Dosa (hidangan India)
Dosa atau Tosai (di Malaysia dan Singapura) adalah panekuk beras yang berasal dari India Selatan. Dosa dibuat dari adonan yang difermentasi. Hidangan ini sekilas agak mirip dengan crepe. Bahan utamanya adalah beras dan lentil hitam, keduanya ditumbuk bersama, kemudian dijadikan adonan kental dan halus dengan taburan sedikit garam. Meskipun berasal dari India Selatan, dosa juga populer di seluruh kawasan anakbenua India. Dosa biasanya disajikan panas-panas bersama sambar dan chutney (sambal dari buah-buahan khas India).
Dosa | |
---|---|
Sajian | Sarapan |
Tempat asal | India Selatan Malaysia Singapura |
Suhu penyajian | Panas |
Bahan utama | Beras dan lentil hitam |
Variasi | Masala dosa, rava dosa, dosa panggang ghee, dosa neer, dan beberapa variasi lain di berbagai daerah |
Sunting kotak info • L • B | |
Sejarah
suntingDosa berasal dari India Selatan; tetapi asal mula hidangan ini masih jadi bahan perdebatan tepatnya di daerah India Selatan mana.[1] Menurut sejarawan P. Thankappan Nair, dosa berasal dari kota Udupi ( sekarang Karnataka).[2] Menurut sejarawan makanan K. T. Achaya, dosa (dikenal sebagai dosai) sudah ada sejak era Tamil kuno (sekitar abad ke 1 Masehi), sesuai referensi dalam literatur Sangam.[3]
Dalam budaya populer, asal usul dosa banyak dikaitkan dengan Udupi, mungkin karena hidangan ini terkenal banyak disajikan di restoran-restoran kota Udupi.[1] Dosa yang berasal dari Tamil juga dikenal lebih lembut dan lebih tebal. Versi dosa yang lebih tipis dan lebih renyah pertama kali dibuat di daerah yang kini disebut Karnataka.[4] Sebuah resep dosa yang disebut sebagai dosaka dapat ditemukan di Manasollasa. Manasollasa adalah ensiklopedia Sanskerta abad ke-12 yang disusun oleh Someshvara III, raja yang memerintah wilayah Karnataka pada saat itu.[5]
Setelah Kemerdekaan India, masakan India Selatan secara bertahap menjadi populer di India Utara. Hotel Madras[6] Connaught Place, Delhi, menjadi salah satu restoran pertama yang menyajikan masakan India Selatan.[7] Dosa mulai banyak dikenal di Mumbai dengan dengan dibukanya restoran-restoran Udupi pada tahun 1930-an.[8]
Penamaan
suntingDosa dikenal dengan beberapa nama. Transliterasi dan pengucapan standar kata dalam berbagai bahasa India Selatan adalah sebagai berikut:
Bahasa | Transliterasi | Pengucapan (IPA) |
---|---|---|
bahasa Kannada: ದೋಸೆ | dōse | [d̪oːse] |
Tulu: ದೋಸೆ | dōse | [d̪o:se] |
bahasa Malayalam: ദോശ | dōśa | [d̪oːɕa] |
bahasa Tamil: தோசை | dōse | [t̪oːsʌj] |
bahasa Telugu: దోస[9] | dōsa | [d̪oːɕe] |
Nutrisi
suntingDosa kaya akan karbohidrat dan tidak mengandung gula tambahan atau lemak jenuh. Karena bahan utamanya adalah beras dan lentil hitam, dosa juga merupakan sumber protein yang baik.[10] Satu dosa polos tanpa isi yang dibuat di rumah tanpa minyak mengandung sekitar 112 kalori, yang terdiri dari 84% karbohidrat dan 16% protein.[11] Proses fermentasi meningkatkan kandungan vitamin B dan vitamin C.[12] Terdapat pula produk campuran instan untuk membuat dosa yang biasanya mengandung kadar beras lebih tinggi.
Proses pembuatan
suntingCampuran beras dan lentil hitam yang telah direndam dalam air ditumbuk halus untuk membentuk adonan. Terkadang ditambahkan pula beberapa biji kelabat yang direndam. Perbandingan komposisi beras dan lentil umumnya 3: 1 atau 4: 1. Adonan dibiarkan berfermentasi semalam, sebelum dicampur dengan air untuk mendapatkan konsistensi yang diinginkan. Adonan kemudian dituangkan ke dalam tava (wajan) panas yang telah dilumuri dengan minyak atau ghee (sejenis mentega). Adonan kemudian disebarkan dengan sendok atau mangkuk untuk membentuk panekuk. Dalam proses memasaknya adonan ini apat dibuat menjadi tebal seperti panekuk, atau dijadikan lebih tipis dan renyah. Dosa disajikan panas, bisa dilipat menjadi dua atau digulung. Biasanya disajikan dengan chutney (saus buah/sayur pedas khas India) dan sambar. Campuran lentil hitam dan beras dapat diganti dengan tepung gandum yang sangat halus atau semolina.
-
Adonan beras
-
Adonan dituangkan di atas wajan (tava)
-
Adonan disebarkan hingga merata
-
Setelah dimasak selama beberapa waktu
Referensi
sunting- ^ a b Charmaine O' Brien (15 December 2013). The Penguin Food Guide to India. Penguin Books Limited. hlm. 378. ISBN 978-93-5118-575-8.
- ^ P. Thankappan Nair (2004). South Indians in Kolkata. Punthi Pustak. hlm. 320. ISBN 81-86791-50-7.
- ^ K. T. Achaya (November 2003). The Story of Our Food. Universities Press. hlm. 80. ISBN 81-7371-293-X.
- ^ Vir Sanghvi (1 January 2004). Rude Food: The Collected Food Writings of Vir Sanghvi. Penguin Books India. hlm. 109–110. ISBN 978-0-14-303139-0.
- ^ K.T. Achaya (2003). The Story of Our Food. Universities Press. hlm. 85. ISBN 978-81-7371-293-7.
- ^ Bride at Ten, Mother at Fifteen: Autobiography of an Unknown Indian Woman, Sethu Ramaswamy, Namita Gokhale Editions, 2003, ..in 1942 and stayed in the Madras Hotel in Connaught Place
- ^ Much Ado Over Coffee: Indian Coffee House Then And Now, Bhaswati Bhattacharya, Routledge, 2017
- ^ 8 oldest Udupi restaurants in Mumbai
- ^ "A Telugu-English Dictionary. New ed., thoroughly rev. And brought up to date...2nd ed". 1903.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Srilakshmi, B. (2006) [2002]. Nutrition Science (edisi ke-Revised 2nd). New Age International (formerly Wiley Eastern Ltd.). hlm. 403. ISBN 978-81-224-1633-6. Diakses tanggal 2011-05-22.
- ^ "Calorie Chart, Nutrition Facts, Calories in Food | MyFitnessPal | MyFitnessPal.com". www.myfitnesspal.com. Diakses tanggal 2019-05-07.
- ^ Nutrition and Dietetics - Higher Secondary - First Year (PDF). Directorate of School Education, Government of Tamil Nadu. 2004. hlm. 31. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 March 2012. Diakses tanggal 2012-08-30.
Pranala luar
sunting- Media tentang Dosa di Wikimedia Commons