Bahasa Ambon

bagian dari rumpun bahasa Austronesia
(Dialihkan dari Dialek Melayu Ambon)

Bahasa Ambon (sou Ambon), atau yang secara resmi juga dikenal sebagai bahasa Asilulu,[3] adalah salah satu bahasa daerah di Maluku, Indonesia. Bahasa ini dituturkan di barat laut pulau Ambon, khususnya di Negeri Asilulu, Ureng, dan Negeri Lima; serta beberapa negeri di Semenanjung Huamual dan pantai selatan Seram Bagian Barat.

Bahasa Ambon
BPS: 0652 5
sou Ambon
Bahasa Asilulu
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
EtnisAmbon
Hitu
Penutur
8.760 (SIL, 1987)
Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
Dialek
Lihat #Dialek
Latin
Kode bahasa
ISO 639-3asl
Glottologasil1242[1]
IETFasl
BPS (2010)0652 5
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6b Threatened
Bahasa Ambon dikategorikan sebagai C6b Threatened menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mulai terancam dan mengalami penurunan jumlah penutur dari waktu ke waktu
Referensi: [2]
Lokasi penuturan
Bahasa Ambon di Maluku dan Papua
Bahasa Ambon
Bahasa Ambon di Maluku
Bahasa Ambon

Peta

Peta
Perkiraan lokasi penuturan Bahasa Ambon
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Penamaan

sunting

Istilah bahasa Asilulu berasal dari nama Asilulu, sebuah negeri di Jazirah Leihitu, Pulau Ambon. Dari masa ke masa, berbagai upaya penerjemahan bahasa tanah Ambon telah menghasilkan kamus-kamus yang merujuk pada bahasa tanah dengan nama negeri itu sendiri karena pembuatan kamus-kamus tersebut didasarkan pada dialek negeri tersebut. Oleh karena itu, muncul berbagai istilah seperti bahasa Hitu, bahasa Larike, dan tentunya, bahasa Asilulu. Hal ini berarti bahwa sejatinya, istilah bahasa Asilulu merujuk pada dialek bahasa Ambon yang dituturkan di Negeri Asilulu. Keragaman istilah ini dimanfaatkan untuk memberikan istilah resmi pada bahasa tanah Ambon yang dapat mengurangi kerancuannya dengan bahasa Melayu Ambon, sebuah dialek yang dituturkan lebih luas oleh masyarakat Ambon dan Maluku kini. Hal ini dapat dilihat dalam Peta Bahasa Kemdikbud yang menandai seluruh Pulau Ambon dan Kepulauan Lease dalam satu warna, yakni warna bahasa Asilulu.[butuh rujukan]

Sejarah

sunting

Kosakata dialek Asilulu dan Hitu pertama kali diterbitkan oleh van Hoëvell pada 1877. Hingga akhir abad ke-20, dialek-dialek asli Jazirah Leitimur, seperti Hative, dan pesisir selatan Jazirah Leihitu telah punah.[4] Hingga tahun 1970-an, Allang menjadi satu-satunya negeri Kristen dengan penutur bahasa Ambon, meskipun hanya dituturkan oleh generasi tua dan dituturkan secara terbatas oleh generasi yang lebih muda.[5] Kini, dialek yang tersisa di Pulau Ambon hanyalah dialek Asilulu, Hitu, Tulehu, Kaitetu, dan Laha.[3]

Dialek Saparua dan dialek Nusalaut memiliki kekerabatan yang sangat erat. Hingga tahun 1970-an, bahasa Ambon dialek Saparua hanya tersisa di sebagian negeri-negeri Islam Saparua, seperti Iha, Kulur dan Sirisori Islam, sehingga dialek Saparua kini lebih dikenal sebagai dialek Sirisori. Sementara itu, pada kurun waktu yang sama, dialek Nusalaut hanya tersisa di Titawaai, sehingga kini dialek Nusalaut lebih dikenal sebagai dialek Tanah Titawaai.[3][6]

Dialek

sunting

Bahasa Ambon setidaknya terdiri dari 15 dialek dengan perbedaan antar dialeknya berkisar antara 52% sampai 77% berdasarkan penghitungan dialektometri. Kelima belas dialek tersebut adalah sebagai berikut:

  • Ambon
    Diurutkan berdasarkan lokasi
    • Kabupaten Maluku Tengah
      •  Hatuhaha dituturkan di:
        • Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku
        • Kailolo, Kecamatan Pulau Haruku
        • Kabauw, Kecamatan Pulau Haruku
        • Rohomoni, Kecamatan Pulau Haruku
        • Hulaliu, Kecamatan Pulau Haruku
      •  Sirisori dituturkan di:
        • Sirisori, Kecamatan Saparua Timur
      •  Tanah Titawai dituturkan di
        • Titawaai, Kecamatan Nusa Laut
      •  Asilulu-Leihitu dituturkan di:
        • Larike, Kecamatan Leihitu Barat
        • Asilulu, Kecamatan Leihitu
        • Negeri Lima, Kecamatan Leihitu
      •   Hitu dituturkan di:
        • Hitulama, Kecamatan Leihitu
        • Mamala, Kecamatan Leihitu
        • Morella, Kecamatan Leihitu
        • Wakal, Kecamatan Leihitu
        • Hila, Kecamatan Leihitu
      •  Tulehu dituturkan di:
        • Tulehu, Kecamatan Salahutu
        • Tial, Kecamatan Salahutu
        • Tengah-Tengah, Kecamatan Salahutu
        • Liang, Kecamatan Salahutu
      •  Amahai dituturkan di:
        • Amahai, Kecamatan Amahai
        • Rutah, Kecamatan Amahai
      • Sepa dituturkan di:
        • Sepa, Kecamatan Amahai
      • Tamilow dituturkan di:
        • Tamilouw, Kecamatan Amahai
      • Tehoru dituturkan di:
        • Tehoru, Kecamatan Tehoru
      •  Huaulu dituturkan di:
        • Huaulu, Kecamatan Seram Utara
      • Koa (Manusela) dituturkan di:
        • Air Besar, Kecamatan Seram Utara
      •  Kaitetu dituturkan di:
        • Kaitetu, Kecamatan Leihitu
        • Seith, Kecamatan Leihitu
    • Kota Ambon
      •  Laha dituturkan di:
        • Laha, Kecamatan Teluk Ambon
    • Kabupaten Seram Bagian Barat
      • Elpaputih dituturkan di:
        • Elpaputih, Kecamatan Elpaputih

Rujukan

sunting
  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Ambon". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Bahasa Ambon". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  3. ^ a b c Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. "Bahasa Asilulu". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diakses tanggal 11 Juni 2024. 
  4. ^ Collins 2018, hlm. 46–47.
  5. ^ Collins 2018, hlm. 48–49.
  6. ^ Collins 2018, hlm. 52–53.

Pranala luar

sunting