Pondok Pesantren Daar El-Qolam

sekolah di Indonesia
(Dialihkan dari Daar el-qolam)

Pondok Pesantren Daar el-Qolam (Arab: معهد دار القلم للتربية الإسلامية) adalah sebuah pondok pesantren yang berlokasi di Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang didirikan pada tanggal 20 Januari 1968. Pesantren ini merupakan gagasan dari Haji Qasad Mansyur yang direalisasikan oleh Drs. K.H. Ahmad Rifai Arief (1942-1997). Setelah K.H. Ahmad Rifa'i Arief meninggal dunia pada tanggal 15 Juni 1997, pondok ini dilanjutkan oleh K.H. Drs. Ahmad Syahiduddin, K.H. Adrian Mafatihullah Karim, dan Hj. Enah Huwaenah. Lembaga pendidikan Islam ini adalah model integrasi antara sistem pendidikan pondok dengan sistem pendidikan madrasah dan sekolah. Hingga pada Juli 2012, Pondok Pesantren Daar el-Qolam menjadi pondok pesantren terbesar di Banten, dengan jumlah kurang lebih 5000 jiwa.[1]

Pondok Pesantren Daar El Qolam
معهد دار القلم للتربية الإسلامية
Lambang Pondok Pesantren Daar El Qolam
Alamat
Jalan Raya Serang KM. 35, Pasir Gintung, Jayanti, Pasir Gintung, Jayanti, Tangerang, Banten 15610

,
Telepon/Faks.(021) 5950599
Situs webwww.daarelqolam.ac.id
Informasi
JenisPondok pesantren
AfiliasiIslam
Nahdlatul Ulama
Didirikan20 Januari 1968
PendiriK.H Qasad Mansyur
Drs. K.H. Ahmad Rifai Arief
PimpinanKH.Nahrul Ilmi Arief
KH.OdhyRosikhuddin
Kiai Zahid Purnawibawa
PengasuhKH.Ahmad Syahiduddin
Hj.Enah Huwaenah
KH.Muhammad Mahdi
KH.Hatim Fannani
Kalender akademisHijriyah
Lain-lain
JulukanDarqo
Olahraga andalanPencak Silat
Panembahan
Sepak Takraw
Sepak Bola
Futsal
Basket
Tenis Meja
Bulu Tangkis
Moto
Motoالمحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح
(merawat tradisi merespon modernisasi)

Sejarah

sunting

K.H. Ahmad Rifa'i Arief adalah seorang alumnus Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur pada tahun 1964. Sebelum mendirikan pesanten Daar el-Qolam, dia mengajar terlebih dahulu di almamaternya selama dua tahun. Ia juga sempat mengkaji beberapa kitab klasik di beberapa pondok pesantren tradisional. Pada tahun akhir 1967, dia kembali ke kampungnya, Gintung, untuk membantu ayahnya H. Qasad Mansyur mengelola Madrasah Ibtidaiyah Masyariqul Anwar (مشارق الأنوار).

H. Qasad Mansyur, memang menghendaki adanya lembaga pendidikan tingkat mkannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kemudian, dia menyarankan agar putranya, Ahmad Rifai Arief, untuk mendirikan sebuah pondok pesantren seperti halnya pesantren almamaternya, Gontor. Saran ayahnya itu akhirnya direalisasikan oleh Ahmad Rifa'i Arief untuk mendirikan sebuah pesantren yang diberi nama Daar el-Qolam (دار القلم), yang secara terminologi berarti Kampung Ilmu. Satu-satunya perangkat infrastrdikan di pesantren Daar El-Qolam pada waktu itu hanyalah sebuah dapur tua milik neneknya, Hj. Pengki yang direnovasi menjadi sebuah ruangan untuk belajar. Hj.Pengki juga mewakafkan tanah seluas satu hektare.

