Pohon damar (Agathis dammara (Lamb.) Rich.) adalah sejenis pohon anggota tumbuhan runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar menyebar di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Di Jawa, tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya. Getah damar ini diolah untuk dijadikan kopal.

Damar
Agathis dammara, menurut Koehler
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Gymnospermae
Divisi: Pinophyta
Kelas: Pinopsida
Ordo: Araucariales
Famili: Araucariaceae
Genus: Agathis
Spesies:
A. dammara
Nama binomial
Agathis dammara
(Lamb.) Rich., 1826
Sinonim

Agathis loranthifolia Salisb., 1807
Agathis celebica (Koord.) Warb., 1900
Agathis hamii Meijer Drees, 1940

Pemerian dan habitat

sunting

Pohon yang besar, tinggi hingga 65m;[2] berbatang bulat silindris dengan diameter yang mencapai lebih dari 1,5 m. Pepagan luar keabu-abuan dengan sedikit kemerahan, mengelupas dalam keping-keping kecil.[3]

Daun berbentuk jorong, 6–8 × 2–3 cm, meruncing ke arah ujung yang membundar. Runjung serbuk sari masak 4–6 × 1,2–1,4 cm; runjung biji masak berbentuk bulat telur, 9–10,5 × 7,5–9,5 cm.[2]

Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.200 m dpl.[2] Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di pegunungan.

Pemanfaatan

sunting
 
Resin kopal yang meleleh di lubangnya

Damar teristimewa ditanam untuk diambil resinnya, yang diolah menjadi kopal. Resin ini adalah getah yang keluar tatkala kulit (pepagan) atau kayu damar dilukai. Getah akan mengalir keluar dan membeku setelah kena udara beberapa waktu lamanya. Lama-kelamaan getah ini akan mengeras dan dapat dipanen; yang dikenal sebagai kopal sadapan. Getah juga diperoleh dari deposit damar yang terbentuk dari luka-luka alami, di atas atau di bawah tanah; jenis yang ini disebut kopal galian.[3]

Pada masa lalu resin damar terutama dihasilkan dari tegakan-tegakan alam di Maluku dan Sulawesi.[3] Kini kopal juga dihasilkan dari hutan-hutan tanaman Perhutani di Jawa.

 
Pohon damar sebagai penghias taman

Kayu damar berwarna keputih-putihan, tidak awet, dan tidak seberapa kuat. Di Bogor dan di Sulawesi Utara, kayu ini hanya dimanfaatkan sebagai papan yang digunakan di bawah atap.[3] Kerapatan kayunya berkisar antara 380–660 kg/m³.[2] Kayu damar diperdagangkan di Indonesia dengan nama kayu agatis.

Pohon damar juga disukai sebagai tumbuhan peneduh taman dan tepi jalan (misalnya di sepanjang Jalan Dago, Bandung). Tajuknya tegak meninggi dengan percabangan yang tidak terlalu lebar.

Mengenal taksonomi dan cara penamaan

sunting

Taksonomi Agathis masih belum mantap. Sejauh ini A. dammara dianggap sinonim dari A. celebica, dan dipisahkan dari A. alba (sinonim A. borneensis). Pada masa lalu, jenis-jenis ini saling tercampur atau dianggap sebagai sinonim. Akan tetapi ada pula pakar yang menganggap taksa-taksa itu sebagai variasi di bawah spesies.[2]

Nama damar (lihat pula: Damar (disambiguasi)) digunakan pula untuk menyebut resin yang dihasilkan oleh jenis-jenis Shorea, Hopea, dan beberapa spesies dipterokarpa lainnya. Sementara, resin pohon damar disebut kopal.

Nama kayu damar digunakan dalam perdagangan untuk menyebut kayu yang dihasilkan oleh jenis-jenis Araucaria. Sementara kayu pohon damar diperdagangkan sebagai kayu agatis.

Nama-nama lokal A. dammara di antaranya adalah damar raja, kisi (Buru), salo (Ternate), dayungon (Samar).[2] Juga ki damar (Sunda), dama, damaa, damah, damahu, rama, marama puti (aneka bahasa di Sulut), koano, kolano, moleauno (Halmahera), dan lain-lain.[3]

Lihat pula

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Conifer Specialist Group. 1998. Agathis dammara. In: IUCN 2010. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2010.4. Diakses pada 15 Januari 2011
  2. ^ a b c d e f Soerianegara, I., N.R. de Graaf, J.M. Fundter, J.W. Hildebrand, A. Martawijaya, J. Ilic, C.C.H. Jongkind. 2002. Agathis Salisb. dalam I. Soerianegara dan RHMJ. Lemmens (eds.). Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 5(1): Pohon penghasil kayu perdagangan yang utama. PROSEA – Balai Pustaka. Jakarta. ISBN 979-666-308-2. Hal. 68-78 (Agathis dammara hal. 75)
  3. ^ a b c d e Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1: 97-107 (sebagai Agathis alba Foxw.). Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta.

Pranala luar

sunting

Galeri foto

sunting