumpulan pelukis impresionis. Ia adalah istri dari Eugène Manet, saudara dari Édouard Manet yang merupakan rekan sesama pelukis.[1]

Berthe Morisot
Berthe Morisot
LahirBerthe Marie Pauline Morisot
(1841-01-14)14 Januari 1841
Bourges, Cher, France
Meninggal2 Maret 1895(1895-03-02) (umur 54)
Paris, France
MakamCimetière de Passy
KebangsaanFrench
Dikenal atasPainting
Karya terkenalThe Cradle, View of Paris from the Trocadero, After Lunch, Summer's Day
Gerakan politikImpressionism
Suami/istri
(m. 1874; meninggal 1892)
Musicbrainz: 5f3bb6a9-14f9-42bb-81e4-e019c6a85758 Discogs: 2403003 Find a Grave: 7152 Modifica els identificadors a Wikidata

Morisot awalnya diterima dengan baik di Salon de Paris, tidak seperti pelukis impresionis lainnya. Disponsori oleh pemerintah dan dinilai oleh para akademisi, Salon ini adalah pameran resmi tahunan dari Académie des beaux-arts di Paris. Karyanya dipilih dalam enam kali sub pameran berturut-turut pada tahun 1874. Tapi ia ikut mengalami ketidakpuasan dan hasilnya kemudian bergabung dengan kelompok pelukis impresionis dalam pameran pertama mereka yang mengikut sertakan Paul Cézanne, Edgar Degas, Claude Monet, Camille Pissarro, Pierre-Auguste Renoir dan Alfred Sisley. Pameran ini diselenggarakan di studio fotografi Nadar.[2]

Di kalangan pelukis impresionis, ia dikenal dengan julukan "les trois grandes dames" bersama Marie Bracquemond dan Mary Cassatt.[3]

Masa kecil

sunting

Morisot lahir di Bourges, France, di kalangan keluarga borjuis. Ayahnya, Edmé Tiburce Morisot, aalah seorang prefect (administrator senior) di Departemen Cher. Ayahnya juga mempelajari arsitektur di École des Beaux Arts. Ibunya, Marie-Joséphine-Cornélie Thomas, keponakan-cucu dari Jean-Honoré Fragonard, seorang pelukis gaya Rococo di masa lalu. Dia punya dua kakak, Yves (1838–1893) dan Edma (1839–1921), dan seorang adik laki-laki, Tiburce, yang lahir tahun 1848. Keluarga ini pinda ke Paris tahun 1852, saat ia masih kecil.[4]

Pendidikan seni

sunting

Sebagai anak kalangan borjuis, Berthe Morisot mendapatkan pendidikan seni, terutama melukis. Ia dan saudaranya diajarkan melukis secara privat oleh Geoffroy-Alphonse Chocarne dan Joseph Guichard. Morisot dan kakak-kakaknya awalnya ingin belajar melukis untuk menghadiahi lukisan untuk ulang tahun ayah mereka. Tahun 1857, Guichard mengajak mereka mengunjungi Galeri Louvre. Ini memberi mereka kesempatan meniru lukisan-lukisan terkenal. Ia harus menerima kenyataan bahwa bukan hanya harus diawasi, mereka juga terhalangi untuk mendapatkan latihan formal.[4]

Ia dan kakaknya Edma sangat dekat saat melukis, sampai akhirnya Edma menikah dengan seorang pelaut, Adolphe Pontillon, pindah ke Cherbourg dan jarang melukis lagi. Sementara Yves menikah dengan Theodore Gobillard, petugas pajak.[4]

Kebiasaannya meniru lukisan-lukisan di Louvre membuatnya berkenalan dengan Manet dan Monet. Tahun 1861, ia berkenalan dengan Jean-Baptiste-Camille Corot, seorang pelukis pemandangan terkenal dari Sekolah Barbizon. Corot memperkenalkannya dengan pengalaman melukis di alam terbuka, yang segera ia sukai. Ia kemudian juga berguru kepada Achille Oudinot pada tahun 1863.[5]

Apresiasi dan teknik melukis

sunting

Morisot sepanjang hidupnya dianggap tidak terlalu setara dengan rekannya yang laki-laki karena statusnya sebagai perempuan. Lukisannya dianggap terpengaruh gaya feminim, karena warna lembut yang digunakan dan kesan elegannya. Perasaan dibedakan ini membuatnya harus berusaha keras, yang diungkapkannya dalam catatannya, "Kurasa tak ada laki-laki yang memperlakukan perempuan setara, dan itulah yang saya harapkan ada, karena saya tahu saya sama berharganya dengan mereka."[6]

