Ekspedisi Sikkim (Hanzi: 隆吐山戰役) tahun 1888 ialah ekspedisi militer Kemaharajaan Britania untuk mengusir pasukan Tibet dari Sikkim ke timur laut India. Akar konflik terletak pada persaingan Britania-Tibet atas kekuasaan Sikkim. Konflik diakhiri dengan Konvensi Kolkata, Tibet kehilangan pengaruhnya atas Sikkim.

Ekspedisi Sikkim

Medan perang selama Ekspedisi Sikkim
Tanggal15 Maret – 27 September 1888
LokasiSikkim, Lembah Chumbi
Hasil Kemenangan India Britania
Pihak terlibat

 Dinasti Qing

Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Britania Raya

Tokoh dan pemimpin
Dinasti Qing Wen Shuo
Dinasti Qing Lhalu Yeshe Norbu Wangchug
Kekaisaran Britania Thomas Graham

Latar belakang

sunting
 
Dalai Lama k-13 bersama Thutob Namgyal Chongyal Sikkim ke-9 di Darjeeling, sekitar tahun 1900

Kerajaan Sikkim memiliki hubungan sejarah panjang dengan Tibet. Buddha adalah agama negara dan para Chogyal (gelar penguasa sikkim, mereka adalah keturunan dari Shabdrung Ngawang Namgyal, seorang lama Tibet yang menyatukan Bhutan). Pada paruh pertama abad ke-19, Britania memperluas pengaruh mereka ke Himalaya dan Sikkim menandatangani Perjanjian Tumlong dengan Britania pada tahun 1861. Ketika Britania menjalin hubungan dengan Nepal, Sikkim dan Bhutan, Tibet mulai kehilangan pengaruh dan dikhawatirkan Britania akan merambah Tibet melalui Sikkim.[1]

Pada tahun 1884 pemerintah Kemaharajaan Britania di India bersiap untuk mengirim misi diplomatik ke ibukota Tibet, Lhasa untuk menentukan lingkup pengaruh pemerintahan Tibet dan India Britania. Colman Macaulay bersedia bertanggung jawab atas negosiasi tersebut tetapi misi itu ditunda tanpa batas waktu setelah pemerintah Tibet mengirim ekspedisi 300 tentara yang melintasi celah Jelep La dan menduduki Lingtu sekitar 21 km dari Sikkim.[1]

Britania memutuskan untuk menangguhkan misi Macaulay karena misi tersebut, orang Tibet berasumsi telah dikuasai oleh Britania. Namun, orang-orang Tibet tidak mundur dan tetap tinggal di sana. Mereka membangun gerbang berbenteng di jalan yang melintasi Lingtu dari Darjeeling hingga masuk ke Tibet dan juga membangun benteng pertahanannya. Setelah negosiasi dengan Dinasti Qing terhenti, pemerintah Britania di India memerintahkan pengiriman ekspedisi militer ke Lingtu untuk merebut kendali wilayah tersebut.[1]

Pengiriman Ekspedisi

sunting
 
Kolonel Thomas Graham dan perwira militer ekspedisi Britania.

Sejak tahun 1888, Britania menegosiasikan solusi ekspedisi militer. Pada bulan Januari mereka mengirim pasukan ke perbatasan markas dan satu legiun Pioner Sikh ke-32 untuk memperbaiki jalan dan jembatan Rongli, kemudian menyiapkan tempat istirahat untuk ekspedisi di Sevoke dan Terai. Pemerintah Tibet menerima ultimatum untuk menarik pasukan mereka pada tanggal 15 Maret.[2]

Pada tanggal 25 Februari, Thomas Graham RA diperintahkan untuk menyiagakan pasukannya, mengerahkan Resimen Batalyon ke-2 Derbyshire, Infanteri Bengal ke-13, empat meriam dari Divisi Utara 9-1 Artileri dan Pioner ke-32. Dengan perintah untuk mengusir orang Tibet dari Lingtu dan merebut kembali kendali jalur perbatasan India hingga Jelep La, sambil mengamankan Gangtok dan Tumlong dari serangan balasan. Sebuah gudang logistik didirikan di Dolepchen dan seluruh pasukan dikumpulkan di Padong pada tanggal 14 Maret ketika dibagi menjadi dua grup, grup Lingtu dikomandoi oleh Graham dan grup Intchi oleh Lt-Col Mitchell.[3]

Jeluk dan Lingtu

sunting

Mitchell mengirim 200 orang ke Pakyong sementara dia tetap di Padong. Graham maju ke Sedongchen pada tanggal 19, sekitar 11 km dari Lingtu dan hari berikutnya ia menyerang benteng Tibet di Jeluk. Orang-orang Tibet telah memblokade jalan dan mendirikan benteng di sebuah bukit yang mendominasi jalan di Lingtu. Graham turun ke jalan dengan para pioner di depan membersihkan jalan setapak dari bambu dan dedaunan, diikuti oleh seratus orang Derbyshire dan dua pasukan artileri.[4] Pergerakannya lambat karena medan yang sulit, tetapi begitu mereka mencapai benteng, orang-orang Tibet mundur setelah konfontrasi singkat, mereka yang menggunakan busur dan senapan api dengan mudah dikalahkan oleh senjata api dan artileri modern Britania. Setelah menguasai benteng, Britania mengusir dan menghentikan pengejaran mereka terhadap orang-orang Tibet yang mundur.[5]

