Bhanurekha Ganesan
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Bhanurekha Ganesan (diucapkan [rɛxaː]; lahir 10 Oktober 1954), dikenal secara mononim sebagai Rekha, adalah seorang aktris India. Dikenal atas perannya dalam berbagai genre—dari drama percintaan hingga cerita seru—yang dianggap telah berkontribusi untuk menciptakan perubahan konsep penggambaran perempuan dalam perfilman Hindi, ia merupakan salah satu aktris terkemuka antara 1970-an dan 1990-an.[3] Rekha telah memenangkan beberapa penghargaan, termasuk sebuah Penghargaan Film Nasional dan empat Penghargaan Filmfare. Pada 2010, ia dianugerahi Padma Shri, penghargaan sipil tertinggi keempat di India.
Rekha | |
---|---|
Lahir | Bhanurekha Ganesan 10 Oktober 1954 Chennai, Tamil Nadu, India |
Nama lain | Rekha Agarwal[1] |
Pekerjaan | Pemeran |
Tahun aktif | 1966–sekarang |
Karya | Daftar lengkap |
Kekayaan bersih | ₹2,9 milyar (US$41 juta)[2] |
Suami/istri | Mukesh Agarwal
(m. 1990; meninggal 1990) |
Orang tua |
|
Kerabat | Keluarga Ganesan |
Penghargaan | Daftar lengkap |
Penghormatan | Padma Shri (2010) |
Situs web | rekhathediva |
Penghargaan
| |
|
Rekha lahir dari Gemini Ganesan dan Pushpavalli dari sebuah hubungan luar pernikahan. Setahun sebelukm kelahirannya, Ganesan secara diam-diam berhubungan dengan Savitri semasa pengambilan gambar Manam Pola Mangalyam dan menikahi dengannya tidak lama setelah media melaporkan hubungan mereka. Hal tersebut mengakibatkan Rekha hampir tidak pernah melakukan kontak dengan ayahnya, dan membuatnya mengalami kesulitan finansial pada masa kecil. Untuk mengatasinya, ia keluar dari sekolahnya pada usia 12 untuk mengambil sebuah peran non-akting dalam film Tamil pertamanya Rangula Ratnam, yang kemudian sukses secara komersial. Rekha terjun ke akting setelah menerima sebuah tawaran dari seorang sutradara pada akhir 1968 untuk membintangi Do Shikaari. Film tersebut seharusnya menjadi debut Hindi-nya, namun karena masalah penyensoran, rilisnya ditunda hingga 1979. Oleh karenanya, film drama 1970 Sawan Bhadon menandai debut aktingnya sekaligus menjadi film berbahasa Hindi pertamanya.
Prospek karier Rekha berfluktuasi pada 1974 hingga 1975, ketika ia hanya menghasilkan satu kesuksesan komersial setiap tahunnya, namun kembali membaik setelah film cerita seru Do Anjaane (1976) sukses secara besar-besaran dan memberikan Rekha sambutan positif kritikus. Film sosial Ghar (1978), di mana ia berperan sebagai seorang korban perkosaan, menandai titik balik baginya. 1980 dan 1981 menjadi fase terbaik bagi Rekha ketika audien dan kritikus sangat menyambut penampilannya sebagai seorang perempuan riang dalam Khubsoorat dan seorang pelacur dalam Umrao Jaan; masing-masing dari kedua film tersebut membuatnya meraih Penghargaan Filmfare dan Penghargaan Film Nasional untuk Aktris Terbaik. Ia setelahnya mengiringi masa-masa tersebut dengan membintangi beberapa keberhasilan box office, meliputi film kejahatan Kalyug (1981) dan Phool Bane Angaray (1991), film romansa Jeevan Dhaara (1982) dan Mujhe Insaaf Chahiye (1983), dan film aksi Khoon Bhari Maang (1988).
Kritikus beranggapan bahwa karier Rekha telah berakhir setelah enam filmnya gagal secara komersial selama empat tahun beruntun dari 1992. Karena hal tersebut, ia beralih ke industri pemotretan gambar dan, semenjak itu, lebih banyak tampil dalam sampul majalah. Tiga kesuksesan lanjutan Rekha selama periode tersebut adalah film aksi Khiladiyon Ka Khiladi (1996) dan Aastha: In the Prison of Spring (1997). Mulai awal 2000-an, ia mengurangi jumlah karya aktingnya. Per saat tersebut, ia hanya membintangi sejumlah proyek, termasuk Zubeidaa (2001), Lajja (2001), Dil Hai Tumhaara (2002), Koi... Mil Gaya (2003), dan Krrish (2006), dan menerima tawaran untuk memainkan peran-peran istimewa dan tamu. Krrish menjadi film berkeuntungan tertingginya hingga sekarang.
Di samping berakting, Rekha adalah seorang pelatih kebugaran dan kecantikan dan telah menerbitkan sebuah buku tentang panduan yoga. Sejumlah kontroversi meliputi kehidupan pribadinya, terutama terkait rumor perselingkuhannya dengan beberapa pemeran, salah satunya adalah Amitabh Bachchan—puncaknya terjadi selama produksi dan setelah perilisan Silsila pada 1981. Rekha hanya menikah satu kali, dengan industriawan Mukesh Agarwal pada 1990. Pernikahan tersebut hanya berjalan selama kurang dari setahun, ketika Agarwal memutuskan untuk melakukan bunuh diri, yang berujung membuat Rekha disalahkan atasnya.
Kehidupan awal dan latar belakang
sunting"Masa kecilku sangat tidak biasa. Aku ... sendirian ... gendut dan canggung. Aku ingin belajar menari, tetapi aku tidak bisa. Aku cinta olahraga, tetapi aku terlalu gendut untuk ikut serta ... Aku tidak mempunyai teman ... Aku ingat, banyak anak-anak akan mengelilingiku ketika aku memakan coklat, tetapi begitu mereka selesai, mereka menghilang."
—Rekha, diwawancarai oleh Pritish Nandy dari The Illustrated Weekly of India, 1990[4]
Rekha lahir dengan nama Bhanurekha Ganesan pada 10 Oktober 1954 di Madras (sekarang Chennai) dari pasangan Gemini Ganesan dan Pushpavalli.[5][6] Keduanya adalah pemeran dari perfilman Tamil dan dianggap sebagai salah satu pasangan layar lebar paling sukses. Beberapa laporan oleh media menyatakan bahwa mereka tidak pernah menikah.[7] Dari hubungan tersebut, Rekha mempunyai seorang saudara perempuan, Radha (k. 1956).[8] Dalam suatu wawancara dengan The Times of India pada 1987, ia mengatakan Telugu merupakan bahasa ibunya.[9] Ia menambahkan bahwa ia juga sedikit fasih dalam bahasa Hindi dan terkadang memakai bahasa Inggris ketika berpikir.[10]
Menurut Yasser Usman, kehidupan awal Rekha diiringi dengan terpaan gosip dan rumor media.[11] Ketika pengambilan gambar Manam Pola Mangalyam (1953), Ganesan dilaporkan berhubungan secara percintaan lawan mainnya Savitri. Redaktur The Times of India Narayani Ganesh membenarkan kabar tersebut, dan kemudian memberitakan bahwa mereka menggelar sebuah upacara pernikahan secara diam-diam di sekitar Bukit Chamundi.[8] Kejadian tersebut membuat Pushpavalli kecewa dengannya, dan menjadikan Ganesan hampir tidak pernah menemuinya dan anaknya; mendatang, Rekha mengutip insiden perselingkuhan tersebut sebagai "benturan terdalam" hidupnya. Pushpavalli kemudian menjalin hubungan dengan sinematografer K. Prakash, dan setelahnya memiliki dua anak: Dhanalaskhmi dan Seshu.[12] Di samping itu, Ganesan memiliki total enam anak dari pernikahannya dengan Savitri dan istri pertamanya Alamelu. Dengan begitu, Rekha memiliki sembilan saudara, termasuk kandung dan tiri.[13]
Terlepas dari statusnya sebagai salah satu bintang paling sukses dalam perfilman India Selatan, Ganesan tidak pernah melakukan tugasnya sebagai seorang ayah bagi anak-anak Pushpavalli dan Rekha mengaku tidak pernah mendapatkan nafkahnya, mengatakan, "Saya tak berpikir ia menyadari [keberadaan]ku.[14][15][16] Rekha menggambarkan bagaimana berbicara dengan ayahnya layaknya "berbicara dengan orang asing", dan menambahkan, "[Meski begitu] kami merasakan kehadirannya kemanapun kami pergi [dan] untuk apapun yang kami lakukan."[17][18] Pushpavalli kemudian menjadi sosok ayah serta ibu bagi Rekha, dan karena ketidakhadiran Ganesan, mereka kesulitan secara keuangan.[16][19] Atas permintaan ibunya, Rekha keluar dari Sekolah Konven Taman Gereja (sebuah sekolah di Chennai) pada usia 12 tahun untuk mengambil sebuah peran kecil dalam Rangula Ratnam, di mana ia menyanyikan sebuah lagu devosi dan menggunakan nama "Baby Bhanurekha".[15][16][20][21] Disutradarai dan diproduseri oleh B. N. Reddy, film tersebut berkisah tentang sebuah keluarga menengah bawah dan berlatarbelakangkan masa-masa pemilihan umum. Film tersebut sukses secara komersial setelah perilisannya pada 1966,[15][22] dan meraih Penghargaan Film Nasional untuk Film Fitur Terbaik dalam bahasa Telugu dan Penghargaan Nandi untuk Film Fitur Terbaik.[23][24]
Pada akhir 1968, sutradara Kuljeet Pal mendatangi Gemini Studios untuk mencari seorang pendatang baru untuk proyek terbarunya, Anjana Safar (diadaptasi dari King Solomon's Mines).[25] Pal memilih Rekha, mengatakan bahwa ia memiliki "keunikan" pada "keluguan, keterusterangan, dan spontanitasnya", dan kemudian menempatkannya sebagai pemeran utama perempuan kedua setelah Vanisri. Untuk persiapan, Pal berkunjung ke rumah Pushpavalli untuk melakukan sebuah tes layar kepada Rekha dengan mendiktekan sejumlah dialog berbahasa Hindi yang kemudian akan Rekha tulis ulang dalam huruf Latin. Setelah menghapal dan mengucapkannya ulang, Pal terpukau dengan kemampuan Rekha untuk berbahasa Hindi layaknya, mengatakan, "Seolah-olah ia adalah penutur asli dari [bahasa tersebut]."[26] Dari kunjungan tersebut, Rekha mendapatkan sebuah kontrak selama lima tahun untuk membintangi delapan film yang diproduseri oleh Pal dan saudara laki-lakinya Shatrujit.[27]
Kehidupan dan karier
sunting1969–1973: Debut dalam perfilman Hindi
sunting"Baru pada 1970an—film pertama saya adalah sebuah kesuksesan—saya menjadi seorang bintang satu malam, tetapi bagi saya yang menyenangkan adalah teman-teman sekolah menyukai film saya, dan hal tersebut membuat saya bahagia, saya benar-benar tidak tahu apa yang saya lakukan awalnya."