Masa-masa awal pendidikan pondok dilaluinya dengan berbagai kesulitan dan keterbatasan sarana. Namun, dengan keterbatasan itu tidak menghalanginya untuk terus berbuat. Rifai tetap konsisten dengan niatnya. Daar El-Qolam mulai menampakkan perkembangannya, pada tahun 1983. Jalinan silaturahminya dengan K.H. Muhammad Natsir, seorang ulama kharismatik Indonesia, banyak membantu Rifai, sehingga dia membantu Rifa'i untuk mendapatkan bantuan dana dari Arab Saudi.

Pada tahun 1983, pemerintah Kerajaan Saudi Arabia memberikan bantuan uang sebesar 64 juta rupiah. Uang itu digunakan untuk membangun asrama putra yang kemudian diberi nama Gedung al-Saudi (مبنى السعودي). Sebagian uang yang lain, dibelikan tanah untuk ekspansi wilayah pondok.

Pada dekade 1980-an hingga sekarang, Daar el-Qolam semakin mendapatkan kepercayaan masyarakat luas yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia. Sistem pendidikannya yang modern, penerapan disiplin hidup dan beribadah menjadi alasan para orang tua untuk mendidik anaknya di Daar el-Qolam.

Pada ulang tahunnya yang ke-25 yang diselenggarakan pada tahun 1994, beberapa orang pejabat Indonesia datang ke Daar el-Qolam, di antaranya adalah Dr. Tarmizi Taher (yang kala itu menjabat sebagai Menteri Agama), Prof. Dr. Haryono Suyono (Mentri Koordinator BKKBN), Hayono Isman (Menteri Negara Pemuda dan Olahraga), Harmoko (Menteri Penerangan), dan Mayjen TNI A.M. Hendropriyono (Pangdam Jaya). Peringatan ulang tahun tersebut menjadikan Daar el-Qolam semakin dikenal oleh khalayak.

Pengembangan Pesantren

sunting

Pasca wafatnya pendiri Pesantren, tampuk kepemimpinan pesantren dialihkan kepada adik laki-laki pertamanya, Ahmad Syahiduddin dan Putra pertamanya, Adrian Mafatihullah Karim. Kiai Ahmad Syahiduddin pun lantas meminta kakak perempuannya, Hj. Enah Huwaenah untuk membimbing santriwati, sementara dirinya menangani kebijakan pesantren.

Pesantren Daar el-Qolam mulai melakukan ekspansi yang signifikan di bawah kepemimpinan K.H. Ahmad Syahiduddin. Dari sekitar 15 hektaree saat ditinggalkan oleh pendiri, Daar el-Qolam kini meluas hingga mencapai 29 hektaree. Dengan banyak ide yang datang untuk meningkatkan kualitas, khususnya datang dari alumni seperti Tafta Zani, Muhammad Wahyuni Nafis, Ubaidillah Asnawi, Tabah Rosyadi dan lain-lain, maka Pesantren Daar el-Qolam mendirikan Program Excellent Class, mulai pada tahun ajaran 2007/2008. Program Excellent Class akhirnya diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia, H. Maftuh Basyuni pada tanggal 21 Januari 2008, bersamaan dengan peringatan hari jadi (milad) Pesantren Daar el-Qolam yang ke-40 (5 windu). Program Excellent Class ini kemudian diproyeksikan sebagai Sekolah Bertaraf Internasional yang berbentuk pesantren.

Pembangunan Daar el-Qolam juga tidak selesai sampai situ saja. Kini, Kiyai Ahmad Syahiduddin juga tengah mengembangkan pesantren cabang Daar el-Qolam, yang dikhususkan untuk menangani santri tingkat Sekolah Menengah Pertama, di Desa Pangkat, Jayanti, Tangerang, yang hingga bulan Maret 2009 sedang dalam masa pembangunan asrama dan gedung kelas.