Setelah pertempuran Jeluk, Graham menyiagakan kembali anak buahnya dan maju ke jalan sejauh Garnei, sekitar jarak satu mil dari benteng Lingtu dan berkemah di sana untuk bermalam. Keesokan paginya pasukannya maju perlahan menyisiri kabut dan salju menuju Tibet dan sekitar pukul 11, Pionir ke-32 menduduki gerbang benteng yang hanya dijaga oleh sekitar 30 tentara Tibet.[6]

Gnathong

sunting

Setelah melarikan diri dari Lingtu, orang-orang Tibet melintasi perbatasan dan berkumpul di lembah Chumbi. Sementara itu, Britania mempersiapkan pertahanan di Gnathong, sebuah dataran tinggi sekitar tiga atau empat mil sebelah utara Lingtu.[7] Pada tanggal 21 Mei, Letnan Gubernur Benggala tiba di Gnathong dan orang-orang Tibet menyerang pertahanan Inggris keesokan harinya pada pukul 7 pagi dengan 3.000 orang (klaim Britania). Pertempuran berlangsung hingga pukul 10 pagi ketika orang-orang Tibet mundur. Britania mengklaim tiga gugur dan delapan terluka dan mengklaim telah membunuh sekitar seratus orang Tibet. Orang-orang Tibet mundur kembali melintasi Jelep La dan tidak ada pertempuran lain yang terjadi, pada bulan Juni Inggris mulai mengirim beberapa pasukannya kembali ke Darjeeling.[8]

Operasi lanjutan

sunting

Menjelang akhir Juli, saat ekspredisi Britania berlanjut, orang Tibet sedang membentengi celah gunung di atas lembah Chumbi. Kolonel Graham hanya memiliki 500 tentara ditambah satu garnisun di Gnathong, sementara pemerintah Bengal memperkirakan kekuatan Tibet di Rinchingong dan Kophu sekitar 7.000 orang, ditambah cadangan di Lingamathang sekitar 1.000 tentara. Dengan cepat pihak berwenang Bengal mengirim bala bantuan dan pada akhir Agustus, pasukan Graham di Gnathong telah meningkat menjadi 1.691 tentara.[8]

Setelah beberapa pertempuran kecil, orang-orang Tibet menyeberangi jalan Tuko La sekitar dua mil dari Gnathong. Dengan cepat mereka mulai membangun tembok pertahanan, sekitar tiga atau empat kaki tingginya dan panjangnya hampir empat mil. Kolonel Graham menyerang posisi Tibet sekitar pukul 8 pagi dengan tiga grup. Dirinya memimpin grup kiri, menyerang blokade yang menjaga celah Tuko La. Letnan Kolonel Bromhead memerintahkan grup tengah maju ke jalan utama Tuko La. grup kanan, dipimpin oleh Mayor Craigie-Halkett menduduki timur laut bukit Woodcock dan menahan serangn Tibet dari sisi kiri.[9] Sekitar 09:30 serangan dibuka dengan pemboman sayap kiri Tibet oleh artileri kanan Britania. Pada 10:30 dua grup Britania lainnya bersatu melawan dengan orang Tibet dan akhirnya menembus pertahanan serta merebut celah Tuko La, setelah itu orang Tibet mundur melalui celah Nim La.[10] Setelah mengamankan posisinya, Kolonel Graham bergerak untuk menyerang orang-orang Tibet di celah Jelep La pada pukul 2:00 siang.[11] Keesokan harinya pengejaran berlanjut dan pada pukul 16:00, Britania telah menduduki Rinchingong.[12]

Pada 26 September, Pasukan Britania maju 3 mil di sepanjang Ammo Chu dan bermalam di Myatong (Yatung). Sementara itu, Graham merasa perlu untuk maju ke Gangtok, ibu kota Sikkim di mana kelompok pro-Tibet telah menggulingkan oposisi pro-India. Kolonel Mitchell, dengan 150 orang dari Infateri Bengal ke-13, berbaris menuju ke pusat kota pada tanggal 23 September.[12]

Konvensi Kolkata

sunting

Setelah menduduki Chumbi dan Gangtok, operasi militer dihentikan. Pada tanggal 21 Desember, pejabat Qing dari Lhasa tiba di Gnathong dan memulai negosiasi, tetapi tidak ada kesepakatan yang dicapai sehingga kembali ke Rinchingong. Namun dirinya diminta menunggu Mr. T. H. Hart oleh Dinas Bea Cukai Kekaisaran Qing, yang tiba di Gnathong pada 22 Maret 1889. Konvensi Kolkata ditandatangani pada 17 Maret 1890 di Kolkata, yang isinya menolak kekuasaan Tibet atas Sikkim dan mengatur perbatasan antara Tibet dan Sikkim.[13]

Lihat pula

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ a b c Paget 1907, hlm. 50.
  2. ^ Paget 1907, hlm. p=50.
  3. ^ Paget 1907, hlm. 51.
  4. ^ Paget 1907, hlm. 52.
  5. ^ Paget 1907, hlm. 53.
  6. ^ Paget 1907, hlm. 54.
  7. ^ Paget 1907, hlm. 55.
  8. ^ a b Paget 1907, hlm. 56.
  9. ^ Paget 1907, hlm. 57.
  10. ^ Paget 1907, hlm. 58.
  11. ^ Paget 1907, hlm. 59.
  12. ^ a b Paget 1907, hlm. 60.
  13. ^ Paget 1907, hlm. 61.

Referensi

sunting