Electron (roket)
Electron adalah kendaraan peluncur orbital dua-tahap (dengan tahap ketiga opsional) yang dikembangkan dan dioperasikan oleh perusahaan dirgantara Amerika Rocket Lab dengan tujuan melayani segmen peluncuran satelit kecil menuju orbit. Mesin Rutherford yang digunakannya adalah mesin roket orbital pertama yang menggunakan pompa bertenaga listrik.[11]
Fungsi | Kendaraan peluncur orbital kelas rendah |
---|---|
Produsen | Rocket Lab |
Negara asal | Selandia Baru[1] Amerika Serikat[2][3] |
Biaya per peluncuran (2024) | Sekitar US$6 juta[5] |
Ukuran | |
Tinggi | 17 m (56 ft)[6] |
Diameter | 12 m (39 ft)[7] |
Massa | 12.500 kg (27.600 pon)[8] |
Tingkatan | 2–3[6][9] |
Kapasitas | |
Muatan menuju 500 km SSO[6] | |
Massa | 150–225 kg (330–495 pon) |
Roket terkait | |
Roket sejenis | Shavit, Kaituozhe-1, Unha, Prime, Miura 5 |
Sejarah peluncuran | |
Status | Aktif |
Tempat peluncuran |
|
Total peluncuran | 13 |
Keberhasilan peluncuran |
11 |
Kegagalan | 2 |
Penerbangan perdana | 25 Mei 2017 |
Penerbangan terakhir | 13 Juni 2020 |
Tingkat pertama | |
Panjang | 121 m (397 ft) |
Diameter | 12 m (39 ft)[6] |
Mesin | 9 × Rutherford[6] |
Daya dorong | Sea level: 162 kN (36.000 lbf)[6] Vakum: 192 kN (43.000 lbf)[6] |
Impuls spesifik | 303 detik (2,97 km/s)[6] |
Bahan bakar | RP-1/LOX[6] |
Tingkat kedua | |
Panjang | 24 m (79 ft) |
Diameter | 12 m (39 ft)[6] |
Mesin | 1 × Rutherford[6] |
Daya dorong | Vakum: 22 kN (4.900 lbf)[6] |
Impuls spesifik | 333 detik (3,27 km/s)[6] |
Bahan bakar | RP-1/LOX[6] |
Tingkat ketiga (opsional) | |
Mesin | 1 × Curie[9] |
Daya dorong | Vakum: 012 kN (2.700 lbf)[9] |
Bahan bakar | green monopropellant yang tidak diketahui |
Pada Desember 2016, Electron menyelesaikan kualifikasi penerbangan. Peluncuran pertama Electron dilakukan pada 25 Mei 2017, namun roket gagal mencapai orbit karena kegagalan pada peralatan komunikasi di darat. Pada 21 Januari 2018, Electron meluncur untuk kedua kalinya dan berhasil mencapai orbit. Peluncuran tersebut meluncurkan tiga CubeSat menuju orbit.[12] Peluncuran ketiga sekaligus peluncuran komersil pertamanya dilakukan pada 11 November 2018.[13]
Desain
suntingElectron menggunakan dua tahap roket yang menggunakan propelan RP-1/LOX dengan diameter yang sama (1,2 meter). Bagian utama roket dibuat menggunakan material komposit karbon ringan.[14]
Kedua tahap roket menggunakan mesin Rutherford, mesin roket dengan pompa bertenaga listrik pertama yang mencapai orbit.[11] Tenaga listrik untuk sistem pompa ini dipasok oleh baterai Li-Polymer yang dibawa oleh roket selama peluncuran. Tahap kedua menggunakan tiga baterai, dua baterai akan dilepas dari roket ketika daya listrik sudah habis untuk mengurangi massa roket.[15] Tahap pertama Electron menggunakan sembilan mesin Rutherford, sementara satu versi mesin yang dioptimalkan untuk kondisi vakum ditugaskan pada tahap kedua roket. Mesin dari tahap pertama menghasilkan gaya dorong total sebesar 162 kN (36.000 lbf) dan tahap kedua menghasilkan gaya dorong sebesar 22 kN (4.900 lbf). Hampir semua bagian mesin Rutherford dicetak menggunakan pencetak 3D untuk menghemat waktu dan biaya proses pembuatan.[14]
Rocket Lab juga telah mengembangkan tahap ketiga opsional yang dirancang untuk menyempurnakan orbit dari muatan satelitnya. Tahap ketiga ini juga menempatkan satelit ke orbit yang lebih akurat dalam waktu yang lebih singkat. Tahapan roket yang juga disebut sebagai tahapan "kick" ini menggunakan mesin bernama Curie yang dicetak 3D dan mampu melakukan beberapa manuver pembakaran menggunakan monopropellant yang tidak diketahui oleh publik. Tahap ketiga ini pertama kali digunakan dalam penerbangan kedua Electron.[16] Tahap "kick" dapat mengangkut muatan yang memiliki massa hingga 150 kg (330 pon).[7]