Panca Jiwa dan Motto Pondok

sunting

Pondok pesantren Daar el-Qolam (dan beberapa pesantren alumni Pondok Modern Daarussalam Gontor serta alumni Daar el-Qolam sendiri) mengusung lima dan empat falsafah yang disebut dengan "Panca Jiwa dan Motto Pondok". Panca jiwa adalah lima prinsip dasar yang mesti tertanam dalam jiwa siapapun yang menjadi penghuni pondok, entah itu kiyai, guru ataupun santri.

Panca jiwa pondok itu adalah sebagai berikut:

  1. Keikhlasan.
    Jiwa ikhlas ialah perkara yang utama dan pertama yang mesti ada dalam diri manusia. Ikhlas mempunyai makna yang sangat dalam, yaitu membuang unsur-unsur yang mengarah kepada kepentingan pribadi yang dapat mengotori tujuan hidup, serta juga tujuan pendidikan dan pengajaran. Sebagai contoh dalam proses pendidikan dan pengajaran, guru mesti ikhlas dalam memberikan ilmu sebagai wujud syukur dan diniatkan ibadah kepada Allah sebagai pemilik ilmu. Manakala santri, mesti ikhlas dididik dan diajarkan dengan tujuan untuk memahami hakikat dirinya sebagai awal langkah untuk beribadah kepada Allah.
  2. Kesederhanaan.
    Maksudnya adalah melakukan sesuatu berdasarkan keperluan bukan keinginan. Dengan demikian kesederhanan adalah sebuah sikap yang tidak diukur oleh kuantitas, besar atau kecil, banyak atau sedikit, murah atau mahal, tetapi karena ia diperlukan. Kesederhanaan juga berasaskan kepada kemampuan bukan kemauan.
  3. Berdikari.
    Sifat ini menunjukan kebebasan seseorang dalam menentukan sikap. Berdikari juga bermakna berusaha dengan kemampuan dirinya sendiri tanpa menggantungkan diri kepada orang lain. Sifat ini juga sangat penting untuk melahirkan jiwa-jiwa militan yang siap berjuang dan berbakti kepada masyarakat. Pondoknya pun demikian tidak menggantungkan kepada bantuan orang lain.
  4. Ukhuwah Islamiyah.
    Maksud dari prinsip keempat ini adalah menjalin hubungan sesama manusia yang berasaskan kepada prinsip dari ajaran Islam yang damai dan toleran. Ukhuwah dalam Islam adalah nilai persaudaran dengan semangat tolong menolong yang tidak melihat batas-batas tertentu, seperti golongan, etnik bahkan agama atau keyakinan orang lain. Islam menyuruh umatnya untuk menghormati siapapun, bekerjasama dan bergaul tanpa memandang status sosial bahkan keyakinannya. Hal ini tentunya sangat selaras dengan ajaran Islam sebagai agama yang menyebarkan kedamaian universal atau rahmatan lil âlamîn.
  5. Kebebasan.
    Sikap bebas berarti melepaskan diri dari pengaruh orang lain baik pikiran ataupun tindakan. Kebebasan bukan dimaksudkan berbuat sesuka hati, tetapi kebebasan dalam menentukan sikap dan pendapat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar ajaran Islam. Kebebasan juga bersikap moderat tanpa memihak, yang dibelanya adalah kebenaran sesuai dengan ajaran agama.

Berikut ini adalah Motto Pondok:

  1. Berbudi luhur.
    Ini adalah sifat yang harus ada dalam diri manusia terutama generasi muda. Sifat ini sangat penting dan haruslah berada pada tingkat pertama sebelum sifat-sifat lain yang akan dimiliki.
  2. Berbadan Sehat.
    Sebagai calon pemimpin masyarakat, kualitas fisik yang sehat dan kuat juga sangat penting. Akhlak yang mulia, ditambah dengan fisik yang prima akan melahirkan insan tangguh dalam menghadapi setiap tantangan dan cobaan.
  3. Berpengetahuan Luas.
    Syarat ini tentunya tidak diragukan lagi. Ia juga syarat utama yang mesti dimiliki oleh calon pemimpin masa depan. Kesempurnaan seorang pemimpin dapat diketahui melalui budi pekerti, badan yang sehat serta pengetahuannya yang luas.
  4. Berpikir Bebas.
    Kepribadian yang dibalut dengan akhlak, fisik yang sehat, ilmu yang luas harus mampu menempatkan dirinya pada tempat yang bebas, tidak terikat kepada siapapun. Yang dibelanya hanyalah kebenaran untuk kemaslahatan umat.

