Enklave dan eksklave

keterkurungan suatu wilayah di dalam wilayah lain
(Dialihkan dari Daerah kantong)

Enklave dan eksklave merupakan istilah dalam geografi politik yang merujuk pada wilayah negara atau daerah dalam wilayah suatu negara, yang memiliki ciri "diskontinuitas teritorial", yaitu wilayah tersebut terpisah dan/atau terkurung di wilayah negara lain. Untuk lebih jelasnya, enklave dan eksklave memiliki perbedaan mendasar sebagai berikut.

  • Enklave atau daerah kantong adalah suatu negara atau daerah dalam wilayah suatu negara yang terkurung seluruhnya dalam wilayah suatu negara asing.[1][2]
  • Eksklave adalah daerah dalam wilayah suatu negara yang secara geografis terpisah sepenuhnya dipisahkan dari daerah utama wilayah negara tersebut oleh wilayah-wilayah dari satu atau beberapa negara asing.[3][4]
Diagram eksplikatif atas diskontinuitas teritorial: Enklave dan eksklave
Wilayah (berupa negara, negara bagian, provinsi, kabupaten, kota, dll.) yang berbeda diwakili oleh warna dan huruf yang berbeda, sedangkan daerah yang terpisah dari wilayah yang sama diwakili oleh warna dan huruf yang sama, dengan nomor yang berbeda ditambahkan ke setiap daerah yang lebih kecil dari wilayah itu (bagian utama hanya diberi huruf tanpa angka).
  •   A:
    • memiliki 5 eksklave (A1, A2, A3, A4, dan A5): mustahil untuk bepergian dari daerah utama ke daerah-daerah eksklave di wilayah A dengan hanya melalui wilayah A semata; sementara:
      • A1 dan A2 bukanlah enklave: keduanya tidak dikelilingi oleh wilayah suatu entitas asing tunggal;
      • A1 adalah semieksklave: sebagian dari daerah ini memiliki perbatasan maritim yang tidak mengelilingi daerah tersebut;
      • A3 adalah enklave: daerah ini dikelilingi seluruhnya oleh wilayah B;
      • A4 dan A5 adalah kontraenklave atau enklave tingkat 2: daerah yang termasuk wilayah A yang berada di dalam enklave E;
    • memiliki 1 enklave (E): wilayah asing yang seluruhnya berada di dalam wilayah A;
    • memiliki 1 kontrakontraenklave atau enklave tingkat 3 (E1).
  •   B:
    • memiliki 2 enklave (A3 dan D).
  •   C:
    • tidak memiliki enklave dan eksklave.
  •   D:
    • merupakan daerah enklave: tidak memiliki enklave dan eksklave, tetapi seluruh wilayahnya berada di dalam wilayah suatu entitas asing tunggal (B).
  •   E:
    • merupakan daerah enklave: berada di dalam wilayah A;
    • memiliki 2 enklave (A4 dan A5), yang merupakan kontraenklave untuk wilayah A;
    • memiliki 1 kontraenklave' (E1), yang merupakan kontrakontraenklave bila dilihat dari sudut pandang A dan berada di dalam wilayah A5.
Dalam istilah topologi, A dan E merupakan (himpunan) permukaan takterhubung, lalu B, C, dan D adalah permukaan terhubung. Namun, C dan D juga merupakan permukaan terhubung sederhana, sedangkan B bukan (karena B memiliki "genus 2", yaitu jumlah "lubang" pada B).

Beberapa negara memiliki wilayah yang terputus atau terpisah di wilayah negara lain yang, tergantung cirinya, dapat disebut daerah enklave dan/atau eksklave. Daerah-daerah tersebut umumnya tercipta karena adanya alasan historis, politis atau geografis yang melatarbelakanginya. Misalnya, penjanjian perdamaian antara dua negara yang bertikai, perjanjian pembagian wilayah oleh negara-negara kolonial, serta perebutan suatu daerah dalam perang.

