Teori ekologi media (Inggris: Media ecology theory) adalah studi tentang bagaimana media, teknologi dan proses komunikasi memengaruhi lingkungan manusia. Teori ekologi media berpusat pada prinsip bahwa masyarakat tidak bisa terlepas dari pengaruh teknologi dan bahwa teknologi akan tetap menjadi fokus bagi sebagian besar masyarakat.[1] Konsep dasar teori ini pertama kali dikemukakan oleh Marshall McLuhan pada tahun 1964.[2]

McLuhan terkenal sebagai pencetus frasa, "media adalah pesan" (medium is the message), yang merupakan frasa diyakini berarti bahwa media yang dipilih untuk menyampaikan pesan adalah sama pentingnya (jika tidak lebih penting) dari pesan itu sendiri.[2] Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh mentornya, ekonom berkebangsaan Canada, Harold Adams Innis (1951).

Dalam perspektif teori ini, pesan bukanlah hal yang mempengaruhi kesadaran kita, melainkan media. Medialah yang lebih banyak memengaruhi alam bawah sadar kita. Media yang membentuk pesan, bukan sebaliknya. Ini berarti media elektronik telah mengubah masyarakat secara radikal. Masyarakat sangat bergantung pada teknologi yang menggunakan media dan bahwa ketertiban sosial suatu masyarakat didasarkan pada kemampuannya untuk menghadapi teknologi tersebut.[2]

Asumsi teori ekologi media sunting

  • Media melingkupi setiap tindakan di dalam masyarakat

Dalam perspektif McLuhan, media tidak dilihat dalam konsep yang sempit, seperti surat kabar/majalah, radio, televisi, film, atau internet. Tetapi dalam konsep yang luas, McLuhan melihat medium sebagai apa saja yang digunakan oleh manusia. Termasuk jam dinding, angka, uang, jalan, bahkan permainan adalah medium. Jadi maksud disini adalah: Dalam berkomunikasi, manusia mungkin saja tidak menggunakan media massa. Tetapi mereka tidak dapat menghindarkan diri dari berkomunikasi dengan menggunakan suara, kata, isyarat, yang memediasi mereka dalam menyampaikan pesan.

  • Media memperbaiki persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman kita

Dalam asumsi kedua teori Ekologi Media melihat media sebagai sesuatu yang langsung memengaruhi manusia. Cara manusia memberi penilaian, merasa, dan bereaksi cenderung dipengaruhi oleh media. Dalam asumsi ini McLuhan menilai media cukup kuat dalam membentuk pandangan kita atas dunia.

Itulah mengapa kita menyebutnya EKOLOGI. “Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungannya.” Media akan terus berubah seiring dengan pertumbuhan dan dinamisme masyarakat, akan terus berubah seiring dengan kebutuhan masyarakat. Dan sebaliknya, masyarakat pun berubah mengikuti perubahan media.

  • Media menyatukan seluruh dunia

Dalam asumsi ketiga teori ekologi media menyatakan bahwa setiap pertistiwa atau hal yang dilakukan di belahan dunia lain, dapat diketahui atau menjalar ke belahan dunia lain.' Akibat dari hal tersebut, McLuhan menyebut, manusia kemudian hidup di sebuah desa global (global village). Media seolah mengikat dunia menjadi sebuah kesatuan sistem politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang besar.

Konsep Global Village berarti tidak akan ada lagi batasan antar belahan dunia manapun untuk saling mengetahui kegiatan satu sama lain. Apa yang terjadi di belahan Kutub Utara misalnya dalam hitungan sepersekian detik akan dengan mudah diketahui pula oleh masyarakat di belahan Kutub Selatan. Dengan adanya internet, membuat kita mempermudah semua hal itu. Dengan menggunakan social media¸memudahkan kita untuk berinteraksi dengan siapapun dan dimanapun..[2]

Sejarah media sunting

McLuhan percaya ada tiga penemuan yang mengubah dunia: alfabet fonetik, mesin cetak, dan telegraf. Karena teknologi ini, dunia diambil dari satu era ke depan. Dalam rangka untuk memahami dampak dari lingkungan simbolis, McLuhan membagi sejarah menjadi empat periode: era trial, era melek huruf, era cetak, dan usia elektronik. Sepanjang struktur metode khas mereka komunikasi (misalnya, lisan, tertulis, cetak, elektronik), media yang berbeda membangkitkan pola di otak yang khas untuk setiap bentuk khusus komunikasi. McLuhan menyatakan bahwa media bertindak sebagai perpanjangan dari panca indra manusia dalam tiap era.

  • Era Tribal

Orang belum mengenal tulis menulis. Di masa ini, menurut McLuhan, budaya berpusat pada telinga. Orang mendengar tanpa memiliki kemampuan untuk menyensor pesan-pesan. Konteks komunikasi hanya bersifat tatap muka. Ini yang membawa masyarakat kolektif.

  • Era Melek Huruf

Zaman ini komunikasi sudah menggunakan tulisan dan mata menjadi organ indra yang dominan. Era ini ditandai dengan pengenalan abjad. Konteks komunikasi sosial sudah bersifat tidak langsung karena dapat diwakili oleh tulisan.

  • Era Cetak

Di era ini McLuhan menyebut buku sebagai “mesin pengajar pertama”. Segala macam tulisan dapat diduplikasi dengan jumlah yang banyak. Di era ini teknologi yang utama adalah percetakan dengan mengandalkan penglihatan sebagai indra yang dominan.

  • Era Elektronik

Era dimana media elektronik melingkupi semua indra kita,memungkinkan orang-orang di seluruh dunia untuk terhubung dalam waktu yang bersamaan.[2]

Referensi sunting

  1. ^ West, Richard; Turner, Lynn H. 2009 Pengantar Teori Komunikasi (jilid 3). Jakarta: Salemba Humanika.
  2. ^ a b c d e McLuhan, Mashall. 1964 understanding Media. New York: Mentor.