Ia dianggap memegang kuas dengan terlalu lemah lembut, sehingga sering disebut dengan teknik effleurer (menyentuhkan kuas dengan lembut). Ia juga, seperti pelukis impresionis lainnya, mulai melukis di udara terbuka. Ia juga melukis di kanvas yang tidak dilapisi gesso, atau dikenal dengan istilah unprimed canvass, yang juga dipraktekkan oleh Manet dan Eva Gonzalès. Eksperimen kanvas tanpa gesso ini membuat tarikan garisnya makin lembut. Pada tahun 1888–89, tarikan garisnya sedikit berubah dari pendek dan cepat, menjadi panjang dan melengkung mengikuti bentuk objek. Bagian sudut lukisannya sering kali dibiarkan seolah tidak diselesaikan, memperlihatkan tekstur asli kanvas dan spontanitasnya dalam melukis.[6]

Setelah 1885, ia selalu membuat sketsa mendetail terlebih dahulu sebelum membuat lukisan cat minyak sebenarnya. Namun ia juga membuat lukisan cat minyak spontan, cat air dan pastel pada waktu bersamaan. Ia juga banyak bereksperimen dengan berbagai pilihan media.[6]

Ukuran lukisan Morisot cenderung kecil.[6]

Morisot terkenal karena teknik membangun ruang dan bidang dengan pendekatan warna.[6]

Bergabung dengan gerakan impresionisme

sunting

Berbeda dengan banyak pelukis impresionis lain, Morisot sebenarnya diterima di Salon de Paris. Ia mulai mendapat penghargaan tampil di pameran ini sejak umur 23 tahun, pada tahun 1864, dengan dua lukisan pemandangan yang dibuat.[7]

Tak lama lukisannya sering muncul di Salon dan mendapat banyak pujian. Namun pada tahun 1874 ia mulai mengikuti pameran para pelukis impresionis. Hanya pada tahun 1878 lukisannya absen, saat harus melahirkan anaknya.[7]

Impresionisme yang dianggap hanya memainkan warna-warna cerah, efek permukaan yang sensual dan persepsi yang instan, membuat banyak kritik menganggap bahwa gaya ini, yang sebelumnya dianggap medan tempur pelukis maskulin, kemudian dianggap lebih cocok untuk perempuan yang temperamennya dianggap lebih lemah, intelektualitasnya lebih rendah dan sensibilitas lebih baik dibanding laki-laki.[8]

Ia baru mulai benar-benar dianggap sejak tahun 1872. Ia menemukan audiens karyanya bersama Durand-Ruel, seorang kolektor privat, yang membeli 22 karyanya sekaligus. Tahun 1877, ia mulai dipuji kritikus di Le Temps sebagai "Seorang impresionis sebenarnya dari group ini." Ia memilih berpameran dengan nama gadisnya, ketimbang menggunakan nama palsu atau namanya setelah menikah. Setelah keahlian dan gayanya terus berkembang, banyak yang mulai berubah pikiran menjadi menghargai Morisot. Pada pameran 1880, juri menganggap Morisot salah satu yang terbaik, bahkan Albert Wolff yang dulu melecehkannya.[9]

Contoh lukisan

sunting

Kehidupan pribadi

sunting

Morisot datang dari keluarga berada. Orangtuanya mengabdi kepada pemerintah. Ia diperkenalkan oleh rekan sesama pelukis, Édouard Manet pada tahun 1874 dengan calon suaminya, Eugène Manet yang merupakan saudara Édouard. Tanggal 14 November 1878, ia melahirkan anak satu-satunya, Julie, yang kemudian sering muncul dalam lukisan Berthe dan pelukis-pelukis impresionis lainnya, termasuk Renoir dan Édouard.[10]

Surat menyurat antara Morisot dan Édouard Manet memperlihatkan hubungan yang hangat. Manet bahkan menghadiahkannya easel baru sebagai hadiah natal. Morisot sering berpose untuk Manet. Berthe meninggal pada tanggal 2 Maret 1895 di Paris, akibat pneumonia akibat tertular anak perempuannya. Berthe kemudian dimakamkan di Cimetière de Passy.[11]

Referensi

sunting