Djuhartono

seorang tokoh pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan Hindia Belanda di Yogyakarta.

Brigadir Jenderal TNI (Purn) Djuhartono (15 November 1925 – 10 Mei 1987) adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan Hindia Belanda di Yogyakarta. Ia juga dikenal sebagai salah seorang pendiri Golkar dan menjadi Ketua Umum I Golkar sejak 1964 hingga Desember 1965. Ia kemudian digantikan oleh Brigadir Jenderal Suprapto Sukowati.[1]

Djuhartono
Ketua Umum Partai Golkar ke-1
Masa jabatan
20 Oktober 1964 – 7 November 1967
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada, Jabatan baru
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1925-11-15)15 November 1925
Yogyakarta
Meninggal10 Mei 1987(1987-05-10) (umur 61)
Jakarta
Partai politikGolkar
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Pangkat Brigadir Jenderal TNI
Pertempuran/perangRevolusi Nasional Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Karier militernya dimulai pada masa pendudukan Jepang sebagai komandan peleton (shodanco) Tentara Sukarela Pembela tanah Air (PETA) di Yogyakarta. Setelah Indonesia merdeka, seperti kebanyakan tentara PETA, dia ikut TNI. NRP-nya 13108. Djuhartono bertugas di Sumatra pada 1950-an. Di paruh kedua 1950-an Djuhartono, berada di teritori dari Kodam II Sriwijaya, Sumatra Selatan.[1]

Dalam pergolakan PRRI di Sumatera Selatan, Djuhartono tampil sebagai pendukung pemerintah pusat. Setelah Letnan Kolonel Barlian, Panglima Tentara & Teritorium II Sriwijaya yang berpusat di Palembang, mengambil alih kekuasaan, Mayor Djuhartono yang tidak setuju pun menentangnya. Kala itu Djuhartono adalah pejabat komandan Resimen 5. Dia sempat melarikan diri ke Pelabuhan Udara Talang Betutu, di pinggiran kota Palembang. Laporan clash antara Djuhartono dengan Barlian membuat KSAD Kolonel Abdul Haris Nasution harus turun tangan. Djuhartono kemudian ditarik ke Jakarta. Letnan Kolonel Barlian, juga para perwira menengah yang terlibat PRRI, kemudian aman tanpa Djuhartono di Sumatra Selatan. Dia kemudian tak ditempatkan sebagai perwira tempur dengan membawahi pasukan tempur. Djuhartono menjadi perwira yang berhubungan dengan orang-orang sipil dengan aktif di BKS-BKS dan akhirnya di Front Nasional lalu Sekber Golkar.[1]

Harsya Bachtiar mencatat setelah tak di Angkatan Darat lagi Djuhartono pernah menjadi Presiden Direktur PT AOA Zamrud Aviation Corporation dan Ketua Indonesia Association Carrier (INACA).[1]

Djuhartono wafat pada tanggal 10 Mei 1987 di Jakarta dan dimakamkan di Yogyakarta.[2]

Pendidikan

sunting
  • Renseitai, PETA (1943)[2]
  • Kursus singkat Seskoad (1966)[2]

Karier militer

sunting
  • Shodanco PETA, Yogyakarta IV (1943 – 1945)[2]
  • Anggota Kelompok Politik, Team Politik, Ekonomi, dan Sosial Panglima Angkatan Darat (Mei 1968)[2]

Karier sipil

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e Matanasi, Petrik. "Djuhartono: Sejarah Hidup Ketua Umum Golkar Pertama yang Sukarnois". tirto.id. Diakses tanggal 2024-01-20. 
  2. ^ a b c d e f g Bachtiar, Harsya W. (1988). Siapa dia? Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Jakarta. hlm. 104. ISBN 9789794281000.