Elmyr de Hory (terlahir 'Elmyr Hory') (lahir 1906 – wafat 11 Desember 1976) adalah seorang pelukis dan pemalsu lukisan seni keturunan Hungaria. Ia menyatakan bahwa ia telah menjual lebih dari seribu lukisan palsu ke berbagai galeri seni ternama di dunia. Penjualan lukisan-lukisan palsunya itu terutama dilakukan oleh Fernand Legros dan Real Lessard, dua orang rekan bisnisnya yang menjadi ikut terkenal karena perdagangan barang-barang palsu ini. Kegiatan pemalsuannya memperoleh perhatian khalayak umum dari buku mengenai dirinya tulisan Clifford Irving dan "F for Fake", sebuah film dokumenter yang dibawakan oleh Orson Welles, yang langsung menyebabkan lukisan-lukisan palsunya menjadi terkenal.

Infobox orangElmyr de Hory

(2021) Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran14 April 1906 Edit nilai pada Wikidata
Budapest, dekat Edit nilai pada Wikidata
Kematian11 Desember 1976 Edit nilai pada Wikidata (70 tahun)
Ibiza (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Penyebab kematianKemabukan Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
PendidikanAcadémie de la Grande Chaumière (en) Terjemahkan
Academy of Fine Arts, Munich (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanart forger (en) Terjemahkan, pelukis Edit nilai pada Wikidata
Lain-lain
Dinyatakan bersalah atassodomi Edit nilai pada Wikidata

Situs webelmyr.net Edit nilai pada Wikidata
IMDB: nm0208885 Modifica els identificadors a Wikidata

Awal Menjadi Pemalsu Lukisan

sunting

De Hory pergi ke Paris untuk mencoba mencari nafkah halal sebagai seorang seniman, tetapi tak lama kemudian ia menyadari kemampuannya yang hebat untuk menjiplak karya-karya lukis seniman lain. Lukisan-lukisan palsunya itu demikian bagusnya sehingga banyak dari teman-temannya percaya bahwa semua lukisan itu adalah asli. Pada tahun 1946 de Hory menjual sebuah lukisan reproduksi Picasso ke seorang teman Inggrisnya yang menganggapnya sebagai lukisan asli. Ia kemudian mulai menjual lukisan reproduksi Picasso ke galeri-galeri seni, berdalih bahwa lukisan-lukisan tersebut adalah beberapa benda yang tertinggal di rumah keluarganya. Galeri-galeri tersebut membeli lukisan-lukisan itu dan membayar de Hory sebesar 100 hingga 400 dollar tiap lembarnya.

Pada tahun yang sama de Hory membentuk kerjasama dengan Jacques Chamberlin yang belakangan menjadi pedagang lukisannya. Mereka menjelajahi Eropa dan Amerika Selatan menjual lukisan-lukisan palsu tersebut hingga de Hory mengungkap bahwa, walaupun mereka seharusnya membagi keuntungan yang sama, Chamberlin menyimpan sebagian besar uang mereka. Ia mengakhiri kerjasama itu dan melanjutkan perjalanan sendiri. Pada tahun 1947 de Hory mengunjungi Amerika Serikat dengan menggunakan visa turis tiga bulan dan mengambil keputusan untuk tinggal disana, berpindah-pindah antara New York City dan Los Angeles.

Di beberapa kesempatan selama kariernya, de Hory berusaha untuk berhenti menjadi pemalsu lukisan dan menciptakan karya lukis sendiri, tetapi ia tidak pernah menemukan pasar yang mau membeli karya-karyanya sehungga ia selalu kembali ke bisnis jual-beli lukisan palsu yang menghasilkan banyak uang. De Hory setahap demi setahap mengembangkan karya pemalsuannya dengan mulai memalsukan karya-karya Matisse, Modigliani dan Renoir. Oleh karena beberapa galeri yang pernah membeli lukisan-lukisannya mulai curiga, de Hory mulai menggunakan beberapa nama samaran dan menjual lukisan-lukisannya lewat pos. Beberapa nama samaran de Hory adalah Louis Cassou, Joseph Dory, Joseph Dory-Boutin, Elmyr Herzog, Elmyr Hoffman dan E. Raynal.

Selama tahun 1950an, de Hory tinggal di Miami, melanjutkan usahanya menjual lukisan-lukisan palsu lewat pos dan mempelajari gaya dan teknik para pelukis besar yang akan ditiru karya-karyanya. Pada tahun 1955 salah satu lukisan Matisse palsu yang dibuatnya terjual pada Fogg Art Museum di Universitas Harvard; tak lama kemudian pihak berwenang menemukan bahwa lukisan tersebut adalah palsu dan segera melancarkan penyelidikan.

