Demografi Singapura
Singapura adalah sebuah negara yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi di dunia. Rata-rata penduduk Singapura naik 2,8% (termasuk penduduk asing) pada tahun 2000.
Kelompok etnis
suntingTionghoa 77%, Melayu 14%, India 7,6%, lain-lain 1,4%.
Sumber: Sensus 2000
Bahasa
suntingSingapura memiliki empat bahasa resmi: Inggris, Melayu, Mandarin dan Tamil.
Bahasa kebangsaan adalah bahasa Melayu walaupun penggunaan bahasa Inggris lebih umum. Bahasa Inggris merupakan bahasa perantara di antara suku di Singapura. Ia juga digunakan dalam sistem pendidikan dan dalam administrasi pemerintah.
Bahasa Inggris pasar yang digunakan oleh rakyat Singapura dalam situasi tidak formal dikenali sebagai 'Singlish'.
Walaupun pemerintahan Singapura menggalakkan penggunaan Bahasa Mandarin untuk penduduk Tionghoanya, masih ada segelintir penduduknya yang lebih fasih bertutur dalam dialek masing-masing seperti, Hokkien, Tiochiu, Kantonis dan lain-lain. Namun penggunaan dialek lebih tertumpu kepada penduduk yang sudahpun berumur.
Lebih 60% penduduk India Singapura bertutur dalam bahasa Tamil sebagai bahasa ibu. Bahasa-bahasa India yang lain termasuk Malayalam dan Hindi.
Lebih kurang 5000 orang Baba Nyonya masih menggunakan sebuah dialek bahasa Melayu yang dikenali sebagai Baba Melayu.
Agama
suntingMenurut sensus 2000, agama yang paling banyak dianut di Singapura adalah Agama Buddha (42.5%). Agama lain yang dianut adalah Kristen (18.8%), Islam (14.9), Taoisme (8.5%), Agama Hindu (4.0%), dan lain-lain. 18.3% dari penduduk Singapura tidak beragama. Di Singapura, hampir seluruh orang Melayu beragama Islam. Agama-agama yang dianut oleh etnis Cina Singapura termasuk Buddha Mahayana, Taoisme, Konghucu, dan Kristen. Etnis India Singapura kebanyakan menganut agama Hindu, dan sisanya menganut agama Islam, Sikh, Buddha, dan Kristen.
Singapura pada umumnya memberikan kebebasan beragama walaupun sebagian kelompok diperiksa dengan teliti oleh pemerintah. Terdapat juga kelompok agama yang telah dilarang, antara lain Saksi-Saksi Yehuwa, yang dilarang karena tidak mau mengikuti wajib militer. Di kota Singapura sendiri ada lebih dari 20 sidang yang telah berdiri, meskipun berada di bawah pembatasan dari pemerintah. Mereka tetap membayar pajak walaupun sering ditindas.[butuh rujukan]
15 tahun ke atas:
Buddha/Taoisme | 51.0% |
Kristen | 18.8% |
Tak beragama | 18.3% |
Islam | 14.9% |
Hindu | 4.0% |
Lain-lain (Sikh, Konghucu, etc) | 0.6% |
Sumber: Sensus 2000
Jumlah penduduk
sunting4.600.000 (perkiraan Juli 2022)
Umur | Persen | Lelaki | Perempuan |
---|---|---|---|
0-14 tahun | 18% | 390.352 | 365.730 |
15-64 tahun | 75% | 1.520.875 | 1.590.355 |
65 tahun ke atas | 7% | 124.413 | 159.539 |
(perkiraan 2000)
Tingkat pertumbuhan penduduk | 3.54% |
Tingkat kelahiran | 12,79 kelahiran/1.000 penduduk |
Tingkat kematian | 4,21 kematian/1.000 penduduk |
Tingkat perpindahan (bersih) | 26,8 migran/1.000 penduduk |
(perkiraan 2000)
Umur | lelaki/wanita |
---|---|
waktu lahir | 1,08 |
bawah 15 tahun | 1,07 |
15-64 tahun | 0,96 |
65 tahun keatas | 0,78 |
Jumlah penduduk | 0,96 |
(ang. 2000)
Tingkat kematian bayi
sunting3,65 kematian/1.000 kelahiran (ang 2000)
Harapan hidup
suntinglelaki:
77,1 tahun
wanita:
83,23 tahun (perkiraan 2000)
Tingkat kesuburan
sunting1,16 anak/wanita (ang. 2000)
Tingkat melek huruf
suntingUmur 15 tahun ke atas
Tahun | 2000 | 1990 |
---|---|---|
Jumlah | 92,5% | 89,1% |
Lelaki | 96,6% | 95,1% |
Wanita | 88,6% | 83,0% |
Sumber: Sensus 2000
Pranala luar
sunting- (Inggris) Kantor Statistik Singapura