Penggunaan

sunting

Istilah "enklave" berasal dari kata dalam bahasa Prancis, yaitu enclave, yang merupakan turunan dari kata kerja enclaver (1283), dari bahasa Latin sehari-hari inclavare (menutup dengan kunci). Kata enclave pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-15 dan pada awalnya merupakan istilah hukum properti yang menunjukkan situasi sebidang tanah atau pekarangan yang dikelilingi oleh tanah-tanah yang dimiliki oleh pemilik yang berbeda, sementara tanah tersebut tidak dapat digarap secara praktis dan memadai mengenakan "beban" pada pekarangan sekitarnya (seperti melintasi tanah orang lain atau mengalirkan air melewati tanah orang lain).[5] Secara hukum, ini menciptakan kondisi "pengabdian pekarangan" (servituut)[6] bagi tanah di sekeliling yang dimiliki oleh orang lain. Dokumen diplomatik yang pertama kali memuat kata enclave adalah Perjanjian Madrid, yang ditandatangani pada tahun 1526.[7]:61 Kata tersebut menjadi jargon diplomasi berbahasa Inggris pada tahun 1868.

Pada perkembangan selanjutnya, istilah enclave juga mulai digunakan untuk merujuk pada tanah keresidenan, kabupaten, fief, komune, kota praja, paroki, dan lain-lain yang dikelilingi oleh wilayah asing. Kata tersebut akhirnya diserap ke dalam bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lainnya untuk merujuk pada konsep yang sama, meskipun istilah lokal terus digunakan. Di India, kata pocket "kantong" sering digunakan sebagai sinonim untuk enklave (seperti "pocket distrik Puducherry").[8] Dalam sejarah administrasi Britania Raya, enklave subnasional biasanya disebut "detachments" atau "detached parts", sementara enklave nasional disebut "detached districts" atau "detached dominions". Dalam sejarah gerejawi Inggris, enklave subnasional disebut "peculiars" (lihat juga Royal Peculiar).

Istilah "eksklave" merupakan perluasan makna dari kata enklave yang digunakan dalam dunia modern.

Enklave

sunting

Enklave dalam pengertian luas berarti wilayah suatu entitas (berupa negara, negara bagian, daerah, provinsi, kota, distrik, kabupaten, dll.) yang terperangkap seluruhnya di dalam wilayah suatu entitas "tunggal" asing.[1] Namun, enklave secara umum biasanya merujuk pada bagian suatu negara (atau negara bagian) yang terkurung dalam wilayah negara asing. Untuk membedakannya dengan jenis-jenis enklave lainnya, enklave terkait sering disebut juga enklave sejati.[9]:10 Contoh enklave sejati adalah Büsingen am Hochrhein milik Jerman dan Campione d'Italia milik Italia, kedua-duanya merupakan enklave di dalam wilayah Swiss.

Enklave juga dapat merujuk pada negara yang seluruhnya terperangkap di dalam negara lain. Negara semacam ini disebut juga negara enklave. Saat ini, hanya terdapat 3 negara enklave di dunia, yaitu Vatikan dan San Marino merupakan negara enklave di wilayah Italia, serta Lesotho merupakan negara enklave di wilayah Afrika Selatan.

Definisi "wilayah" suatu negara dalam enklave mencakup baik wilayah darat maupun wilayah perairan.[10]:60 Khusus untuk wilayah perairan, enklave tersebut disebut juga enklave maritim (jika wilayah perairan berupa laut teritorial) atau enklave lakustrin (jika berupa danau).[9]:10 Hanya ada beberapa enklave maritim sejati yang berada di Afrika, Australia, dan Amerika.

Enklave terkadang juga merujuk pada wilayah yang dikelilingi oleh "sebagian" wilayah suatu negara lain, meskipun pengertian tersebut tidak tepat karena enklave umumnya harus terkurung seluruhnya di dalam entitas "tunggal".[2]

Eksklave

sunting
 
D adalah eksklave dari B, tetapi bukan merupakan enklave.
 
C adalah eksklave dari B dan enklave untuk A.

Seperti halnya dengan enklave, eksklave dalam pengertian luas adalah bagian dari wilayah suatu entitas (berupa negara, negara bagian, daerah, provinsi, kota, distrik, kabupaten, dll.) yang secara geografis terpisahkan sepenuhnya dari daerah utama entitas tersebut oleh wilayah-wilayah dari satu atau beberapa entitas asing,[3] sementara jika entitas terkait adalah negara (atau negara bagian), eksklave semacam itu disebut juga eksklave sejati. Contoh eksklave sejati ialah:

Banyak daerah eksklave, meskipun tidak semuanya, yang juga merupakan daerah enklave, karena suatu daerah eksklave dapat berbatasan dengan banyak negara.[14] Nakhchivan, Azerbaijan, misalnya, adalah contoh eksklave yang bukan enklave (karena daerah tersebut berbatasan dengan Armenia, Turki, dan Iran).