—Rekha, dalam sebuah wawancara dengan The Asian Age, 2019[28]
Pada 1969, Rekha pindah ke Mumbai.[29] Di sana, ia menyewa sebuah kamar di Hotel Ajanta untuk penginapannya saat pemfilman Anjana Safar dan seluruh tagihan dibayar oleh Pal. Ia mendapatkan sebuah bayaran sebesar ₹25.000 (US$350) untuk memainkan peran Sunita, seorang wanita yang terlibat dalam sebuah perburuan harta karun di Afrika.[30] Pengambilan gambar dimulai pada Agustus di Mehboob Studio, dan dilakukan antara pukul sembilan pagi dan sepuluh malam; Rekha mengutip pengalaman tersebut sebagai "tantangan", karena "ibuku tidak bersama denganku" akibat sakit parah; saudari Pushpavalli kemudian menemaninya.[16][31] Adegan pertama yang direkam menampilkan ciuman antara Rekha dengan lawan mainnya Biswajit Chatterjee. Menurut produser Raja Nawathe, itu secara sengaja tidak diberitahukan kepada Rekha untuk menangkap reaksi terkejut aslinya.[32] Adegan tersebut akhirnya disensor oleh Badan Sertifikasi Film Pusat, tetapi berhasil untuk dipasang pada sampul untuk keluaran 1970 Life.[33][34] Anjana Safar berganti judul menjadi Do Shikaari, dan perilisannya yang tertunda hingga 1979 meraih sambutan negatif komersial maupun kritis.[35][36] Penampilannya juga mendapatkan tanggapan buruk dari penonton, dan Yasser Usman merasa bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh statusnya sebagai seseorang dari India Selatan dan kulit gelapnya.[37]
Pada Agustus 1969, syuting untuk tiga film—Sawan Bhadon, Haseenon Ka Devata, dan Mehmaan—yang merupakan hasil dari kontrak antara Rekha dengan Pal dimulai.[37] Dalam film aksi percintaan Sawan Bhadon, Rekha menggantikan Jayshree T. untuk memerankan Chanda, seorang wanita desa yang tidak mendapatkan restu orangtuanya untuk menikah dengan pujaan hatinya. Pada masa-masa tersebut, potongan rambut bagi wanita dalam film adalah sebuah tren. Oleh karenanya, Rekha memakai sebuah wig meskipun rambutnya telah sangat panjang dan tebal. Wig tersebut tidak muat pada kepalanya akibat rambutnya, mendorong penata rambutnya Khatoon dan Khateeja untuk memotong hampir seluruh rambut Rekha.[38] Selama pengambilan gambar, ia dibantu oleh produser Mohan Segal untuk intonasi dan diksi berbahasa Hindi-nya.[39] Sawan Bhadon kemudian dirilis pada 1970, dengan kritikus yang terpecah belah dalam ulasan mereka.[38] Menulis untuk The Hindu, Vijay Lokapally menganggap film tersebut memberikan Rekha sebuah "petunjuk cukup" untuk membuatnya dirinya menjadi salah satu bintang perempuan "papan atas" pada masanya.[40] Dibuat dengan anggaran rendah, film tersebut merupakan kesuksesan komersial pertama Rekha, menghasilkan ₹20 juta (US$280,000).[41][42] Film drama Telugu Ammakosam dirilis pada akhir tahun, dan Rekha mendedikasikan film tersebut untuk ibunya.[43]
Pasca keberhasilan Sawan Bhadon, karier Rekha mulai naik daun.[44] Ketika masa-masa tersebut, ia mulai menurunkan berat badannya, berfokus pada penataan rias, rambut dan busananya, dan menjadi seorang guru kebugaran dan kecantikan. Semenjak itu, ia memilih untuk mengambil peran-peran yang menurutnya lebih "menantang dan substansif".[45] Ia tampil dalam tiga film pada 1971, diawali dengan rilis Haseenon Ka Devata. Film tersebut gagal secara komersial, sama seperti dua film berikutnya: Elaan dan Dost Aur Dushman. Setelah Zameen Aasmaan, Sazaa, Gora Aur Kala, dan Gaon Hamara Shaher Tumhara, Rekha tampil sebagai seorang gadis yang tidak bahagia atas pernikahannya dalam film drama S. M. Abbas Ek Bechara (1972). Produser B. N. Ghosh telah memasukkan Rekha sebagai anggota pemain film tersebut sejak tahun lalu.[44] Pengambilan gambar dilakukan di Shimla, dan media mulai melaporkan hubungan romansa antara Rekha dengan lawan mainnya Jeetendra. Mereka kemudian pergi ke Mumbai setelah pemfilman diselesaikan untuk melakukan makan malam. Pasangan tersebut setelahnya menandatangani sebuah kontrak untuk membintangi Anokhi Ada setelah kesuksesan komersial dari Ek Bechara.[46] Pada tahun yang sama, Rekha tampil dalam tiga film lainnya—Do Yaar, Double Cross, dan Raampur Ka Lakshman—yang seluruhnya tidak terlalu disambut baik di box office.[47]
Film pertama Rekha pada 1973 adalah Mehmaan, sebuah drama kejahatan dari sutradara Kotayya Pratyagatma. Film tersebut mengisahkan sebuah usaha seorang inspektur polisi (diperankan oleh Biswajit Chatterjee) untuk menemukan pelaku pembunuhan ayahnya, dan menampilkan Rekha dalam peran pendukung sebagai Sheela, seorang wanita idaman dari karakter Chatterjee. Mehmaan dinyatakan gagal secara komersial, sama seperti Khoon Khoon, Kashmakash, Dharma, dan Barkha Bahar. Sebaliknya, dua asosiasinya dengan Dharmendra, dalam film drama Keemat dan cerita seru mata-mata Kahani Kismat Ki, berhasil secara box office dan membuat pemasangan mereka dalam layar menjadi populer;[48] Yasser Usman berkomentar bahwa kesuksesan tersebut "dimanfaatkan" oleh banyak sutradara dan produser pada masa mendatang.[49] The Hindu memberikan ulasan campuran kepada Rekha, menyebutnya "terlalu muda" untuk peran seorang penolong mata-mata dalam Keemat, tetapi memuji kontribusinya dengan Dharmendra terhadap film tersebut.[50] Adegan ketika Rekha mengenakan sebuah handuk setelah selesai mandi dari film tersebut juga menjadi populer.[49]
Anokhi Ada juga dirilis 1973, dan menjadi kegagalan finansial terakhir Rekha pada tahun tersebut.[48] Disutradarai oleh Kundan Kumar dan ditulis oleh Raji Ajmeri, ia ditampilkan sebagai Neeta Gupta, seorang mitra bisnis. Ketika pengambilan gambar, hubungannya dengan Jeetendra mengalami perenggangan dan terekspos oleh publik. Karenanya, mereka sering berkelahi di depan publik dan menyebabkan tahap pemfilman terkendala.[46] Berbicara kepada Jerry Pinto, Rekha mengenang masa tersebut sebagai "kepahitan luar biasa", menambahkan, "Saya ingin ia bersikap untuk adil kepada saya, memberikan sebanyak yang ia dapat dari hubungan tersebut."[51] Setelahnya, Rekha berpacaran kembali dengan Vinod Mehra, yang juga berakhir tidak lama kemudian; ia kemudian berteman baik dengan Khanna.[52] Film romansa Hrishikesh Mukherjee Namak Haraam menandai rilis terakhir Rekha pada tahun tersebut, dan film tersebut suskes secara komersial dan kritis.[48][53] Meskipun tidak satupun adegan menampilkan mereka berdua, itu menandai kerja sama pertama Rekha dengan Amitabh Bachchan, salah satu bintang laki-laki tersukses pada dekade tersebut.[49][54]
1974–1977: Fluktuasi komersial dan Ghar
suntingRekha membintangi empat film pada 1974, dengan tiga di antaranya mengalami kegagalan secara komersial dan kritis: Woh Main Nahin, Duniya Ka Mela, dan Do Aankhen.[55] Film neo-noir Mohan Segal Woh Main Nahin, bersama Navin Nischol, merupakan film pertama Rekha pada tahun tersebut. Sebuah adaptasi dari permainan drama Marathi 1962 To Mee Navhech, film tersebut mengisahkan seorang pelestari hutan yang menyelamatkan seorang wanita dari terkaman binatang buas.[56] Dalam Pran Jaye Per Vachan Na Jaye, sebuah film musikal garapan S. Ali Raza, menjadi satu-satunya kesuksesan finansial Rekha pada 1974, menghasilkan ₹28 juta (US$390,000).[55] Ia mengalami pergantian lawan main untuk proyek berikutnya Duniya Ka Mela, setelah produser G. M. Roshan mengeluarkan Amitabh Bachchan dan menggantikannya dengan Sanjay Khan.[57] Rilis terakhirnya pada tahun tersebut Do Aankhen, sebuah drama keluarga beranggaran rendah garapan Ajoy Biswas.[58] Menjelang akhir tahun, ia mulai berpacaran dengan pemeran teater Kiran Kumar, sering dipanggil olehnya sebagai Kin Kin; semenjak saat tersebut, Rekha mulai sering untuk tampil bersama dengannya dalam berbagai acara film.[59]
Rekha hanya menghasilkan satu kesuksesan komersial pada 1975, Dharmatma, sama seperti tahun sebelumnya.[60] Dalam film tersebut, ia berperan sebagai Anu (seorang teman masa kecil dari karakter Feroz Khan). Film tersebut berdasarkan pada film kejahatan Amerika Serikat The Godfather (1972), dan menjadi film India pertama yang mengambil gambar di Afghanistan.[61][62] Hubungan Rekha dengan Kiran Kumar menciptakan kendala terhadap tahap produksinya. Pasca cuti jadwal pertama di Mahabaleshwar berakhir, Rekha tidak muncul untuk syuting berikutnya hingga dua hari ke depan. Sengaja untuk melakukannya, ia mengatakan bahwa "secara iseng" berkendara ke Mumbai untuk menemui Kiran. Pada masa mendatang, produser Shiv Kumar mengenang masa tersebut sebagai "pengalaman pahit" dalam produksi Dharmatma.[63] Ayah dari Kiran, Jeevan (seorang pembuat film berketurunan Kashmir Pandit), kemudian berusaha memahami tentang hubungan anaknya dengan Rekha, dan setelahnya melarang hubungan tersebut; ia meyakini bahwa seorang anak "haram" tidak dapat menjadi anggota dari sebuah keluarga. Masalah tersebut kemudian menjadi sorotan dalam media.[64] Sementara itu, perilisan Dharmatma mendatangkan sambutan campuran secara kritis; Suresh Kohli menemukan penampilan Rekha lebih "unggul" dalam adegan "menggoda", meskipun merasa tubuhnya "terlalu gemuk".[65]
