Cupang-cupang
Triacanthidae atau cupang-cupang adalah keluarga ikan yang anggotanya berasal dari perairan Indo-Pasifik. Ikan ini diklasifikasikan dalam ordo Tetraodontiformes bersama dengan ikan buntal dan ikan mola-mola. Famili ikan ini terdiri dari tujuh spesies dalam empat genus, termasuk satu genus punah yang hanya diketahui dari fosil.
Cupang-cupang | |
---|---|
Triacanthus nieuhofii | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Actinopterygii |
Ordo: | Tetraodontiformes |
Famili: | Triacanthidae Bleeker, 1859 |
Genus[1] | |
Sama seperti kerabat mereka yakni ikan ayam-ayam dan sonang, duri pertama sirip punggung ikan ini dibentuk menjadi tulang belakang. Selanjutnya, mereka memiliki dua duri sebagai pengganti sirip perutnya. Mereka memiliki gigi yang tajam dan berat, yang mereka gunakan untuk memakan moluska dan krustasea bercangkang keras.[2] Mereka juga memiliki kemampuan unik untuk melihat sinar ultraviolet.[3][4] Kemampuan mereka melihat sinar ultraviolet mirip dengan penglihatan ikan mas hias.[5]
Tidak banyak yang diketahui tentang bagaimana ikan ini hidup. Mereka pada dasarnya adalah ikan lepas pantai yang hanya sesekali mendekati daratan. Panjangnya berkisar antara 15 hingga 30 sentimeter.
Catatan Fosil
suntingGenus Acanthopleurus diketahui dari spesies A. serratus (Agassiz, 1844) dan A. collettei (Tyler, 1980) dari wilayah Oligosen Kanton Glarus, Swiss. Spesies ketiga yang dideskripsikan yakni Cephalacanthus trispinosus (Ciobanu, 1977) dari Oligosen Rumania yang sebelumnya termasuk dalam famili Dactylopteridae, telah dianggap sebagai spesimen remaja dari Acanthopleurus, meskipun apakah ia termasuk salah satu dari dua spesies yang dideskripsikan atau spesies baru yang belum ditentukan.[6]
Warna Cincin Mata
suntingTergantung pada jenis kelamin, warna cincin di sekitar bagian luar matanya berbeda-beda. Ikan ini diidentifikasi betina jika warna cincinnya ungu atau kuning dan jantan jika cincinnya biru atau jingga.[3] Frekuensi warna-warna ini berbeda untuk setiap jenis kelamin.
Jenis kelamin | Ungu | Kuning | Jingga | Biru |
---|---|---|---|---|
Betina | 80% | 20% | 0% | 0% |
Jantan | 0% | 0% | 70% | 30% |
Referensi
sunting- ^ Matsuura, K. (2014): Taxonomy and systematics of tetraodontiform fishes: a review focusing primarily on progress in the period from 1980 to 2014. Ichthyological Research, 62 (1): 72-113.
- ^ Matsura, K.; Tyler, J.C. (1998). Paxton, J.R.; Eschmeyer, W.N., ed. Encyclopedia of Fishes. San Diego: Academic Press. hlm. 228. ISBN 0-12-547665-5.
- ^ a b "Triacanthidae". Triacanthidae. Diakses tanggal 2016-04-18.
- ^ "Home". Fish Vision. Diakses tanggal 2016-04-18.
- ^ "Home". Fish Vision. Diakses tanggal 2016-04-18.
- ^ Tyler, J.C., Jerzmariska, A., Bannikov, A.F. & Swidnicki, J. (1993): Two New Genera and Species of Oligocene Spikefishes (Tetraodontiformes: Triacanthodidae), the First Fossils of the Hollardiinae and Triacanthodinae. Smithsonian Contributions To Paleobiology, 75