Istilah terkait

sunting

Berikut ini merupakan beberapa variasi dari enklave dan eksklave yang secara definitif bukan merupakan enklave dan eksklave sejati.

Semienklave dan semieksklave

sunting

Semienklave dan semieksklave adalah daerah yang hampir menjadi enklave atau eksklave jika bukan karena daerah tersebut memiliki, tetapi tidak dikelilingi oleh, akses laut yang menjadi bagian dari wilayah suatu daerah.[14]:116[15]:12–14 Konsep perbatasan di wilayah laut tidak sama dengan konsep perbatasan darat (yang juga mencakup perairan darat seperti sungai dan danau), sehingga konsep enklave dan eksklave tidak dapat diterapkan sepenuhnya di daerah dengan garis pesisir. Seperti halnya enklave dan eksklave, semienklave dapat berbentuk sebagai suatu negara merdeka yang berdaulat, sedangkan semieksklave sejati selalu menjadi bagian dari suatu negara berdaulat (seperti Kaliningrad Oblast).[14][16]

Konsep semienklave pada negara sebenarnya lebih kompleks daripada yang terlihat. Vinokurov (2007) menyatakan, "secara teknis, Portugal, Denmark, dan Kanada juga berbatasan hanya dengan satu negara asing, tetapi mereka tidak tertutup menurut artian geografis, politik, atau ekonomi. Mereka memiliki akses yang luas ke perairan internasional. Pada saat yang sama, ada negara-negara yang masih 'tertutup' oleh wilayah negara asing, meskipun memiliki akses laut."[15]:14 Oleh karena itu, pengertian negara semienklave umumnya menggunakan prinsip kuantitatif, yaitu "batas darat harus lebih panjang dari garis pesisirnya". Dengan demikian, suatu negara diklasifikasikan sebagai semienklave berdaulat jika berbatasan dengan satu negara saja, dan batas daratnya lebih panjang dari garis pesisirnya.[15]:14, 20–22 Monako, Gambia, dan Brunei Darussalam adalah contoh negara semienklave. Negara semienklave semacam itu juga disebut negara pesisir.

Berbeda dengan konsep negara semienklave, Vinokurov menyebutkan bahwa "tidak ada kriteria kuantitatif serupa yang dibutuhkan untuk mendefinisikan semienklave dan semieksklave bukan negara berdaulat."[15]:14, 26 Contoh daerah bukan negara yang merupakan semienklave dan semieksklave adalah sebagai berikut.

Tingkat nasional dan subnasional

sunting

Istilah enklave dan eksklave umum digunakan baik untuk tingkat nasional (negara) dan tingkat subnasional. Untuk tingkat subnasional, entitas asing terkait merupakan negara dengan kedaulatan terbatas, seperti negara bagian atau keamiran. Contohnya adalah empat keamiran di Uni Emirat Arab yang memiliki lima eksklave sejati: Dubai (Hatta), Ajmān (Masfut dan Manama), Ras al-Khaimah (bagian selatan dari dua bagian keamiran yang tidak bersebelahan), and Sharjah (Nahwa, yang juga merupakan enklave sejati tingkat nasional dan kontraenklave di Oman).[12]

Kontraenklave

sunting

Kontraenklave atau enklave tingkat dua adalah enklave dari suatu negara yang berada di dalam suatu daerah negara asing yang juga merupakan enklave di dalam negara pertama. Enklave semacam ini yang masih ada hingga sekarang adalah:

Sebelumnya, terdapat juga skema "enklave di dalam enklave di dalam enklave" yang disebut kontrakontraenklave atau enklave tingkat tiga. Daerah tersebut merupakan bagian dari enklave India–Bangladesh, yang kemudian dihapuskan dengan adanya revisi pakta perbatasan yang diadakan India dan Bangladesh pada tahun 2015.