Kesuksesan Dharmatma dilanjutkan oleh Rekha dengan dua film yang disambut secara kurang baik di box office.[60] Aakraman karya J. Om Prakash menampilkan Rekha sebagai seorang wanita yang terjebak dalam sebuah cinta segitiga.[66] Qurratulain Hyder memanggil alur film tersebut "sangat-sangat klisé" dan menyebut penampilan Rekha hanya "sebuah pajangan".[67] Kedua adalah Dharam Karam, salah satu perwakilan di Festival Film Internasional India ke-5.[68] Kritikus melihat Rekha "tidak terlalu memancarkan semangat" pada perannya.[69] Do Anjaane menjadi kesuksesan Rekha satu-satunya pada 1976.[70] Ranjan Das Gupta dari The Hindu menyimpulkan bahwa keberhasilan film tersebut memberikan Rekha sebuah status "pemeran berjasa" dari perfilman Hindi,[71] dan Film World menambahkan jika prospek kariernya meningkat.[72] Berdasarkan pada Ratrir Yatri karya novelis Nihar Ranjan Gupta, Do Anjaane menampilkan Rekha sebagai seorang wanita yang menikah dengan seorang kerani kelas menengah.[71] Rekha menerima peran tersebut—yang sebelumnya telah ditolak oleh Sharmila Tagore dan Mumtaz—semata-mata untuk menghindari typecasting.[73] Tahap produksi dilakukan di Kolkata, sebuah kota yang sebelumnya asing bagi Rekha, dan memakan waktu selama beberapa bulan; Rekha mengutip bahwa masa-masa tersebut telah memberikannya "kegugupan berlebih".[74]
Rekha memulai 1977 dengan lima film gagal secara berturut-turut—Saal Solvan Chadya, Ram Bharose, Kachcha Chor, Farishta Ya Qatil, dan Ek Hi Raasta—dan kritikus berkomentar bahwa seluruh film tersebut "terlupakan" pada masa mendatang.[75][76] Pada tahun yang sama, Rekha ditampilkan sebagai seorang pengantin yang tidak stabil secara mental dalam Dildaar dan seorang wanita yang dipaksa untuk mengikuti aliran jahat dalam Chakkar Pe Chakkar; keduanya berkinerja secara rata-rata menurut Box Office India.[75] Namun, rilisnya yang paling signifikan pada tahun tersebut datang dengan Khoon Pasina, menceritakan tentang seorang bos kejahatan (diperankan oleh Amitabh Bachchan) dan pertemuannya dengan calon istrinya (diperankan oleh Rekha). Rumor mengenai hubungan luar pernikahan antara kedua pemeran tersebut yang mulai beredar sejak kesuksesan Do Anjaane meningkatkan apresiasi penonton terhadap perpaduan akting mereka, dan menjadikan film tersebut sebagai film India berpenghasilan tertinggi keenam pada 1977.[75][77]
Fluktuasi karier Rekha berlanjut pada tahun berikutnya. Muqaddar Ka Sikandar, salah satu film terlaris pada masa tersebut, memberikannya nominasi Aktris Pendukung Terbaik Filmfare pertamanya untuk peran pelacurnya.[78][79] Berbicara kepada Dinesh Raheja, ia mengutip peran tersebut sebagai "fase permulaan dari masa ... yang paling indah dari hidupku".[80] Baik film tersebut maupun kinerja Rekha, semuanya ditanggapi secara positif oleh kritikus; Sandeep Yadav berpendapat bahwa Rekha "memberikan sebuah dampak besar" untuk Muqaddar Ka Sikandar, dan Firstpost menyebut film tersebut "memiliki hampir semua unsur ... untuk mendefinisikan perfilman 1970-an".[81][82] Salah satu kegagalan komersial Rekha pada 1978, film drama sosial Ghar, di mana ia berperan sebagai korban pemerkosaan, menandai titik balik dalam kariernya.[15] Sutradara Gulzar ikut berkontribusi dalam komposisi lirikal dari dua lagu ("Aapki Ankhon Mein Kuchh" dan "Aaj Kal Paon Zameen Par Nahi") dalam film tersebut dengan tujuan untuk "memperkuat" perpaduan akting Rekha dan lawan pemerannya Vinod Mehra.[83] Raheja, menulis untuk artikel retrospektif Rediff.com, mengganggap Ghar "menandai kedatangan [karakter] dewasa Rekha", serupa, Murali Gopalan dari Business Line memuji "sensitivitas luar biasa" Mehra dan Rekha dalam menggambarkan subjek pemerkosaan.[84][85] Rekha dinominasikan untuk Penghargaan Filmfare untuk Aktris Terbaik atas penampilannya, dan ia kemudian membeli sebuah rumah baru setelah mendapatkan upah dari proyek tersebut.[86][87]
Pada tahun selanjutnya, Rekha melanjutkan keberhasilan kritisnya dalam Ghar dengan dua kolaborasi dengan Amitabh Bachchan: Mr. Natwarlal dan Suhaag. Dalam film pertama, sebuah komedi aksi yang menandai kerja sama keduanya dengan sutradara Rakesh Kumar, Rekha berperan sebagai seseorang yang disukai oleh seorang penyamar. Beberapa adegan film tersebut diambil gambar di Kashmir, dan Rekha diharuskan untuk bangun pada pukul dua pagi untuk mengurusi riasan wajahnya dan kemudian pergi ke lokasi syuting pada dua jam kemudian. Selama masa tersebut, rumor perselingkuhan Bachchan dan Rekha sering dimanfaatkan oleh beberapa pembuat film untuk menambahkan publisitas dari film-film mereka, termasuk Kumar, dengan memasukkan sejumlah adegan terkait hal tersebut ke dalam Mr. Natwarlal, yang akhirnya berhasil membuat film tersebut sukses.[88][89] Rekha dipertemukan kembali dengan Dharmendra dalam Kartavya, sebuah buat ulang dari film 1973 Gandhada Gudi.[90] Film tersebut membahas tema satwa liar, yang tidak terlalu umum dalam perfilman Hindi, dan menampilkan Rekha dalam peran Nita, seorang ekspatriat yang bekerja untuk sebuah majalah.[91][92]
1980–1981: Masa kejayaan dan kontroversi Silsila
sunting1980-an menandai fase kejayaan dalam karier Rekha.[93] Pada masa tersebut, ia mulai beralih ke industri perfilman paralel, yang belum pernah dilakukan olehnya sebelumnya.[94] Situs web keuangan Box Office India menempatkan Rekha pada posisi pertama sebagai "aktris teratas" 1980.[95] Dalam rilis pertamanya pada tahun tersebut—film aksi Vijay Anand Ram Balram—ia memainkan sebuah peran pendukung sebagai Shobha, seorang putri dari seorang profesor perguruan tinggi, bersama dengan Zeenat Aman. Film tersebut memiliki penayangan perdana yang disambut secara baik dan cukup terkenal di kalangan audien, sama seperti film berikutnya Maang Bharo Sajana (sebuah buat ulang dari film Telugu 1979 Karthika Deepam), di mana ia dipertemukan kembali dengan Jeetendra dan beradu akting dengan Moushumi Chatterjee dan Kajal Kiran.[96]
Namun, Khubsoorat adalah rilis Rekha yang mendapatkan perhatian terbesar pada 1980. Film komedi tersebut menjadi film pertamanya yang berpusatkan pada peran Rekha, dan menampilkannya sebagai Manju Dayal, seorang gadis yang lincah dan nakal; ia menemukan "watak kegesitan" dalam karakter perannya, dan menyebut Manju "agak mirip seperti saya". Film tersebut (dibuat dengan sebuah anggaran kecil) mengharuskan Rekha untuk mengenakan 25 gaya berpakaian berbeda, salah satunya adalah sebuah gaun sederhana dan dua kepangan pada rambutnya, yang sangat terkenal hingga menjadi salah satu tren untuk perempuan pada masa tersebut.[97] Khubsoorat sukses secara komersial, meskipun tidak sebesar dua film sebelumnya, namun film tersebut mendapatkan sambutan kritis yang sangat meriah; Filmfare memasukkan penampilan Rekha dalam daftar retrospektif "80 Penampilan Ikonis", dan menulis, "Khubsoorat adalah salah satu film di mana Rekha sebenarnya muncul ... ia memiliki kesempatan untuk memerankan seseorang yang semangat [dan] menikmati setiap suasana hati dan warna karakternya."[96][98] M. L. Dhawan dari The Tribune menggambarkan Rekha "gagah" dan "menyelimuti" film tersebut dengan "semangat alami"-nya.[99] Film tersebut meraih Penghargaan Filmfare untuk Film Terbaik, dan memberikan Rekha penghargaan Aktris Terbaik pertamanya dari acara serupa.[86][100]