Varian tahap ketiga lainnya yang bernama 'Photon' saat ini sedang dikembangkan untuk dapat meluncurkan muatan kecil dengan massa hingga 30 kg (66 pon) menuju orbit bulan.[17]
Produksi
suntingPembuatan komponen komposit karbon untuk struktur utama membutuhkan waktu 400 jam apabila dilakukan dengan cara konvensional. Pada akhir 2019, Rocket Lab mengadopsi proses produksi baru menggunakan robot untuk menghasilkan semua bagian komposit Electron hanya dalam 12 jam. Robot itu dinamai "Rosie 'the Robot", terinspirasi oleh karakter dalam serial animasi komedi The Jetsons. Proses robotik ini dapat membuat semua struktur serat karbon, menangani proses pemotongan, pengeboran, dan pengamplasan hingga semua bagian-bagiannya siap untuk perakitan akhir. Tujuan perusahaan pada November 2019 adalah meningkatkan efisiensi alur produksi Electron hingga mencapai laju produksi hanya tujuh hari untuk satu roket.[18][19]
Produksi mesin Rutherford menggunakan metode manufaktur aditif yang telah dilakukan secara ekstensif sejak penerbangan awal Electron. Metode ini memungkinkan kemampuan untuk meningkatkan skala produksi dengan cara yang relatif mudah dengan meningkatkan jumlah dan kemampuan printer 3D.[18]
Penggunaan
suntingElectron dirancang untuk dapat meluncurkan muatan dengan massa 150 hingga 225 kg (330 hingga 495 pon) menuju orbit sinkron Matahari setinggi 500 km (310 mi), cocok untuk CubeSat dan muatan kecil lainnya.[20] Pada Oktober 2018, Rocket Lab membuka pabrik yang cukup besar agar dapat memroduksi lebih dari 50 roket per tahun.[21] Peluncuran muatan 150 kg menuju orbit 500 km dipatok dengan harga sekitar $ 6 juta per peluncuran.[5][22]
Moon Express menandatangani kontrak dengan Rocket Lab untuk meluncurkan beberapa pendarat bulan dengan menggunakan Electron untuk kompetisi Google Lunar X Prize (GLXP).[23] Kompetisi tersebut ditutup tanpa pemenang karena tidak ada pesaing yang memenuhi tenggat waktu yang ditentukan.[24] Sejak Februari 2020, semua peluncuran Moon Express menggunakan Electron dibatalkan.[25]
Rocket Lab juga telah mengumumkan rencana untuk mengembangkan sistem penggunaan kembali pendorong Elektron. Pendorong rencananya akan turun kembali ke atmosfer Bumi dan mengembangkan parasutnya. Sebuah helikopter lalu menangkap pendorong tersebut di udara.[26] Upaya ini mulai terealisasi saat peluncuran kesepuluh, ketika pendorong Electron selamat saat melakukan proses penetrasi atmosfer terkontrol dan jatuh ke laut.[27]
Lokasi peluncuran
suntingElectron diluncurkan dari Rocket Lab Launch Complex 1 di Semenanjung Mahia, Selandia Baru.[14] Lokasi landasan peluncuran yang terletak di lokasi terpencil dimaksudkan untuk mendukun padatnya jadwal peluncuran. Roket dan landasan peluncuran keduanya didanai oleh pihak swasta, menjadikannya operasi peluncuran orbital pertama yang semua bagiannya dijalankan oleh sektor swasta (perusahaan antariksa swasta lainnya menyewa fasilitas peluncuran dari lembaga pemerintah atau hanya meluncurkan roket suborbital).[20]
Pada Oktober 2018, Rocket Lab memilih Mid-Atlantic Regional Spaceport (MARS) di Wallops Flight Facility, Virginia, sebagai tempat peluncuran sekunder di Amerika Serikat, yang selanjutnya disebut Rocket Lab Launch Complex 2. Peluncuran pertama dari Wallops direncanakan pada kuartal ketiga 2020.[28][29] Launch Complex 2 nantinya akan melayani kontrak peluncuran dari pemerintah A.S.[30]