Peneksklave

sunting

Peneksklave adalah daerah dalam wilayah suatu negara yang hanya dapat dimasuki dengan melintasi wilayah negara lain, khususnya jika menggunakan kendaraan beroda.[17]:283 Peneksklave juga terkadang disebut sebagai eksklave fungsional atau eksklave praktis.[15]:31 Banyak peneksklave yang terbentuk karena daerah utama dan daerah lainnya terbagi oleh perairan teritorial mereka sendiri (tidak dikelilingi oleh perairan teritorial negara lain), seperti Point Roberts di Washington dan Northwest Angle di Minnesota, Amerika Serikat. Ada pula daerah peneksklave yang terbentuk karena kondisi medan di darat yang membatasi keduanya, misalnya ketika pegunungan yang membagi kedua wilayah membuat suatu wilayah tidak dapat diakses dari wilayah lain suatu negara jika tidak melalui wilayah asing. Contoh yang paling sering digunakan adalah Kleinwalsertal, suatu lembah yang menjadi bagian Vorarlberg, Austria, yang hanya dapat diakses melalui sebelah utara daerah ini yang menjadi wilayah administratif Jerman.

Enklave etnik

sunting

Enklave etnik adalah komunitas suatu kelompok etnis yang berkumpul di dalam suatu wilayah yang didominasi oleh kelompok etnis lain. Ghetto, Japantown, Barrio, dan pecinan adalah contohnya. Daerah-daerah ini mungkin memiliki bahasa, budaya, dan sistem ekonomi yang terpisah tetapi secara administratif daerah ini dikuasai dan mengikuti hukum pemerintahan setempat.

Ekstrateritorialitas

sunting

Perwakilan diplomatik, seperti kedutaan besar dan konsulat, serta pangkalan militer, biasanya dikecualikan dari yurisdiksi negara setempat, sehingga hukum dari negara setempat yang menjadi tempat perwakilan tersebut berada biasanya tidak berlaku di tanah yang dimiliki oleh perwakilan tersebut. Pengecualian dari hukum negara setempat ini disebut ekstrateritorialitas. Meskipun tampak seperti enklave, area dan bangunan yang menikmati hak-hak ekstrateritorialitas ini bukanlah enklave, karena dalam semua kasus negara setempat tetap mempertahankan kedaulatan penuh atas tanah tersebut.

Lihat juga

sunting

Daftar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b (Indonesia) Arti kata enklave dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  2. ^ a b Raton, Pierre (1958). "Les enclaves". Annuaire Français de Droit International. 4: 186. doi:10.3406/afdi.1958.1373. 
  3. ^ a b (Indonesia) Arti kata eksklave dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  4. ^ "Exclave". Webster's Encyclopedic Unabridged Dictionary of the English Language. 1989. hlm. 497. 
  5. ^ Le Grand Robert, Dictionnaire de la Langue Française, 2001, vol. III, p. 946.
  6. ^ Definisi Hak Servituut (Pengabdian Pekarangan) dan Penerapannya
  7. ^ Melamid, Alexander (1968). "Enclaves and Exclaves". Dalam Sills, David. International Encyclopedia of the Social Sciences. 5. The Macmillan Company & Free Press. 
  8. ^ "Government Jobs in BSNL : 01 Jobs Opening". jobresultsnic.in. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-24. Diakses tanggal 2014-02-24. 
  9. ^ a b Vinokurov, Evgeny (2007). The Theory of Enclaves. Lexington Books, Lanham, MD. 
  10. ^ Melamid (1968). International Encyclopedia of the Social Sciences. 5. The Macmillan Company & Free Press. 
  11. ^ "Assembly of Turkish American Associations". Ataa.org. Diakses tanggal 2014-02-24. 
  12. ^ a b The Federal Boundaries of the United Arab Emirates
  13. ^ "Malawi Tourism Guide". MalawiTMC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-23. Diakses tanggal 2017-05-08. 
  14. ^ a b c Rozhkov-Yuryevsky, Yuri (2013). "The concepts of enclave and exclave and their use in the political and geographical characteristic of the Kaliningrad region". Baltic Region. 2: 113–123. doi:10.5922/2079-8555-2013-2-11. 
  15. ^ a b c d e Vinokurov, Evgeny (2007). The Theory of Enclaves. Lexington Books, Lanham, MD. 
  16. ^ Vinokurov (2007), p. 29"
  17. ^ Robinson, G. W. S. (September 1959). "Exclaves". Annals of the Association of American Geographers. 49 (3, [Part 1]): 283–295. doi:10.1111/j.1467-8306.1959.tb01614.x. JSTOR 2561461. 

Pustaka

sunting

Pranala luar

sunting