Rekha mengutip penampilannya dalam sebuah adaptasi film dari novel Urdu karya Mirza Hadi Ruswa Umrao Jaan Ada sebagai "langkah paling penting" dalam kariernya.[6][101][102] Berlatarbelakangkan pada 1840-an, perannya dalam film musikal erotis tersebut, Amiran (seorang gadis Faizabad yang dijual ke sebuah bordil di Lucknow), mengharuskannya untuk mempelajari bahasa Urdu dan menggunakan sari Banasari ibunya.[6][103] Ia mengaku merasa terhubung dengan perannya, dan menggambarkan bagaimana itu sangat berpengaruh besar bagi kehidupannya.[102][104] Film tersebut menghabiskan total biaya produksi ₹5 juta (US$70,000), dengan sekitar ₹225.000 (US$3,200) dihabiskan untuk busana Rekha.[101] Selama pengambilan gambar, Rekha menyadari bahwa gaya narasi film tersebut benar-benar berbeda daripada proyek sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan konflik dan banyak diskusi dilakukan dengan para tim kreatif. Dialog berbahasa Urdu dari Umrao Jaan juga mempersulit Rekha dalam tahap sulih suara; menurut Yasser Usman, Rekha biasanya hanya membutuhkan antara tiga dan empat jam untuk menyelesaikan seluruh penyulihan berbahasa Hindi, namun kali ini, ia membutuhkan enam jam.[105] Sutradara Muzaffar Ali mengharapkan film tersebut akan meraih sambutan yang cukup dari audien dengan ditampilkannya Rekha, tetapi setelah perilisannya pada 1981, Umrao Jaan justru dinyatakan gagal meskipun kritikus memberikan pujian kepada Rekha.[101][106][107] Film tersebut memenangkan empat Penghargaan Film Nasional, termasuk Aktris Terbaik untuk Rekha.[6]
Kritikus mencatat bahwa dengan kesuksesan Saajan Ki Saheli dan Baseraa, Rekha berhasil untuk merebut posisi sebagai bintang perempuan teratas India pada 1981.[108] Saajan Ki Saheli (sebuah film keluarga dari Saawan Kumar Tak), di mana ia tampil sebagai Moon Moon, seorang klien yang merupakan seorang selingkuhan dari karakter Rajendra Kumar, mempertemukannya kembali dengan Vinod Mehra; selama tahap produksi, Rekha tetap menjaga hubungan pertemanan dengannya. Saajan Ki Saheli sukses secara finansial, dan menurut biografer Rekha, hal tersebut dipengaruhi oleh publisitas besar dengan adanya Rekha dalam film tersebut.[109] Dalam Baseera, ia memainkan peran Nima, seorang wanita yang menikah dengan suami dari saudara perempuannya. Meskipun tidak terlalu berhasil berdasarkan pada komersial, film tersebut mendapatkan sambutan dari segi kritis.[106][110] Kalyug menandai kontribusi terawalnya terhadap perfilman paralel.[111] Dikenal sebagai versi modern dari Mahabharata,[112] itu menampilkan Raj Babbar sebagai seorang pemilik perusahaan dan Rekha sebagai istrinya. Ulasan-ulasan kritikus terpecah belah; Madhu Trehan dari India Today menyambut secara positif, menyebut ekspresi Rekha terlihat "sangat natural", sementara Telangana Today merasa seluruh karakter film tersebut "kurang [ber]kembang".[113][114] Kalyug diputar di Festival Film Internasional Moskwa ke-12.[115]
Rekha beradu akting dengan Amitabh Bachchan untuk terakhir kalinya dalam drama romansa Yash Chopra Silsila. Film tersebut turut dibintangi oleh istri Amitabh Bachchan Jaya Bachchan, dan mengisahkan sebuah cinta segitiga di antara ketiga pemeran. Amitabh Bachchan memilih secara langsung Rekha untuk memainkan Chandni, selingkuhannya dalam Silsila; pengumuman tersebut menjadi berita utama dalam beberapa surat kabar, dan biografer Rekha menyebut itu "mengejutkan" seluruh penggemar.[116] Produksi film tersebut tersendat akibat pertikaian antara Rekha dan Amitabh Bachchan atas sebuah alasan yang tidak diketahui—kemungkinan terbesar akibat hubungan perselingkuhan antara Rekha dan Amitabh Bachchan—setelah yang terakhir berteman dengan pemeran Iran bernama Nellie saat pemfilman Laawaris (1981).[15][116][117] Sebagai sebuah solusi untuk mencegah kontroversi berlanjut, Chopra memutuskan untuk mengeluarkan Rekha dan meminta Poonam Dhillon dan Parveen Babi untuk menggantikannya, namun, ia mengurungkannya setelah Jaya Bachchan meminta, dengan syarat bahwa film tersebut akan menjadi kolaborasi terakhir Rekha dan suaminya.[118] Syuting dimulai di Kashmir, dan dilakukan secara sangat tertutup untuk menghindari berkumpulnya jurnalis.[119]
Silsila dirilis pada Juli 1981, dan meskipun pembukaannya sukses besar, keuntungan film tersebut hingga akhir pemutarannya tidak cukup untuk dideklarasikan berhasil.[120] Kritikus India Today Sunil Sethi memanggil film tersebut "pementasan yang bagus [dan] riang",[121] dengan The Statesman menyebutnya "salah satu film paling dicintai pada masanya";[122] sebuah ulasan terbitan The Economic Times menyerukan bahwa Rekha "melakukan bagian kecilnya dengan baik".[123] Film tersebut dimasukkan dalam beberapa daftar film India terbaik Hindustan Times,[124] Rediff.com,[125] dan Time Out,[126] dan kinerja Rekha juga muncul dalam serangkaian daftar Eastern Eye,[127] NDTV,[128] dan The Indian Express.[129] Ia kemudian tampil dalam Ghungroo Ki Awaaz dan Ek Hi Bhool, masing-masing merupakan kegagalan dan keberhasilan secara komersial.[106]
1982–1987: Kemunduran
suntingPertengahan 1980-an menjadi periode tergagal bagi Rekha dengan Ghazab (sebuah buat ulang dari film 1979 Kalyanaraman)[130] menjadi kesuksesan komersial satu-satunya.[131] Kehidupan pribadinya justru lebih diperhatikan, dan mulai muncul rumor-rumor terkait hubungannya dengan pemeran-pemeran Kamal Haasan, Shailendra Singh dan Sanjay Dutt, dan produser T. K. Rajeev Kumar.[132] Ia tampil sebagai Neelima, ibu dari pilot Mikoyan-Gurevich MiG-21, Angad (diperankan oleh Kunal Kapoor), dalam rilis tahun 1982 pertamanya Vijeta. Penampilannya meraih pujian kritis dan ia mengutip peran tersebut sebagai salah satu "favorit pribadinya".[104][131][133] Rilis dengan sambutan kritis yang signifikan datang dengan kinerjanya dalam film komedi keluarga Jeevan Dhaara, bersama sebuah kelompok pemeran, termasuk Raj Babbar, Amol Palekar, Simple Kapadia, Rakesh Roshan, dan Kanwaljit Singh. Menurut jurnalis Jerry Pinto, penyetujuan Rekha untuk membintangi film tersebut berdasarkan pada alasannya untuk menghilangkan typecasting pelacurnya, yang menurut Pinto tidak berdampak bagus untuk kariernya.[134] Rekha mendapatkan sebuah nominasi Aktris Terbaik di Filmfare.[86]
Salah satu perannya pada tahun berikutnya, Mujhe Insaaf Chahiye (beradu akting dengan Mithun Chakraborty dan Rati Agnihotri), sebuah drama karya Tatineni Rama Rao tentang orangtua tunggal, memberikannya sebuah nominasi Aktris Pendukung Terbaik kedua di Penghargaan Filmfare dan disambut oleh kritikus.[86] Rani Burra menyebut film tersebut layak untuk meraih "penerimaan yang sama besarnya" dengan Ardh Satya (1983)—film tersukses pada tahun tersebut—dengan "tersiratkannya kemarahan yang terpendam dalam rata-rata orang India",[135] dan sebuah edisi tahun 1989 dari majalah Democratic World menggambarkan penampilan Rekha "sama serius dan alaminya" seperti dalam salah satu filmnya, Ladaai (1989).[136] Rilis lainnya pada tahun tersebut adalah Prem Tapasya, Nishaan, dan Agar Tum Na Hote, dan kali ini tidak ada yang mendapatkan pujian kritikus.[137] Pada tahun yang sama, ia menerbitkan Rekha's Mind and Body Temple, sebuah buku di mana ia menjelaskan panduan tentang melakukan yoga dan latihan kebugaran.[138]
Film semi-erotis Utsav (berdasarkan pada drama Sansekerta Daridra-Charudatta dan Mṛcchakatika) berlatarbelakangkan abad kedua sebelum masehi dan menampilkan Rekha dalam peran Vasantsena, seorang pelacur yang bekerja untuk sebuah istana tersembunyi.[139] Sebelum rilis, film tersebut telah mendapatkan publisitas besar-besaran ketika Rekha memberikan persetujuan untuk memainkan adegan intim; media melihat hal tersebut sebagai sebuah upaya bagi Rekha untuk "menghadang" datangnya aktris baru dalam industri film Hindi. Pemfilman dimulai pada awal 1984, dengan mengambil lokasi di Kundapur. Pada saat yang sama, sebuah serbuan pajak pendapatan terjadi di Mumbai dan membuat Rekha rugi secara keuangan dan kehilangan rumahnya.[140] Utsav kemudian dirilis pada tahun tersebut dan kritikus memberikan tanggapan beragam; sejarawan film Yves Thoraval merasa Rekha ditampilkan secara "lebih cantik daripada sebelum-sebelumnya", dengan India Today menambahkan bahwa beberapa pengambilan dekat yang tertuju pada Rekha terasa "berlebihan".[141][142] Untuk penampilannya, ia dianugerahi sebuah Penghargaan Asosiasi Jurnalis Film Benggala untuk Aktris Terbaik.[143]
Mengiringi lima penampilan yang tidak ada mendapatkan sambutan sama sekali pada 1986, tahun berikutnya Rekha berperan sebagai Sudha dalam Ijaazat, sebuah film romansa tentang sepasang suami istri yang secara tidak sengaja bertemu di sebuah stasiun kereta api pasca lima tahun berpisah. Tampil bersama Naseeruddin Shah untuk pertama kalinya, Rekha mendapatkan ulasan-ulasan hangat dari para kritikus. Sebuah artikel Filmfare menyebut penampilannya sebagai "penampilannya yang paling menyedihkan",[144] dengan M. L. Dhawan dari The Tribune menambahkan, "Rekha menangani situasi yang [biasanya] diciptakan oleh 'wanita lain' dengan kedewasaan dan secara pragmatis."[145] Tidak satupun dari empat rilis berikutnya pada tahun serupa—Pyar Ki Jeet, Apne Apne, Sansar, dan Jaan Hatheli Pe—yang mendapatkan perhatian kritis.[146]
