Euronext Amsterdam

bursa saham di Belanda

Euronext Amsterdam adalah bursa saham yang berkantor pusat di Amsterdam, Belanda. Sebelumnya dikenal sebagai Bursa Efek Amsterdam (bahasa Belanda: Amsterdamse effectenbeurs), bursa efek ini bergabung pada tanggal 22 September 2000 dengan Bursa Efek Brussel dan Bursa Efek Paris untuk membentuk Euronext. Kantor pusat Euronext, yang didirikan di Belanda sebagai perseroan terbatas (naamloze vennootschap), juga berlokasi di bursa efek tersebut.

Euronext Amsterdam
Gedung Euronext Amsterdam di Beursplein 5
JenisBursa efek
LokasiAmsterdam, Belanda
Koordinat52°22′08″N 4°54′04″E / 52.369°N 4.901°E / 52.369; 4.901
Didirikan1602; 421 tahun lalu (1602)
PemilikEuronext
Tokoh pentingSimone Huis in 't Veld (CEO)
Mata uangEUR
Emiten tercatat140[1]
IndeksIndeks AEX
Indeks AMX
Indeks AScX
Situs weblive.euronext.com

Sejarah

sunting
 
Sebuah obligasi dari Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC), tertanggal 7 November 1623, dengan nilai 2.400 florin

Bursa saham Amsterdam dianggap sebagai pasar sekuritas "modern" tertua di dunia.[2] Bursa ini didirikan tak lama setelah berdirinya Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) pada tahun 1602,[3] ketika ekuitas mulai diperdagangkan secara berkala sebagai pasar sekunder untuk memperdagangkan sahamnya. Sebelumnya, pasar ini utamanya digunakan untuk pertukaran komoditas.[4] Kemudian namanya diubah menjadi Bursa Amsterdam dan menjadi yang pertama secara resmi mulai memperdagangkan sekuritas. Kebingungan dari Kebingungan (1688) karya penulis Yahudi Sephardi Joseph de la Vega adalah karya lengkap pertama tentang bursa saham, pesertanya, dan pemegang sahamnya.[5]

Pada tahun 1602, Dewan Negara Belanda memberikan VOC piagam selama 21 tahun atas semua perdagangan Belanda di Asia dan kekuasaan kuasi-pemerintah. Ketentuan monopoli dari piagam tersebut memberikan VOC kewenangan penuh atas pertahanan perdagangan, persenjataan, dan upaya politik di Asia. Tingginya risiko perdagangan di Asia memberikan struktur VOC menjadi kepemilikan pribadi. Mengikuti jejak Perusahaan Hindia Timur Britania Raya, saham perusahaannya dijual ke banyak investor yang tertarik, yang kemudian menerima jaminan sebagian keuntungan di masa depan.[6] Di Oost-Indisch Huis saja, 1.143 investor berlangganan dengan nilai lebih dari ƒ3.679.915 atau €100 juta dengan nilai sekarang.[7]

Ketentuan pembelian setiap saham memberikan opsi bagi pemegang saham untuk mentransfer saham mereka ke pihak ketiga. Pasar sekunder segera muncul di Oost-Indisch Huis untuk penjualan kembali saham ini melalui pembukuan resmi. Setelah kesepakatan dicapai antara kedua belah pihak, saham tersebut kemudian ditransfer dari penjual ke pembeli dalam "buku modal".[7] Rekening resmi yang dipegang oleh Oost-Indisch Huis mendorong investor untuk berdagang, dan menimbulkan keyakinan pasar bahwa saham tidak hanya ditransfer di atas kertas.[7] Dengan demikian, perdagangan spekulatif segera terjadi dan pasar sekuritas Amsterdam lahir.

 
Halaman Bursa Efek Amsterdam, sekitar tahun 1670

Akselerasi besar dalam perputaran terjadi pada tahun 1623, setelah periode likuidasi 21 tahun untuk VOC berakhir. Piagam awal menyerukan likuidasi penuh setelah 21 tahun untuk mendistribusikan keuntungan ke para pemegang saham. Namun, baik VOC maupun pemegang sahamnya tidak melihat adanya perlambatan perdagangan di Asia, sehingga Dewan Negara Belanda memberikan VOC piagam kedua di Hindia Barat.

Piagam baru ini memberikan VOC tahun tambahan untuk menjalankan bisnis, tetapi tidak seperti piagam pertama, piagam kedua ini tidak menguraikan rencana untuk likuidasi segera, yang berarti bahwa uang yang diinvestasikan tetap diinvestasikan, dan dividen dibayarkan ke investor untuk memberikan insentif kepada kepemilikan saham. Investor masuk ke pasar sekunder Bursa Efek Amsterdam yang baru dibangun untuk menjual saham mereka kepada pihak ketiga.[8] Transaksi saham modal "tetap" ini mengumpulkan tingkat perputaran yang besar, dan membuat bursa saham menjadi jauh lebih penting. Dengan demikian, pasar sekuritas modern muncul dari sistem bursa saham ini.

Pelayaran menuju sumber daya berharga di Hindia Barat dipenuhi risiko. Ancaman bajak laut, penyakit, kecelakaan, kapal karam, dan berbagai faktor ekonomi makro meningkatkan faktor risiko, hal tersebut membuat perlayaran menjadi sangat mahal. Jadi, penerbitan saham memungkinkan penyebaran risiko dan dividen di antara sekelompok investor. Jika terjadi masalah dalam pelayaran, risiko berkurang dan tersebar ke seluruh kelompok, dan semua investor hanya menanggung sebagian kecil dari total biaya pelayaran.