Selain itu, Badan Antariksa Inggris memberi kesempatan pada Highlands and Islands Enterprise untuk mengembangkan landasan peluncuran Elektron di Semenanjung A 'Mhòine di Sutherland, Skotlandia.[31] Lokasi itu akan dinamai pelabuhan antariksa Sutherland.[32]
Riwayat peluncuran
suntingElectron telah terbang 13 kali sejak Mei 2017, 11 peluncuran berhasil dan 2 gagal. Penerbangan uji awal, disebut "It's a Test" gagal karena kesalahan pada peralatan komunikasi di darat. Meskipun demikian pada misi-misi selanjutnya, "Still Testing", "It's Business Time" dan "This One's For Pickering" berhasil mengirimkan beberapa muatan kecil ke orbit Bumi rendah. Pada Agustus 2019, sebuah misi bernama "Look Ma, No Hands" berhasil mengirim empat satelit ke orbit,[33] dan pada Oktober 2019, misi yang bernama "As the Crow Flies" berhasil diluncurkan dari LC-1 di Mahia Peninsula, mengantar satelit kecil dan tahap ketiganya menuju orbit parkir setinggi 400 km.[34] Pada 4 Juni 2020, misi peluncuran "Pics or It Didn't Happen" mengalami kegagalan yang menyebabkan roket beserta seluruh muatannya kembali masuk ke atmosfer dan hancur. Kegagalan terjadi sekitar lima menit dan 45 detik setelah peluncuran ketika siaran video terpotong dan telemetry yang diterima dari roket menunjukkan kondisi yang tidak biasa. Penyebab pasti kegagalan belum diketahui.[35]
Peluncuran penting
suntingLihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ "Rocket Lab Celebrates Rich Ten-Year History". Rocket Lab USA. 30 June 2016.
- ^ Berger, Eric (17 October 2018). "Rocket Lab Gets Second Launch Site Gears Up for Rapid Flight Cadence". Ars Technica. Diakses tanggal 17 October 2018.
- ^ Botsford End, Rae (2 May 2015). "Rocket Lab: the Electron, the Rutherford, and why Peter Beck started it in the first place". Spaceflight Insider. Diakses tanggal 20 October 2018.
- ^ "Rocket Lab Electron 'Its a Test' flight successfully makes it to space". Rocket Lab. 25 May 2017.
- ^ a b Mann, Adam (6 December 2017). "Rocket Lab poised to provide dedicated launcher for CubeSat science". Science. Diakses tanggal 6 December 2017.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n "Electron". Rocket Lab. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-22. Diakses tanggal 24 July 2017.
- ^ a b "Rocket Lab successfully circularizes orbit with new Electron kick stage". Rocket Lab (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-22.
- ^ "Rocket Lab Electron Data Sheet". Space Launch Report. November 2018. Diakses tanggal 11 November 2018.
- ^ a b c Bennett, Jay (23 January 2018). "Rocket Lab Reveals Secret Engine and "Kick Stage" for the Electron Rocket". Popular Mechanics. Diakses tanggal 24 January 2018.
- ^ Clark, Stephen (16 July 2018). "Scotland site selected as launch base for Lockheed Martin, Orbex". Spaceflight Now.
- ^ a b Grush, Loren (14 April 2015). "A 3D-Printed, Battery-Powered Rocket Engine". Popular Science. Diakses tanggal 22 January 2018.
- ^ Ryan, Holly (21 January 2018). "Blast off! Rocket Lab successfully reaches orbit". The New Zealand Herald. Diakses tanggal 21 January 2018.
- ^ Rocket Lab (10 November 2018), It's Business Time Launch - 11/11/2018, diakses tanggal 11 November 2018
- ^ a b c Smyth, Jamie (21 January 2018). "Private group in 'world first' cheap rocket launch". Financial Times. Diakses tanggal 22 January 2018.