1988–1991: Kebangkitan dan pernikahan
suntingProspek karier Rekha dilaporkan kembali membaik per akhir 1980-an.[95] Rakesh Roshan kemudian menampilkannya sebagai seorang janda yang tidak menarik dalam film cerita serunya Khoon Bhari Maang (1988), berdasarkan pada miniseri Austalia 1983 Return to Eden.[147] Ia mengutip mengenai perannya, "Untuk pertama kalinya peran utama[ku] muncul sebagai wanita yang kuat dan tangguh ... [dan] mencerminkan wanita India sekarang."[148] Gaya berpakaian Rekha dari film tersebut, yang oleh sejumlah pengulas rasa terpengaruh oleh beberapa sinetron terkenal pada masa tersebut, termasuk Dynasty (1981), menjadi populer hingga sekarang.[149] Khoon Bhari Maang menandai kesuksesan komersial pertama Rekha dalam lima tahun terakhir, menghasilkan sebuah keuntungan sebesar ₹20 juta (US$280,000), dan ditanggapi secara positif oleh kritikus.[150] Menulis untuk The Tribune, M. L. Dhawan melihat film tersebut sebagai "mahkota kemuliaan" bagi Rekha; Poulomi Das dari Arre melanjutkan, "Khoon Bhari Maang menandai puncak Bollywood 80-an—sebuah masa dengan rambut dan mutiara besar, kerah pelapis pada pakaian mencolok ... dan ... perempuan pembalas dendam yang dilambangkan oleh Rekha."[151][152] Dengan penampilannya, Rekha meraih penghargaan Aktris Terbaik keduanya di Filmfare.[6][86]
"Jika sebuah pernikahan tidak bekerja, anda tidak dapat melakukan apapun terhadap hal tersebut. Saya bukan seseorang yang akan bertahan atas alasan-alasan palsu. Apa tujuan untuk meneruskan sebuah hubungan yang tidak memiliki masa depan."
—Rekha berbicara tentang pernikahannya kepada Filmfare pada Desember 1990[153]
Semua film Rekha yang dirilis tahun berikutnya—Kasam Suhaag Ki, Clerk, Souten Ki Beti, Ladaai, Bhrashtachar, dan Bahurani—gagal secara komersial; Yasser Usman menyimpulkan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh usia Rekha yang telah menginjak lebih dari tiga puluh tahunan, menyebabkan kekalahan telaknya dengan aktris muda yang sedang naik daun pada masa tersebut sedang sangat naik daun, termasuk Sridevi, Meenakshi Seshadri, dan Juhi Chawla.[154][155] Ketiga aktris tersebut mengambil alih posisi Rekha dalam industri film, membuat kariernya menjadi "tersendat-sendat".[156]
Rekha menikah dengan Mukesh Agarwal, seorang industrialis di Delhi, pada 4 Maret 1990 di sebuah kuil di Juhu.[157] Lahir pada 1953, Agarwal berasal dari sebuah keluarga Bania kelas menengah. Mereka berkenalan pada awal 1990 ketika teman Rekha, Bina Ramani, memberitahukannya jika seorang penggemar beratnya ingin untuk berbicara dengannya lewat telepon.[158] Rekha dan Agarwal setelahnya bertemu tatap muka di Mumbai sebulan setelah perbincangan telepon tersebut.[159] Pasca pernikahan, mereka melakukan sebuah bulan madu selama seminggu di London. Selama masa tersebut, ia baru mengetahui penyakit depresi akut suaminya; Agarwal sebelumnya telah berobat kepada psikoterapis Akash Bajaj sepuluh tahun pra-pertemuan pertamanya dengan Rekha.[160] Agarwal mulai tempramental kepada Rekha ketika dua bulan umur pernikahannya akibat krisis keuangan yang terjadi pada tahun tersebut, yang mana mengakibatkan bisnisnya mulai merugi. Karena tekanan tersebut, Agarwal memutuskan untuk bunuh diri dengan meneguk banyak pil pada Oktober 1990.[161] Berita tersebut menjadi sebuah kontroversi besar dalam media dan sejumlah surat kabar dan majalah menyalahkan Rekha atas insiden tersebut.[162] Dalam sebuah wawancara dengan Filmfare dua bulan kemudian, ia mengatakan: "Perceraian bukan ideku ... Mukesh yang menyinggung pertama kali."[163]
Kematian dari Agarwal juga berdampak pada karier akting Rekha. Film fantasi Sheshnaag, di mana ia tampil sebagai seekor kobra perubah bentuk, dirilis tidak lama setelah kejadian dan mendorong banyak orang melakukan pemboikotan.[164] Film tersebut gagal untuk menarik cukup penonton, menyebabkan kinerja box office dan Rekha disambut buruk.[165] Meski begitu, film berikutnya Phool Bane Angaray, sebuah drama aksi tentang gangster yang sangat korup di Udaipur, disambut dengan lebih baik dan membuatnya dinominasikan untuk kategori Aktris Terbaik di FIlmfare.[86] Di bawah arahan K. C. Bokadia, ia memainkan peran seorang perwira polisi bersama Rajinikanth dan Prem Chopra. Selama produksi, Phool Bane Angaray mendapatkan perhatian besar wartawan dan, kali ini, media memberitakannya secara positif. Dengan penghasilan sekitar ₹25 juta (US$350,000), film tersebut menandai kesuksesan komersial pertama Rekha sejak Khoon Bhari Maang.[166] Film tersebut mendapatkan ulasan-ulasan yang campur aduk, tetapi kebanyakan kritikus memuji penampilan Rekha; N. Krishnaswamy dari The Indian Express melihat bagaimana perannya menyiratkan Rani dari Jhansi, ratu dari wilayah kerajaan Maratha, menambahkan, "Ia menunggangi kuda, mengayunkan pedang, dan ... menjadi phool (setangkai bunga) dan angaarey (batu bara terbakar)."[167][168][169]
1992–1999: Industri pemotretan gambar
suntingRekha termotivasi untuk membintangi sejumlah film bergenre cerita seru aksi dan yang menampilkannya sebagai bintang perempuan utama setelah kesuksesan Khoon Bhari Maang dan Phool Bane Angaray. Tetapi keputusan ditentang oleh banyak analis film; Jerry Pinto menyatakan bahwa pilihan tersebut "sangat berbahaya" bagi kariernya.[170] Enam film berikutnya—Insaaf Ki Devi (1992), Geetanjali (1993), Madam X (1994), Nishana (1995), Ab Insaf Hoga (1995), dan Aurat Aurat Aurat (1996)—gagal secara komersial dan membuat kritikus menciptakan sebuah kesimpulan bahwa perjalanan karier Rekha telah berakhir semenjak saat tersebut.[171][172][173] Untuk membuat kariernya tetap bertahan, Rekha beralih ke industri pemotretan gambar. Ia sangat suka untuk bereksperimen dengan gaya berpakaiannya, dan memilih sendiri model rambut, riasan, dan busananya. Menurut fotografernya Jayesh Sheth, Rekha adalah "orang pertama yang memulai ragam pemotretan gambar berbasis tema pribadi"; mereka bekerja sama selama dua belas tahun dan melakukan pemotretan setiap sebulan sekali. Selama sisa 1990-an, Rekha yang telah terobsesi dalam industri tersebut lebih banyak muncul dalam sampul majalah daripada film layar lebar. Ia menghadapi sebuah kontroversi pada 1996 setelah tampil dalam sampul Cine Blitz, di mana ia berpose dengan pemeran Kajol dengan sebuah sweter sebagai busana. Pada masa tersebut, foto semacam itu dianggap terlalu cabul bagi banyak orang dan hal tersebut membuat mereka mendapatkan kritikan besar.[174]
Kesuksesan Rekha pada periode tersebut meliputi Khiladiyon Ka Khiladi (1996) dan Aastha: In the Prison of Spring (1997). Khiladiyon Ka Khiladi berlatarbelakangkan Kota New York, dan menampilkannya beradu akting dengan Akshay Kumar dan Raveena Tandon. Rekha menggantikan Dimple Kapadia untuk berperan sebagai Maya, seorang ketua kriminal yang memandu sebuah pertandingan gulat untuk menutupi kedoknya—sebuah peran yang menurutnya berfokus pada citra "menggairahkan"-nya.[175][176] Bersama Kumar, Rekha melakukan pengambilan gambar untuk "In The Night No Control" dan salah satu adegan menampilkan mereka mandi lumpur. Kontroversi adegan tersebut kemudian memunculkan rumor media mengenai hubungan romansa antara mereka, namun alih-alih menjatuhkan, itu justru membantunya untuk membangun kembali kariernya dan membuatnya mendapatkan citra "seksi-pada-usia-empat-puluh". Khiladiyon Ka Khiladi dilaporkan sukses secara komersial, dan menjadi salah satu film India berkeuntungan tertinggi pada tahun tersebut. Untuk penampilannya, Rekha dianugerahi Penghargaan Filmfare untuk Aktris Pendukung Terbaik dan Screen Award untuk Penjahat Terbaik.[86]
"Kehidupan dimulai pada usia 40 tahun—ujar mereka. Tetapi bagiku, itu benar-benar dimulai pada usia 30 tahun, ketika proses kesalingmengertian dan toleransi telah dimulai, meskipun pada masa tersebut aku merasa bahwa hidupkan sebenarnya akan dimulai pada usia 60 tahun. Empat puluh adalah usia yang berbahaya untuk wanita ... Tetapi kemudian, aku merasa bahwa pada usia 30 tahun ketika seorang wanita berharap untuk menikah dan jam biologisnya berhenti untuk berdetik."
