Bivalvia

sejenis kerang-kerangan

Bivalvia (pelafalan Inggris: /bˈvælviə/) adalah kelas dalam moluska yang mencakup semua kerang-kerangan: memiliki sepasang cangkang (nama "bivalvia" berarti dua cangkang).[3] Nama lainnya adalah Lamellibranchia, Pelecypoda, atau bivalva. Ke dalam kelompok ini termasuk berbagai kupang, remis, kijing, lokan, simping, tiram, serta kima; meskipun variasi di dalam bivalvia sebenarnya sangat luas.

Kerang-kerangan
Rentang waktu: Kambrium Awal - sekarang[1][2]
"Acephala" oleh Ernst Haeckel
"Acephala", dari Kunstformen der Natur karya Ernst Haeckel (1904)
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Bivalvia
Linnaeus, 1758
Subkelas

Dan lihat teks

Kerang-kerangan banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia sejak masa purba. Dagingnya dimakan sebagai sumber protein. Cangkangnya dimanfaatkan sebagai perhiasan, bahan kerajinan tangan, bekal kubur, serta alat pembayaran pada masa lampau. Mutiara dihasilkan oleh beberapa jenis tiram. Pemanfaatan modern juga menjadikan kerang-kerangan sebagai biofilter terhadap polutan.

Sistematika

sunting

Klasifikasi berikut adalah berdasarkan klasifikasi Newel (1965) yang didasarkan pada morfologi. Hingga sekarang belum tersedia filogeni yang dapat sepenuhnya dipercaya. Beberapa kelompok diketahui parafiletik, terutama Anomalodesmata. Terdapat pula sistematika alternatif berdasarkan morfologi insang dari Franc (1960) dan disebutkan bila perlu pada daftar di bawah. Franc memisahkan Septibranchia dalam kelompok tersendiri, meskipun secara molekular malah membuat Eulamellibranchia menjadi parafiletik.

Subkelas Palaeotaxodonta (Protobranchia menurut Franc)

Subkelas Cryptodonta (Protobranchia menurut Franc)

Subkelas Pteriomorphia (tiram, kupang, dll., Filibranchia menurut Franc)

Subkelas Paleoheterodonta (Eulamellibranchia menurut Franc)

Subkelas Heterodonta (mencakup remis, lokan, dan kerang-kerang yang biasa dikenal, Eulamellibranchia menurut Franc)

Subkelas Anomalodesmata (Eulamellibranchia menurut Franc)

Struktur Tubuh

sunting

Jika diamati, cangkangnya terbagi dalam dua belahan yang diikat oleh ligamen sebagai pengikat yang kuat dan elastis. Ligamen ini biasanya selalu terbuka, apabila diganggu, maka akan menutup. Jadi, membuka dan menutupnya cangkang diatur oleh ligamen yang dibantu oleh dua macam otot, yaitu pada bagian anterior dan posterior. Tampak garis konsentris yang sejajar, garis ini disebut sebagai garis pertumbuhan yang menunjukkanmasa pertumbuhan lamban atau tidak ada pertumbuhan. Garis ini berselang-seling dengan pita pertumbuhan yang menunjukkan pertumbuhan cepat. Semakin banyak garis dan pita pertumbuhan, maka makin tua umur hewan tersebut. Bagian cangkang yang paling tua biasanya paling tebal, menonjol, letaknya pada bagian persendiaan yang disebut umbo. Pada bagian posterior cangkang ada dua macam celah yang disebut sifon. Celah yang berada di dekat anus dinamakan sifon, berfungsi untuk keluar masuknya air dan zatzat sisa. Sebaliknya sifon masuk terletak di bagian sebelah bawah sifon keluar yang berfungsi untuk masuknya oksigen, air, dan makanan.[4]

Cangkang Pelecypoda

sunting

Cangkang/rumah Pelecypoda terdiri atas bagian-bagian berikut.[4]

  1. Periostrakum, Periostrakum merupakan lapisan terluar, dibentuk dari zat kitin yang disebut konkiolin berfungsi sebagai pelindung. Jika basah berwarna biru tua, jika kering berwarna coklat.
  2. Prisma, Prisma adalah lapisan tengah yang tersusun dari kristal kalsit.
  3. Nakre, Nakre disebut sebagai lapisan induk mutiara yang tersusun dari lapisanlapisan tipis paralel dan kalsit (karbonat) yang tampak mengkilat.
  4. Mantel, Mantel terletak di bawah nakreas yang terdiri atas sel-sel nakreas (yang

sekretnya membentuk lapisan nakreas dan membentuk mutiara) jaringan ikat, dan sel-sel epitelium yang bersilia.

Sistem Organ

sunting

Sistem pencernaannya dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Mulut dan anusnya terletak dalam rongga mantel. Sistem ekskresinya menggunakan sepasang nefridium yang berfungsi seperti ginjal. Adapun sistem sarafnya terdiri atas otak, simpul saraf kaki, dan simpul saraf otot. Sistem peredaran darahnya terbuka, jantungnya terdiri atas sebuah bilik dan dua serambi. Respirasinya dengan menggunakan insang.[4]

Daur Hidup

sunting

Hewan ini ada yang bersifat hermaprodit dan kebanyakan hewan ini mempunyai alat kelamin yang terpisah. Pada saat terjadi perkawinan, alat kelamin jantan akan mengeluarkan sperma ke air dan akan masuk dalam tubuh hewan betina. Melalui sifon air masuk, sehingga terjadilah pembuahan. Ovum akan tumbuh dan berkembang yang melekat pada insang dalam ruang mantel, kemudian akan menetas dan keluarlah larva yang disebut glokidium. Larva ini akan keluar dari dalam tubuh hewan betina melalui sifon air keluar, kemudian larva tersebut menempel pada insang atau sirip ikan dan larva tersebut akan dibungkus oleh lendir dari kulit ikan. Larva ini bersifat sebagai parasit kurang lebih selama 3 minggu. Setelah tumbuh dewasa, larva akan melepaskan diri dari insang atau sirip ikan dan akan hidup bebas.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ Jell, Peter A. (1980). "Earliest known pelecypod on Earth — a new Early Cambrian genus from South Australia". Alcheringa: An Australasian Journal of Palaeontology. 4 (3): 233–239. doi:10.1080/03115518008618934. 
  2. ^ Runnegar, B.; Bentley, C. (January 1983). "Anatomy, ecology and affinities of the Australian early Cambrian bivalve Pojetaia runnegari Jell". Journal of Paleontology. 57 (1): 73–92. JSTOR 1304610. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-10. Diakses tanggal 2015-12-01. 
  3. ^ Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. 
  4. ^ a b c d Buku sekolah elektronik [Kistinnah, Endang Sri Lestari] (2009). Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-129-3 (no. jilid lengkap) / ISBN 978-979-068-131-6.  Periksa nilai |author-link1= (bantuan)
  • Franc, A. (1960): Classe de Bivalves. In: Grassé, Pierre-Paul: Traite de Zoologie 5/II.
  • Newell, N.D. (1969): [Bivalvia systematics]. In: Moore, R.C.: Treatise on Invertebrate Paleontology Part N.
  • Jay A. Schneider (2001). "Bivalve Systematics During the 20th Century". Journal of Paleontology. 75 (6): 1119–1127. doi:10.1666/0022-3360(2001)075<1119:BSDTC>2.0.CO;2. 

Pranala luar

sunting