Fasilitas

sunting

Kompleks Pondok Pesantren Daar El-Qolam terdiri atas:

  • Masjid (dengan nama Masjid as-Syifa untuk santriwan dan Masjid ar-Rahmah untuk santriwati),
  • Aula tempat pertemuan (tiga unit). Dua unit ditempatkan di Program Excellent Class sebagai gedung serba guna dan mushalla dengan nama "Ulul `Irfan" dan "Ulul `Izzah".
  • Lapangan olahraga
  • Gedung satu/dua/tiga lantai yang digunakan sebagai asrama untuk tinggal atau kelas untuk sekolah.
    • Asrama putra:
      • Gedung Saudi (مبنى السعودي)
      • Gedung Indonesia
      • Gedung Ibn Rusyd (مبنى ابن الرشد)
      • Gedung Ibn Sina (مبنى ابن سينا)
      • Gedung al-Jamarat (مبنى الجمرات)
      • Gedung al-Fatah (مبنى الفتاح)
      • Gedung an-Najah (مبنى النجاح)
      • Gedung Bait al-Arqam (مبنى بيت الأرقام)
      • Gedung Bait al-Ridha (مبنى بيث الرضى)
      • Gedung Ashab al-Kahfi (مبنى أصحاب الكهف)
      • Gedung H. Muhammad Natsir
      • Gedung Ulul Abrar
      • Gedung Ulul Albab
      • Gedung al-Manaf
    • Asrama putri:
      • Gedung an-Nashr
      • Gedung Masyithah I
      • Gedung Masyithah II
      • Gedung Masyithah III
      • Gedung Fatimah
      • Gedung Rifa`i I
      • Gedung Rifa`i II
      • Gedung Rifa`i III
      • Gedung Rifa`i IV
      • Gedung Rifa`i V
      • Gedung al-Farabi
      • Gedung Habibah
      • Gedung Mastufah I
      • Gedung Mastufah II
      • Gedung Ummul-Mu'minin
      • Gedung Khadijah
      • Gedung Rabiatul Adawiyah
      • Gedung Ulul Izzah
      • Gedung ISMI Putri
    • Asrama Guru/Asatidz:
      • Gedung as-Syahid
      • Gedung as-Shafa
      • Gedung al-Marwah
      • Gedung Perumahan Guru blok I
      • Gedung Perumahan Guru blok II
      • Gedung Perumahan Guru blok III
      • Gedung Perumahan Guru blok IV
    • Asrama lain-lain:
      • Wisma wali santriwan (terdapat 16 ruangan)
      • Wisma wali santriwati (terdapat 8 ruangan)
  • Ruang-ruang praktikum (praktikum IPA dan komputer)
  • Perpustakaan
  • Koperasi pelajar putra
  • Koperasi pelajar putri
  • Laboratorium komputer

Jenjang pendidikan

sunting

Pondok Pesantren Daar el-Qolam terdiri atas tiga buah jenjang pendidikan formal (menurut pada Departemen Agama Republik Indonesia dan Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia), yakni:

Ada dua jenjang yang bisa ditempuh oleh para santri yang mengikuti pendidikan di Daar el-Qolam:

  • Jenjang 6 tahun (untuk lulusan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah)
    Adapun para santri yang mengikuti jenjang 6 tahun ini harus melewati pendidikan 6 tahun di pesantren: 3 tahun di pendidikan menengah pertama ditambah 3 tahun di pendidikan menengah atas (MA/SMA).