Rekha, tentang masa jandanya, Filmfare, Juni 1996[177]
Diproduksi oleh Film4 Productions dan Mirabai Films, Kama Sutra: A Tale of Love (sebuah film sejarah karya Mira Nair) menandai proyek internasional Rekha. Akibat konten seksual berlebihnya, film tersebut berujung mengelami pencekalan oleh negara India.[178] Meski begitu, film tersebut diputar di Festival Film Internasional San Sebastián dan Festival Film Internasional Toronto.[179][180] Film tersebut—rilis keduanya pada 1996—dideklarasikan gagal secara komersial meskipun berhasil untuk memberikan Rekha sambutan kritikus.[181] Todd McCarthy dari Variety menyimpulkan bahwa penampilan Rekha "tersusun dengan sangat indah", dan melansir dari konsesus dari situs web agregator ulasan Rotten Tomatoes, "Kama Sutra secara menyegarkan mendekati sensualitas dari sudut pandang perempuan, tetapi audien akan dimatikan oleh jalan cerita konyol dari film romansa tersebut."[180][182]
Film terakhir dari sutradara Basu Bhattacharya, Aastha: In the Prison of Spring, menampilkan Rekha sebagai Mansi, seorang ibu rumah tangga yang menjadi seorang pelacur untuk memenuhi keperluan hidupnya (sebuah peran yang ia kutip sebagai "jungkir balik" dalam hidupnya).[176][183] Diwawancarai oleh Screen, Rekha mengekspresikan kesenangannya ketika Bhattacharya menawarkan peran tersebut kepadanya, menambahkan bahwa itu "sesuai dengan hati nuraninya".[184] Aastha dikenal dengan banyak dimunculkannya adegan percintaan yang bersifat "gamblang" dan memiliki subjek pembahasan utama tidak biasa, membuatnya tidak populer bagi audien.[185][186][187] Meksipun begitu, pengulas India Today menyerukan bahwa Rekha telah menciptakan "penampilan terbaiknya dalam beberapa tahun terakhir".[188][189] Ia dinominasikan untuk kategori Aktris Terbaik di Screen.[184]
Rekha mengiringi Aastha: In the Prison of Spring dengan Qila (1998) dan Mother (1999). Di bawah penyutradaraan Umesh Mehra, Rekha memainkan Yamini, seorang wanita yang mengaku-ngaku telah diperkosa. Ia mengenang pengalamannya selama produksi film tersebut "seperti dalam sebuah keluarga", menambahkan, "Saya akan mendukung film tersebut setiap saat ... meskipun tidak [benar-benar menampilkan] saya sebagai seorang pemeran."[190] Tidak seperti ekspektasinya, kritikus memberikan komentar buruk terhadap film tersebut; Screen merasa bahwa ia "disia-siakan dalam sebuah peran yang tidak mencolok",[191] dan surat kabar Pakistan The Herald menganggap Rekha membuat musik film tersebut "terasa membosankan".[192] Sutradara Saawan Kumar Tak kemudian menampilkan Rekha sebagai seorang wanita penyelingkuh—bentuk peran yang baru baginya—dalam film komedi percintaan Mother. Rekha menerima peran tersebut pada 1998, setelah lima belas tahun lalu ia menolaknya karena merasa belum cukup usia. Baik Qila dan Mother tidak berhasil di box office, namun penampilannya dalam Mother ditanggapi dengan lebih baik. Kritikus Anupama Chopra menyimpulkan bahwa Rekha cukup bagus dalam "paruh pertama komika dan paruh kedua yang menguras air mata" dari film tersebut, namun menjelek-jelekkan gaya berpakaian "berlebihan"-nya.
2000–2006: Pergantian abad
suntingEmpire menggambarkan film fiksi ilmiah Koi... Mil Gaya—film India pertama yang menampilkan seekor alien—sebagai "film Bollywood paling tidak biasa" dari tahun 2003. Dalam film tersebut, Rekha berperan sebagai Sonia Mehra, istri dari seorang ilmuwan ekstraterestrial (diperankan oleh Rakesh Roshan) dan ibu dari seorang anak laki-laki dengan kecacatan perkembangan (diperankan oleh Hrithik Roshan). Film tersebut diputar di Festival Film Yerusalem dan Festival NatFilm, dan populer baik bagi kalangan audien India dan luar negeri, dengan menghasilkan keuntungan sebesar ₹823 juta (US$12 juta).[193]
2007–sekarang: Pergerakan karier baru
suntingCitra media dan keartisan
suntingMenurut Ronjita Kulkarni dari Rediff.com, Rekha menjadi salah satu aktris terbaik selama 1970-an hingga 1990-an.[194]
Penghargaan dan nominasi
suntingRekha telah meraih beberapa penghargaan, termasuk sebuah Penghargaan Film Nasional untuk Aktris Terbaik untuk Umrao Jaan (1981) dan empat Penghargaan Filmfare: Aktris Terbaik untuk Khubsoorat (1980) dan Khoon Bhari Maang (1988), Aktris Pendukung Terbaik untuk Phool Bane Angaray (1991); dan Penghargaan Prestasi Seumur Hidup.[6][195]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Usman 2016, hlm. 13
- ^ Jha, Shefali (20 April 2020). "Jaya Bachchan vs Rekha net worth: The massive difference would blow your mind!". International Business Times. IBT Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 April 2020. Diakses tanggal 22 Oktober 2020.
- ^ Ganti 2004, hlm. 132–133; Bumiller 1991, hlm. 207; Jain 2009, hlm. 187
- ^ Nandy, Pritish (8–9 Desember 1990). "Story: Rekha defends herself". The Illustrated Weekly of India. The Times Group. hlm. 10–15.
- ^ Usman 2016, hlm. 1, 30; Ganti 2004, hlm. 132
- ^ a b c d e f Verma, Sukanya (10 Oktober 2001). "An enigma called Rekha". Rediff.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Februari 2003. Diakses tanggal 22 Oktober 2020.
- ^ Goyal, Divya (11 Juni 2018). "Mahanati deleted scene about Rekha and Gemini Ganesan is now viral". NDTV. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Juni 2018. Diakses tanggal 23 Oktober 2020.
- ^ a b Usman 2016, hlm. 32
- ^ "Rekha Talks to Lens Eye". The Times of India. The Times Group. 8 Maret 1987. hlm. 5.
- ^ Jha, Subhash K. (9 November 2014). "'I hold no grudges against anyone'". Deccan Chronicle. Deccan Chronicle Holdings Limited. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2014. Diakses tanggal 22 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 31
- ^ Usman 2016, hlm. 31–34
- ^ "Tragic lover Gemini Ganesan dead". The Telegraph. Chennai, India: ABP Group. 22 Maret 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-26. Diakses tanggal 26 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 37
- ^ a b c d e Chopra, Sonia (8 Oktober 2007). "Rekha's journey: The 'ageless' diva over the years". Sify. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Oktober 2007. Diakses tanggal 23 Oktober 2020.
- ^ a b c d "Rendezvous with Simi Garewal and Rekha". Rendezvous with Simi Garewal. Siga Arts International. 3 Juni 2004. Star World.
- ^ "On her parents, Gemini Ganesan and Pushpavalli". Filmfare. The Times Group. November 1984. hlm. 1–3.
- ^ Usman 2016, hlm. 38
- ^ Usman 2016, hlm. 34
- ^ "The mysterious diva". Hindustan Times. HT Media. 6 Agustus 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Oktober 2020. Diakses tanggal 23 Oktober 2020.
- ^ Ganti 2004, hlm. 132–133
- ^ Guy, Randor (28 November 2008). "Tale of a celluloid poet". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Desember 2008. Diakses tanggal 23 Oktober 2020.
- ^ "Film awards presented". The Indian Express. Indian Express Limited. 10 Oktober 1967. hlm. 7.
- ^ Guy 1985, hlm. 18
- ^ Usman 2016, hlm. 40–41
- ^ Usman 2016, hlm. 41
- ^ Usman 2016, hlm. 41–43
- ^ Soparrkar, Sandip (24 Oktober 2019). "Rekha: 'I have never taken any kind of training in dance'". The Asian Age. Deccan Chronicle Holdings Limited. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Oktober 2020. Diakses tanggal 24 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 42
- ^ Usman 2016, hlm. 43
- ^ Usman 2016, hlm. 49
- ^ Ganti 2004, hlm. 133; Usman 2016, hlm. 46, 49
- ^ Usman 2016, hlm. 52
- ^ Raju, Audinarayan; Puri, G. N. (5 April 1970). Shashi, S. S., ed. "She misses her kisses". Sainik Samachar. Vol. 17 no. 1–26. Menteri Pertahanan. hlm. 2.