Akhir Karier Sang Pemalsu Lukisan

sunting

Pada tahun 1964, kini berusia 59 tahun, de Hory mulai bosan dengan dunia pemalsuan lukisan, dan karya-karya yang dikerjakannya mulai berantakan. Akibatnya, banyak ahli seni yang mulai menemukan bahwa lukisan-lukisan yang mereka terima adalah hasil karya pemalsuan. Beberapa galeri yang memeriksa hasil karya de Hory melaporkannya ke Interpol, dan polisi kemudian langsung menelusuri jejak Fernand Legros dan Real Lessard. Legros lalu mengirim de Hory ke Australia selama setahun untuk bersembunyi dari penyelidikan pihak berwajib.

Hingga tahun 1966 lebih banyak lagi lukisan-lukisan de Hory yang terungkap sebagai karya-karya palsu. Salah satu korbannya adalah pengusaha minyak besar Texas bernama Algur H. Meadows yang telah membeli 56 lukisan palsu dari Legros. Meadows sangat marah ketika mengetahui bahwa kebanyakan dari koleksinya tersebut adalah lukisan palsu, sampai-sampai ia menuntut penangkapan dan pengadilan Legros segera.

Marah akan hal yang disebabkan oleh de Hory ini, Legros berkeputusan untuk bersembunyi dari polisi di rumah de Hory di Ibiza. Disana ia mengambil-alih kepemilikan rumah dan mengancam untuk mengusir de Hory dari rumah tersebut. Hal ini, ditambah dengan sifat Legros yang belakangan semakin lama semakin kejam dan semakin mudah marah, menyebabkan de Hory untuk memutuskan pergi meninggalkan Ibiza. Tak lama setelah itu, Legros dan Lessard ditangkap polisi dan dipenjarakan atas tuduhan pemalsuan cek.

De Hory bersembunyi dari polisi selama beberapa waktu, tetapi, karena bosan hidup dalam pengasingan, ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke Ibiza dan menerima nasibnya. Di bulan Agustus 1968, pengadilan Spanyol mendakwanya dengan kejahatan homoseksualitas dan membantu penjahat pelanggar hukum. Ia dijatuhi hukuman dua bulan penjara. Ia tidak pernah didakwa secara langsung mengenai tindakan pemalsuan sebab pengadilan tidak bisa membuktikan bahwa ia melakukan tindakan pemalsuan di atas daerah yurisdiksi Spanyol. Ia dibebaskan pada bulan Oktober 1968 dan diusir dari Spanyol.

Setahun menyusul pembebasannya, de Hory kembali ke Ibiza sebagai seorang selebritis. Ia menceritakan cerita hidupnya pada Clifford Irving yang kemudian menerbitkan biografinya "Fake! The Story of Elmyr de Hory the Greatest Art Forger of Our Time". Tak lama kemudian Irving membuat karya pemalsuannya sendiri: sebuah otobiografi palsu mengenai Howard Hughes. De Hory muncul di beberapa wawancara televisi dan dijadikan topik utama bersama Irving dalam film dokumenter "F for Fake" buatan Orson Welles.

Di awal era 1970an, de Hory kembali memutuskan untuk mencoba melukis kembali, berharap untuk bisa memanfaatkan ketenarannya: kali ini ia akan menjual karya lukis asli milik dirinya. Ia berhasil memperoleh perhatian dari masyarakat seni, tetapi hanya mampu memberinya keuntungan yang sedikit. Ia juga mengetahui bahwa pihak berwajib Prancis sedang berusaha untuk mengekstradisi dirinya untuk diadili dalam tuduhan penipuan. Proses ini mengambil waktu yang cukup lama mengingat bahwa Spanyol dan Prancis tidak memiliki perjanjian ekstradisi waktu itu.

Pada tanggal 11 Desember 1976, pengawal Elmyr de Hory yang tinggal serumah dengannya (karena Elmyr percaya bahwa ia memiliki musuh-musuh yang ingin membunuhnya) yang juga kekasih gay-nya, Mark Forgy, memberitahu bahwa Pemerintah Spanyol, melalui proses negosiasi yang panjang, telah setuju untuk mengekstradisi de Hory ke pihak berwajib Prancis. Tak lama kemudian, Forgy menemukan de Hory dalam kondisi hampir mati di rumah mereka. De Hory ternyata telah meminum overdosis pil obat tidur, dan dalam hitungan menit setelah ditemukan ia meninggal dunia dalam pelukan Forgy. Clifford Irving menyatakan keragu-raguannya mengenai kematian Elmyr de Hory, beranggapan bahwa de Hory mungkin telah memalsukan kejadian bunuh diri tersebut untuk bisa melarikan diri dari proses ekstradisi. Anggapan ini dibantah keras oleh Forgy.

Setelah kematiannya, lukisan-lukisan de Hory menjadi koleksi yang berharga. Bahkan, karena lukisan-lukisannya menjadi terkenal, lukisan-lukisan palsu karya de Hory sebelumnya mulai muncul di pasaran.