Perubahan yang terjadi pasca pergantian kepemimpinan

sunting

Mulai tahun ajaran 2009/2010, Pondok Pesantren Daar el-Qolam sedikit merombak jenjang 4 tahun untuk lulusan SMP/Mts menjadi langsung tiga tahun saja, dengan mengintegrasikan semua pelajaran agama di setiap tahun mereka menjalani pendidikan di pesantren, dengan kurikulum agama yang berbeda dengan pendidikan jenjang 6 tahun (yang sama hanyalah kurikulum umum). Hingga menciptakan alumni yang berkualitas.

Kurikulum

sunting

Adapun kurikulum yang diterapkan dalam Pondok Pesantren Daar el-Qolam mencakup pelajaran agama dan pelajaran umum yang terintegrasi. Setiap hari santri mendapatkan pelajaran 7 jam pelajaran, yang masing-masing berdurasi 45 menit, diselai oleh 25 menit istirahat, yang berkisar dari pukul 7:00 waktu setempat hingga pukul 15:00 waktu setempat. Di luar jam formal tersebut, santri juga mendapatkan pengajaran al-Quran, kitab kuning, dan kursus-kursus yang bisa diikuti sesuai dengan minat dan kemampuan santri itu sendiri, seperti kursus Bahasa Inggris, kursus Bahasa Arab, kursus komputer, kursus bela diri, dan lain sebagainya.

Integrasi sistem itu juga memudahkan para santri untuk melanjutkan pendidikannya pada tingkat pendidikan tinggi, khususnya ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang memang diperuntukkan untuk para lulusan madrasah dan pesantren. Bekal bahasa Arab dan Inggris yang telah diberikan semasa belajar di pondok, memudahkan para santri untuk memahami kurikulum pada IAIN. Beberapa santri Daar el-Qolam yang menjadi mahasiswa berprestasi di IAIN antara lain Ihsan Ali Fauzi, Muhammad Wahyuni Nafis, Nanang Tahqiq, Ismatu Rofi, dan Siti Nafsiah, yang menjadi mahasiswa unggulan di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Selain itu pula, banyak pula santri yang melanjutkan pendidikan ke Timur Tengah seperti Mesir, Makkah dan Madinah.

Karena memang di dalam kelas mereka juga belajar pelajaran ilmu umum, maka para santri juga akan dibimbing pelajaran umum dengan komposisi yang sama dengan pelajaran ilmu agama. Hal ini dilakukan agar para santri nanti setelah keluar dari pondok dapat melanjutkan ke lembaga pendidikan tinggi umum seperti kedokteran, teknologi dan lain sebagainya. Tujuan ini bermisi agar umat Islam nantinya dapat mengisi ruang-ruang sosial yang lebih beragam, tidak hanya dalam bidang kegamaan saja.

Mulai tahun ajaran 2007/2008, Pondok Daar el-Qolam mencanangkan program kelas unggulan, yang disebut dengan Program Excellent Class. Di dalam program itu, semua siswa yang telah lolos kualifikasi dari segi nilai rata-rata saat kenaikan (minimal 6.25) dan kelakukan bisa merasakan pengalaman yang sedikit berbeda dengan kelas biasa. Di masing-masing kelas, yang terdapat 25 kelas itu, terdapat proyektor berteknologi Digital Light Processing (DLP) dan juga diizinkannya mereka untuk membawa dan menggunakan Internet melalui komputer atau notebook milik sendiri (dengan skema Bring Your Own Device/BYOD) di luar jam pelajaran formal (seperti waktu istirahat dan malam hari), tentu saja untuk menunjang pembelajaran.

Pesantren Alumni

sunting
Nama Pesantren Pimpinan Alamat
Pesantren Modern Kulni KH. Ahmad Sadeli Arif Bauan Masjid, Cikande
Pondok Pesantren Al-Maarif K.H. Drs. Edi Sumardi Songgom Jaya, Cikande

Referensi

sunting
  1. ^ "Website Persembahan Sang Sahabat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal 2021-05-19. 

Pranala luar

sunting