- ^ Usman 2016, hlm. 46
- ^ "Box Office 1979". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Februari 2009. Diakses tanggal 24 Oktober 2020.
- ^ a b Usman 2016, hlm. 47
- ^ a b Usman 2016, hlm. 58
- ^ Usman 2016, hlm. 59
- ^ Lokapally, Vijay (15 September 2016). "Anokhi Ada (1973)". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Desember 2016. Diakses tanggal 24 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 60–61
- ^ "Box Office 1970". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2010. Diakses tanggal 24 Oktober 2020.
- ^ Express News Service (18 November 2019). "Want to return to Tollywood: Rekha". The New Indian Express. Express Publications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 November 2019. Diakses tanggal 24 Oktober 2020.
- ^ a b Usman 2016, hlm. 65
- ^ Ganti 2004, hlm. 133
- ^ a b Usman 2016, hlm. 65–66
- ^ "Box Office 1972". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2010. Diakses tanggal 24 Oktober 2020.
- ^ a b c "Box Office 1973". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2010. Diakses tanggal 25 Oktober 2020.
- ^ a b c Usman 2016, hlm. 72
- ^ Lokapally, Vijay (22 September 2016). "Keemat (1973)". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Februari 2017. Diakses tanggal 25 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 66, 216
- ^ Usman 2016, hlm. 67–72
- ^ Lokapally, Vijay (26 Juni 2014). "Namak Haraam (1973)". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Agustus 2014. Diakses tanggal 25 Oktober 2020.
- ^ "Why Amitabh Bachchan is more than a superstar". BBC News. 10 Oktober 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Oktober 2012. Diakses tanggal 25 Oktober 2020.
- ^ a b "Box Office 1974". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2010. Diakses tanggal 26 Oktober 2020.
- ^ Lokapally, Vijay (15 Oktober 2015). "Woh Main Nahin (1974)". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Oktober 2015. Diakses tanggal 26 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 79
- ^ Valicha 1996, hlm. 245; Usman 2016, hlm. 82
- ^ Usman 2016, hlm. 73
- ^ a b "Box Office 1975". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2010. Diakses tanggal 26 Oktober 2020.
- ^ Indo-Asian News Service (17 Mei 2011). "Khans in Bollywood: Afghan traces their Pathan roots". Deccan Herald. Mysore, India: The Printers. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Juli 2014. Diakses tanggal 26 Oktober 2020.
- ^ "Bollywood eyes Afghan market". BBC News. 27 November 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Oktober 2002. Diakses tanggal 26 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 74
- ^ Usman 2016, hlm. 75
- ^ Kohli, Suresh (17 Januari 2013). "Dharmatma (1975)". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-16. Diakses tanggal 26 Oktober 2020.
- ^ Joshi, Namrata (25 Mei 2015). "The plough & the gun". Outlook. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2016. Diakses tanggal 27 Oktober 2020.
- ^ Hyder, Qurratulain (15 Juni 1975). "Aakraman". The Illustrated Weekly of India. The Times Group. hlm. 39–40.
- ^ Ramachandran, T. M. (1975). "'Aakraman': Off the mark!". Film World. hlm. 49–56.
- ^ Salam, Ziya Us (18 Februari 2016). "Dharam Karam (1975)". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Februari 2016. Diakses tanggal 27 Oktober 2020.
- ^ Malhotra, Aps (17 Februari 2017). "Khalifa (1976)". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Februari 2017. Diakses tanggal 27 Oktober 2020.
- ^ a b Gupta, Ranjan Das (10 Oktober 2010). "Ever gorgeous". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Juni 2011. Diakses tanggal 27 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 86
- ^ Usman 2016, hlm. 82
- ^ Usman 2016, hlm. 84–85
- ^ a b c "Box Office 1977". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2010. Diakses tanggal 28 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 92
- ^ Usman 2016, hlm. 91–95
- ^ "Box Office 1978". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2010. Diakses tanggal 28 Oktober 2020.
- ^ "The Nominations – 1978". Indiatimes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-28. Diakses tanggal 28 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 104
- ^ Yadav, Sandeep (12 Mei 2016). "Muqaddar Ka Sikandar (1978)". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-28. Diakses tanggal 28 Oktober 2020.
- ^ Chintamani, Gautam (8 November 2018). "Muqaddar Ka Sikandar: Underrated Amitabh Bachchan-starrer is the quintessential '70s Hindi film". Firstpost. Reliance Industries. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Desember 2018. Diakses tanggal 28 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 98
- ^ Raheja, Dinesh (17 Mei 2003). "Rekha: The divine diva". Rediff.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juni 2003. Diakses tanggal 23 Oktober 2020.
- ^ Gopalan, Murali (12 Maret 2018). "Ghar, a 70s balm for these troubled times". Business Line. Mumbai, India: The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Oktober 2020. Diakses tanggal 29 Oktober 2020.
- ^ a b c d e f g "Rekha: Awards & nominations". Bollywood Hungama. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Oktober 2020. Diakses tanggal 28 Oktober 2020.
- ^ Rediff Entertainment Bureau (8 Oktober 2004). "The best Rekha pix! [sic]". Rediff.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Oktober 2020. Diakses tanggal 30 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 111; Raheja & Kothari 1996, hlm. 109–111
- ^ Lokapally, Vijay (31 Maret 2016). "Mr. Natwarlal (1979)". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 April 2016. Diakses tanggal 29 Oktober 2020.
- ^ Khajane, Muralidhara (15 April 2013). "P.B. Sreenivas was the voice of Rajkumar". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 April 2013. Diakses tanggal 29 Oktober 2020.
- ^ Malhotra, Aps (15 Desember 2016). "Kartavya (1979)". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Desember 2016. Diakses tanggal 29 Oktober 2020.
- ^ Bollywood Hungama News Network (15 Maret 2016). ""Golmaal was entirely shot in my Bandra bungalow in just 40 days" – Hrishikesh Mukherjee". Bollywood Hungama. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Maret 2017. Diakses tanggal 29 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 109
- ^ Usman 2016, hlm. 117
- ^ a b "Top Actress". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Desember 2013. Diakses tanggal 30 Oktober 2020.
- ^ a b "Box Office 1980". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Oktober 2010. Diakses tanggal 30 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 119–120
- ^ "80 Iconic Performances 5/10". Filmfare. The Times Group. 6 Juni 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-07. Diakses tanggal 30 Oktober 2020.
- ^ Dhawan, M. L. (2 Desember 2001). "When substance was more important". The Tribune. Tribune Trust. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Februari 2002. Diakses tanggal 30 Oktober 2020.
- ^ Mishra 2006, hlm. 118
- ^ a b c Subramaniam, Chitra (15 April 1980). "Umrao Jaan attempts to recapture aristocratic grandeur of Awadh". India Today. Living Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Oktober 2020. Diakses tanggal 31 Oktober 2020.
- ^ a b Mukherjee, Promita (3 Agustus 2008). "The diva rules". The Telegraph. ABP Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Juni 2011. Diakses tanggal 31 Oktober 2020.
- ^ Mohamed, Khalid (Januari 1997). "Hurts so good". Filmfare. The Times Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1997-04-28. Diakses tanggal 20 November 2020.
- ^ a b Gupta, Ranjan Das (8 Desember 2010). "Rekha breaks her silence". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Mei 2018. Diakses tanggal 31 Oktober 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 150–151
- ^ a b c "Box Office 1981". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2010. Diakses tanggal 31 Oktober 2020.
- ^ Ganti 2004, hlm. 133; Usman 2016, hlm. 154; Dwyer 2019, hlm. 237
- ^ Usman 2016, hlm. 118
- ^ Usman 2016, hlm. 120
- ^ Sharma, Devesh (10 Oktober 2018). "5 non-glamorous roles where Rekha aced as an actor". Filmfare. The Times Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Oktober 2018. Diakses tanggal 1 November 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 154–157
- ^ Thoraval 2000, hlm. 162
- ^ Theran, Madhu (15 Mei 1981). "Kalyug: Intrigues of the rich". India Today. Living Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 November 2020. Diakses tanggal 1 November 2020.
- ^ Saumya, Kota (7 April 2018). "Kalyug: Not so wicked". Telangana Today. Telangana Publications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 November 2020. Diakses tanggal 1 November 2020.
- ^ Ramachandran & Rukmini 1985, hlm. 186
- ^ a b Usman 2016, hlm. 124
- ^ "Amitabh and Rekha's never-ending Silsila". Hindustan Times. HT Media. 11 Oktober 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Januari 2016. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 128
- ^ Usman 2016, hlm. 131
- ^ Usman 2016, hlm. 136, 138
- ^ Sethi, Sunil (15 September 1981). "Silsila: Pretty nothingness". India Today. Living Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2020. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ "'Silsila', 'Umrao Jaan', 'Khoobsurat': 5 Times Rekha Created Magic On Screen". The Economic Times. The Times Group. 10 Oktober 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Oktober 2019. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ "Silsila (1981)". The Statesman. 21 Agustus 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2020. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ Dwyer, Rachel (12 Agustus 2017). "70 iconic movies of independent India". Hindustan Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Agustus 2017. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ Verma, Sukanya (7 Maret 2019). "Bollywood's best Air Force movies". Rediff.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Maret 2019. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ "The 100 best Bollywood movies: the list at a glance". Time Out. 5 Maret 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Maret 2015. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ Nazir, Asjad (1 Oktober 2020). "Rekha: Memorable roles of a magical movie icon". Eastern Eye. New Delhi, India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2020. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ "10 Films Rekha Made Awesome". NDTV. 10 Oktober 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Oktober 2014. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ Gera, Sonal (10 Oktober 2015). "Happy Birthday Rekha: Ten iconic roles of the Bollywood diva". The Indian Express. New Delhi, India: Indian Express Limited. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Oktober 2015. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ Piousji (30 Mei–5 Juni 1982). "Khaas Baat". Sunday. Vol. 9 no. 50. Kolkata, India: Ananda Bazar Publication. hlm. 50.