- ^ "Launch Week Arrives for Rocket Lab's Electron – Spaceflight101" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 13 June 2019.
- ^ Foust, Jeff (23 January 2018). "Rocket Lab launch also tested new kick stage". SpaceNews. Diakses tanggal 23 January 2018.
- ^ Berger, Eric (21 October 2019). "Rocket Lab—yep, Rocket Lab—has a plan to deliver satellites to the Moon". Ars Technica.
- ^ a b Foust, Jeff (13 November 2019). "Rocket Lab introduces robotic manufacturing system to increase Electron production". SpaceNews. Diakses tanggal 14 November 2019.
- ^ Forbes. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ a b Cofield, Calla (26 September 2016). "Rocket Lab Opens Private Orbital Launch Site in New Zealand". Space.com. Diakses tanggal 22 January 2018.
- ^ Dodd, Tim (11 October 2018). "Exclusive inside look at Rocket Lab's secret new mega factory!". Everyday Astronaut. Diakses tanggal 12 October 2018.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Berger, Eric (12 April 2018). "Rocket Lab is about to win the small satellite launch space race". Ars Technica. Diakses tanggal 20 July 2018.
- ^ Grush, Loren (21 January 2018). "Spaceflight startup Rocket Lab sends its Electron rocket to orbit for the first time". The Verge. Diakses tanggal 22 January 2018.
- ^ Wall, Mike (23 January 2018). "Ex-Prize: Google's $30 Million Moon Race Ends with No Winner". Space.com. Diakses tanggal 27 January 2018.
- ^ Moon Express [@MoonEx] (9 February 2020). "There is no upcoming launch with RocketLab. We contracted with RocketLab back in 2015 for a GLXP attempt. We are currently focused on efforts supporting NASA under our Commercial Lunar Payload Services (CLPS) contract" (Tweet). Retrieved 26 February 2020 – via Twitter.
- ^ "Rocket Lab Announces Reusability Plans For Electron Rocket". Rocket Lab. 6 August 2019. Diakses tanggal 16 August 2019.
- ^ Sampson, Ben (9 December 2019). "Rocket Lab successfully flight tests re-entry of rocket booster". Aerospace Testing International. Diakses tanggal 11 December 2019.
- ^ Foust, Jeff (17 October 2018). "Rocket Lab selects Wallops for U.S. launch site". SpaceNews. Diakses tanggal 18 October 2018.
- ^ "Rocket Lab tests Electron on new Virginia launch pad". SpaceNews.com (dalam bahasa Inggris). 2020-04-30. Diakses tanggal 2020-05-24.
- ^ Clark, Stephen (29 June 2019). "Rocket Lab flies again from New Zealand as work progresses at Virginia launch pad". Spaceflight Now. Diakses tanggal 6 July 2019.
- ^ Amos, Jonathan (16 July 2018). "Scotland to host first UK spaceport". BBC News. Diakses tanggal 16 July 2018.
- ^ "Sutherland Spaceport Scotland". SpaceTV.net. Diakses tanggal 22 August 2019.
- ^ Howell, Elizabeth (19 August 2019). "Rocket Lab Electron Booster Launches 4 Satellites Into Orbit". Space.com. Diakses tanggal 22 August 2019.
- ^ Etherington, Darrell (16 October 2019). "Rocket Lab successfully launches fifth Electron rocket this year". TechCrunch. Diakses tanggal 20 November 2019.
- ^ "Rocket Lab Electron launch fails". SpaceNews (dalam bahasa Inggris). 2020-07-04. Diakses tanggal 2020-07-05.
- ^ Clark, Stephen (21 January 2018). "Rocket Lab delivers nanosatellites to orbit on first successful test launch". Spaceflight Now. Diakses tanggal 15 June 2019.
- ^ Clark, Stephen (17 December 2018). "NASA, Rocket Lab partner on successful satellite launch from New Zealand". Spaceflight Now. Diakses tanggal 15 June 2019.
- ^ Wall 2020-01-31T03:28:03Z, Mike. "Rocket Lab launches satellite for US spysat agency, guides booster back to Earth". Space.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-05.
Pranala luar
sunting- Situs web Electron di RocketLabUSA.com
- Panduan Pengguna Muatan Electron[pranala nonaktif permanen] di RocketLabUSA.com
- Computer simulation of an Electron launch di YouTube