Ekologi terapan adalah salah satu sub-bidang ekologi yang menggunakan ilmu terapan dari ilmu ekologi untuk menyelesaikan permasalahan di dunia. Ekologi terapan juga mencakup bidang ilmu yang fokus kepada penerapan konsep, teori, model, atau metode-metode ekologi dasar ke permasalahan lingkungan.[1]

Pekerja lingkungan meletakkan containment boom di kawasan Pangkalan Angkatan Udara Offutt ketika banjir untuk mengantisipasi kemungkinan menyebarnya bahan bakar yang bocor ke lingkungan

Konsep sunting

Ekologi terapan adalah penggabungan aspek ekologi, sosial, dan bioteknologi dari konservasi dan manajemen smber daya alam.[2] Ekologi terapan umumnya fokus pada geomorfologi, tanah, dan komunitas tumbuhan yang menjadi dasar dari manajemen vegetasi dan satwa liar.

Ekologi terapan mencakup semua disiplin ilmu yang terkait dengan aktivitas manusia sehingga ekologi terapan tidak selalu mengenai perubahan terhadap aktivitas pertanian, kehutanan, dan perikanan, melainkan juga perubahan secara umum.[3][4] Ekologi terapan memiliki dua kategori studi. Yang pertama melibatkan output dari bidang-bidang ilmu yang menangani pemanfaatan dan manajemen lingkungan, terutama pada jasa ekosistem dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan.[1] Kedua adalah melibatkan input yang berupa segala macam aktivitas manusia yang mempengaruhi ekosistem dan keanekaragaman hayati.[1]

Ekologi terapan seringkali terkait dengan manajemen ekologis di mana pengelolaan yang efektif terhadap ekosistem alam amat bergantung pada wawasan ekologis.[5] Ekologi terapan seringkali menggunakan pendekatan ekologis untuk memecahkan masalah lingkungan yang spesifik, yang dapat membandingkan berbagai opsi solusi yang masuk akal.[1]

Peran dari ilmu terapan, termasuk ekologi terapan, di dalam pertanian telah menjadi fokus utama karena fluktuasi produksi pangan dapat mempengaruhi ketersedian dan harga bahan pangan bagi konsumen.[6]

Pendekatan sunting

Pakar ekologi terapan seringkali menggunakan satu atau lebih pendekatan berikut: observasi, eksperimentasi, dan permodelan.[7] Contoh proyek pelestarian satwa liar dapat melibatkan studi observasi ekologi satwa liar, ekperimen untuk memahami hubungan sebab dan akibat dari setiap unsur lingkungan, dan penerapan permodelan untuk mendapatkan informasi yang tidak bisa dilakukan melalui eksperimentasi.[7]

Pendekatan ekologis yang digunakan dalam ekologi terapan mencakup input strategi manajemen seperti biologi konservasi, ekologi restorasi, perubahan global, ekotoksikologi, pemantauan hayati, keanekaragaman hayati, kebijakan lingkungan, hingga aspek keekonomiannya.[1] Ekologi restorasi secara khusus merupakan strategi di dalam disiplin ilmu ekologi terapan karena menerapkan prinsip restorasi atau pengembalian kondisi, dan perbaikan sistem ekologi yang rusak agar dapat kembali ke kondisinya semula.[8]

Seperti halnya teori ilmu ekologi, berbagai area disiplin ilmu menerapkan pendekatan berbasis statistika sederkana dan permodelan analitik seperti permodelan spasial/ruang, juga sifat-sifat matematika seperti permodelan matriks.[9] Di dalam ekologi terapan juga terdapat permodelan simulasi komputer, di mana permodelan ini didesain untuk memecahkan masalah ekologi secara statistik untuk mencapai tujuan yang mantap secara hayati maupun ekonomi, seperti meramal dan mengevaluasi konsekuensi dari aktivitas tertentu.[10]

Ekologi terapan juga membutuhkan kepentingan manusia, terutama dalam menilai aspek dan tujuan dari diterapkannya ekologi terapan ini.[11]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e Hastings, Dr Alan; Gross, Dr Louis (2012-05-31). Encyclopedia of Theoretical Ecology. Berkeley, CA: University of California Press. hlm. 52. ISBN 9780520269651. 
  2. ^ Frouz, Jan; Frouzová, Jaroslava (2022). "Applied Ecology" (dalam bahasa Inggris). doi:10.1007/978-3-030-83225-4. 
  3. ^ Frouz, Jan; Frouzová, Jaroslava (2022). "Applied Ecology" (dalam bahasa Inggris). doi:10.1007/978-3-030-83225-4. 
  4. ^ Schulze, Ernst-Detlef; Beck, Erwin; Müller-Hohenstein, Klaus (2005). Plant Ecology. Berlin: Springer Science & Business Media. hlm. 1. ISBN 354020833X. 
  5. ^ McPherson, Guy R.; DeStefano, Stephen (2003). Applied Ecology and Natural Resource Management. Cambridge, UK: Cambridge University Press. hlm. 1. ISBN 9780521009751. 
  6. ^ Encyclopedia of Applied Plant Sciences. 2017. ISBN 978-0-12-394808-3. [halaman dibutuhkan]
  7. ^ a b Encyclopedia of Ecology. Amsterdam: Elsevier. 2014. hlm. 230. ISBN 9780444520333. 
  8. ^ Brooks, Richard O.; Jones, Ross (2017-07-05). Law and Ecology: The Rise of the Ecosystem Regime. Oxon: Taylor & Francis. hlm. 21–22. ISBN 9780754620389. 
  9. ^ Canham, Charles Draper William; Cole, Jonathan; Lauenroth, William K. (2003). Models in Ecosystem Science. Princeton, NJ: Princeton University Press. hlm. 63–64. ISBN 0691092885. 
  10. ^ Patten, Bernard C. (1972). Systems Analysis and Simulation in Ecology, Volume II (dalam bahasa Inggris). New York: Academic Press. hlm. 329. ISBN 9781483262772. 
  11. ^ DeSanto, R. S. (2012-12-06). Concepts of Applied Ecology. New York: Springer Science & Business Media. hlm. 124. ISBN 9781461394341. 

Bibliografi sunting