- ^ a b "Box Office 1982". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2010. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 162
- ^ Sood, Samira (15 Agustus 2020). "Vijeta is the war film with a difference that deserves a rewatch this Independence Day". ThePrint. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2020. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 181–182
- ^ Burra 1985, hlm. 36
- ^ Darshak (1989). "A new feather in chelam's cap". Democratic World. Vol. 18. Gulab Singh & Sons. hlm. 18–19.
- ^ Rajadhyaksha & Willemen 1994, hlm. 186; Jain & Rai 2002, hlm. 64; Puri & Sabharwal 2006, hlm. 163
- ^ "What makes Rekha look so glamourous at 55?". Zee News. 10 Oktober 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Februari 2016. Diakses tanggal 18 November 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 159
- ^ Usman 2016, hlm. 159–160
- ^ Thoraval 2000, hlm. 369
- ^ Sethi, Sunil (15 Mei 1984). "The way of all flesh". India Today. Living Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 November 2020. Diakses tanggal 4 November 2020.
- ^ "1989: 52nd Annual BFJA Awards". Penghargaan Asosiasi Jurnalis Film Benggala. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Januari 2010. Diakses tanggal 4 November 2020.
- ^ "Top 5". Filmfare. The Times Group. 13 Juli 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Juli 2010. Diakses tanggal 5 November 2020.
- ^ Dhawan, M. L. (21 Juli 2002). "Year of the invisible hero". The Tribune. Tribune Trust. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Oktober 2002. Diakses tanggal 5 November 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 166
- ^ Gulzar, Nihalani & Chatterjee 2003, hlm. 401
- ^ Rahman, M. (15 Juli 1998). "Hindi films: On screen, it is no longer men alone who is spilling blood". India Today. Living Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2020. Diakses tanggal 6 November 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 167
- ^ Jha, Lata (25 Juli 2016). "Ten revenge dramas from Bollywood". Mint. HT Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2016. Diakses tanggal 6 Oktober 2020.
- ^ Dhawan, M. L. (18 August 2002). "Year of offbeat films". The Tribune. Tribune Trust. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Oktober 2002. Diakses tanggal 6 November 2020.
- ^ Das, Poulomi (1 Januari 2019). "How Rekha made Khoon Bhari Maang a camp classic". Arre. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Agustus 2020. Diakses tanggal 16 November 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 16, 206
- ^ "Box Office 1989". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Oktober 2010. Diakses tanggal 7 November 2020.
- ^ Kumar, V. Shiv (27 Mei–2 Juni 1990). "Filmi gossip". Sunday. Vol. 17–20. New Delhi, India. hlm. 19.
- ^ Usman 2016, hlm. 169
- ^ Usman 2016, hlm. 2, 6
- ^ Usman 2016, hlm. 3–4
- ^ Usman 2016, hlm. 5
- ^ Usman 2016, hlm. 8–9
- ^ Gangadhar, V. (18 November 1990). "Dimple: The best of both worlds". The Illustrated of Weekly India. The Times Group. hlm. 53.
- ^ Usman 2016, hlm. 19–22, 169–171
- ^ Usman 2016, hlm. 170–171
- ^ Usman 2016, hlm. 23–24
- ^ Usman 2016, hlm. 26–27
- ^ "Box Office 1991". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2010. Diakses tanggal 9 November 2020.
- ^ Jha, Subhash K. (25 Agustus 2014). "12 best cops acts in Bollywood". Bollywood Hungama. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Agustus 2014. Diakses tanggal 9 November 2020.
- ^ Chakravorty, Vinayak (10 Agustus 2014). "B-town cops: A good buzz". India Today. Living Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Oktober 2019. Diakses tanggal 9 November 2020.
- ^ Krishnaswamy, N. (30 Agustus 1991). "Phool bane angare". The Indian Express. Indian Express Limited. hlm. 7. Diakses tanggal 9 November 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 168
- ^ "Box Office 1995". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2010. Diakses tanggal 16 November 2020.
- ^ "Box Office 1996". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2010. Diakses tanggal 16 November 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 184–185
- ^ Shaiwala, Alifiya (2 Juli 2020). "Remember when Rekha and Kajol teamed up for 'cosy' photoshoot in 1996?". Republic TV. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 September 2020. Diakses tanggal 16 November 2020.
- ^ Gupta, Ranjan Das (10 November 2009). "'I am very moody'". The Hindu. The Hindu Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-17. Diakses tanggal 17 November 2020.
- ^ a b "Rekha: A woman of a million miracles". Screen. Indian Express Limited. 10 April 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1999-04-27. Diakses tanggal 20 November 2020.
- ^ "Feelings". Filmfare. Juni 1996. Diakses tanggal 18 Februari 2021.
- ^ "9 films banned in India that you will really want to watch". India Today. New Delhi, India: Living Media. 3 Juni 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juni 2019. Diakses tanggal 18 November 2020.
- ^ Bryson, Donna (21 Desember 1996). "'Kamasutra' director awaits censor's decision". Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2020. Diakses tanggal 17 November 2020.
- ^ a b McCarthy, Todd (21 Oktober 1996). "Kama Sutra: A Tale of Love". Variety. Penske Media Corporation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Mei 2018. Diakses tanggal 17 November 2020.
- ^ "Kama Sutra: A Tale of Love (1996)". Box Office Mojo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 November 2020. Diakses tanggal 18 November 2020.
- ^ "Kama Sutra: A Tale of Love (1996)". Rotten Tomatoes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Oktober 2020. Diakses tanggal 18 November 2020.
- ^ "Basuda, auteur of "sensitive" films dies at 62". The Indian Express. Indian Express Limited. 21 Juni 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Agustus 2010. Diakses tanggal 20 November 2020.
- ^ a b "Nominees for screen videocon awards". Screen. Indian Express Limited. 16 Januari 1998. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Mei 1998. Diakses tanggal 20 Novembr 2020.
- ^ Usman 2016, hlm. 186
- ^ "Box Office 1997". Box Office India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Oktober 2010. Diakses tanggal 20 November 2020.
- ^ Jha, Lata (2 Mei 2016). "Ten times Bollywood went truly bold". Mint. HT Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Mei 2016. Diakses tanggal 22 November 2020.
- ^ "Basu Bhattacharya's Aastha, starring Rekha, Om Puri". India Today. Living Media. 31 Januari 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 November 2020. Diakses tanggal 8 November 2020.
- ^ "Verve: The Spirit of Today's Woman". Verve. Vol. 4 no. 1. Indian and Eastern Engineer Ltd. 1997. hlm. 31.
- ^ "Rekha on Qila". Screen. Indian Express Limited. 10 April 1998. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1999-10-09. Diakses tanggal 22 November 2020.
- ^ "A shaky fort". Screen. Indian Express Limited. 24 April 1998. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 April 1998. Diakses tanggal 22 November 2020.
- ^ Shafique, Khurram Ali (Mei 1998). "Film Review: Qila". Herald. Dawn Media Group.
- ^ Ganti 2012, hlm. 236; McCann 2012, hlm. 208
- ^ Kulkarni, Ronjita (11 Agustus 2003). "Forever Rekha!". Rediff.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Agustus 2003. Diakses tanggal 7 November 2020.
- ^ Gangadhar, V. (24 April 2005). "Queen bee: The legend of Rekha". The Tribune. Tribune Trust. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 April 2005. Diakses tanggal 22 Oktober 2020.
Daftar pustaka
sunting- Bumiller, Elizabeth (1 Juni 1991). May You Be the Mother of a Hundred Sons: A Journey Among the Woman of India . New York, Amerika Serikat: Penguin Books. ISBN 978-0-14-015671-3.
- Burra, Rani (1985), Indian Cinema 1980–1985, New Delhi, India: Direktorat Festival Film, ASIN B000SFB0JM, OCLC 15080872
- Dwyer, Rachel (25 Juli 2019). 100 Bollywood Films. Bloomsbury Publishing. ISBN 978-18-38713-96-6.
- Ganti, Tejaswini (2004). Bollywood: A Guidebook to Popular Hindi Cinema. New York, Amerika Serikat: Routledge. ISBN 978-04-15288-53-8.
- Gulzar; Nihalani, Govind; Chatterjee, Saibal (2003). Encyclopaedia of Hindi Cinema. Popular Prakashan. ISBN 978-817-99106-6-5.
- Guy, Randor (1985). B. N. Reddi, a Monograph. Universitas Michigan. ISBN 978-81-2010-003-9.
- Jain, Jasbir; Rai, Sudha (2002). Films and Feminism: Essays in Indian Cinema. Rawat Publications. ISBN 978-81-703371-3-3.
- Jain, Manju (2009). Narratives of Indian Cinema. Primus Books. ISBN 978-81-90891-84-4.
- Mishra, D. P. (2006). Great Masters of Indian Cinema: The Dadasaheb Phalke Award Winners. Kementerian Informasi dan Penyiaran. ISBN 978-812-3013-61-9.
- Puri, Amrish; Sabharwal, Jyoti (2006). The Act of Life. Stellar Publishers. ISBN 978-81-902247-4-1.
- Raheja, Dinesh; Kothari, Jitendra (1996). The Hundred Luminaries of Hindi Cinema. India Book House. ISBN 978-817-5080-07-2.
- Rajadhyaksha, Ashish; Willemen, Paul (1994). Encyclopaedia of Indian Cinema. Institut Film Inggris. ISBN 978-08-51704-55-5.
- Ramachandran, T. M.; Rukmini, S. (1985). 70 Years of Indian Cinema, 1913–1983. Cinema India-International. ISBN 978-08-613209-0-5.
- Thoraval, Yvos (2000). The Cinemas of India. Macmillan Publishers. ISBN 978-03-339341-0-4.
- Usman, Yaseer (2016). Rekha: The Untold Story. New Delhi, India: Juggernaut Books. ISBN 978-81-932841-8-6.
- Valicha, Kishore (1996). Dadamoni: The Authorized Biography of Ashok Kumar. Universitas Michigan. ISBN 978-067-0872-71-8.
Pranala luar
sunting- Rekha di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- (Inggris) Rekha di Bollywood Hungama