Sistem privatisasi ekspedisi nasional bukanlah hal baru di Eropa, tetapi struktur saham tetap Perusahaan Hindia Timur menjadikannya unik. Dalam dekade sebelum pembentukan VOC, pedagang Belanda yang suka berpetualang telah menggunakan metode "kemitraan swasta" yang serupa untuk membiayai mahalnya pelayaran ke Hindia Timur demi keuntungan pribadinya.[9] Para pedagang ambisius ini mengumpulkan uang bersama-sama untuk menciptakan kemitraan pelayaran untuk eksplorasi Hindia Timur. Mereka mengambil alih bagian bersama dari persiapan yang diperlukan (misalnya pembuatan kapal, persediaan, navigasi) sebagai imbalan atas bagian bersama dari keuntungan.[9] Voorcompagnieën ini mengambil risiko besar untuk meraup sebagian dari perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan di Hindia Timur, tetapi memperkenalkan bentuk umum dari usaha patungan saham ke dalam pengiriman Belanda.

 
Balai kota Batavia pada masa Hindia Belanda

Meskipun beberapa pelayaran gagal, pelayaran yang berhasil menjanjikan kekayaan dan perdagangan baru yang berkembang. Tak lama setelah ekspedisi ini dimulai, pada tahun 1602, banyak Voorcompagnieën independen bergabung untuk membentuk Perusahaan Dagang Hindia Timur Belanda.[9] Saham dialokasikan dengan tepat oleh Bursa Efek Amsterdam, dan pedagang saham gabungan menjadi direktur VOC yang baru.[9] Lebih jauh lagi, perusahaan besar baru ini segera diakui oleh provinsi-provinsi Belanda sebagai perusahaan yang sama pentingnya dalam prosedur pemerintahan. VOC diberikan kekuasaan yang signifikan di masa perang, hak untuk membangun benteng, hak untuk mempertahankan tentara permanen, dan izin untuk melakukan negosiasi dengan negara-negara Asia.[6] Piagam tersebut menciptakan provinsi kolonial Belanda di Indonesia, dengan monopoli perdagangan Eropa-Asia.

Perkembangan pesat Bursa Efek Amsterdam pada pertengahan abad ke-17 menyebabkan terbentuknya klub-klub perdagangan di sekitar kota. Para pedagang sering mengadakan pertemuan di kedai kopi atau penginapan untuk membahas transaksi keuangan. Maka, muncullah "Sub-pasar", tempat para pedagang memiliki akses ke pengetahuan dari rekan sejawat dan komunitas pedagang yang bereputasi baik.

Sub-pasar ini sangat penting selama perdagangan pada akhir abad ke-17, saat perdagangan spekulatif jangka pendek mendominasi. Klub-klub perdagangan memungkinkan para investor untuk memperoleh informasi berharga dari para pedagang bereputasi baik tentang masa depan perdagangan sekuritas.[10] Para pedagang berpengalaman di lingkaran klub-klub perdagangan ini memiliki sedikit keuntungan dibandingkan yang lain, dan keberadaan klub-klub ini memainkan peran utama dalam pertumbuhan bursa saham itu sendiri.

 
Pintu masuk gedung bursa saham dengan patung banteng di depannya

Selain itu, terdapat kesamaan antara pialang modern dan pedagang berpengalaman di klub perdagangan. Jaringan pedagang memungkinkan pergerakan pengetahuan yang terorganisasi dan terlaksananya transaksi yang cepat. Dengan demikian, pasar sekunder untuk saham VOC menjadi sangat efisien, dan klub perdagangan memainkan peran yang tidak kecil. Pialang mengambil sedikit biaya sebagai imbalan atas jaminan dokumen akan diajukan dengan tepat dan "pembeli" atau "penjual" akan ditemukan. Sepanjang abad ke-17, investor semakin mencari pialang berpengalaman untuk mencari informasi tentang calon rekanan.[11]

European Options Exchange (EOE) didirikan pada tahun 1978 di Amsterdam sebagai bursa berjangka dan opsi. Pada tahun 1983, bursa ini memulai indeks pasar saham, yang disebut indeks EOE, yang terdiri dari 25 perusahaan terbesar yang diperdagangkan di bursa saham. Kontrak berjangka, opsi, dan instrumen canggih lainnya diperdagangkan di Bursa Efek Amsterdam jauh sebelum ini.[4]

Pada tahun 1997, Bursa Efek Amsterdam dan EOE bergabung, dan indeks unggulannya berganti nama menjadi AEX, yang merupakan singkatan dari "Amsterdam EXchange". Sekarang, indeks ini dikelola oleh Euronext Amsterdam. Pada tanggal 3 Oktober 2011, Putri Máxima membuka lantai perdagangan baru Bursa Efek Amsterdam.[12]

Bekas gedung Bursa Efek tersebut adalah Beurs van Berlage.

Gedung

sunting
 
Koopmansbeurs, gedung Bursa Efek Amsterdam pertama, dibangun oleh Hendrik de Keyser di Rokin

Bursa Amsterdam, sebuah tempat terbuka, diciptakan sebagai bursa komoditas pada tahun 1530,[13] dan dibangun kembali pada tahun 1608.[16] Daripada menjadi pasar tempat barang diperdagangkan secara berkala, bursa memiliki keuntungan karena menjadi pasar yang pertemuannya rutin, yang memungkinkan para pedagang menjadi lebih terspesialisasi dan terlibat dalam transaksi yang lebih rumit.[2][4] Pada pertengahan abad ke-16, orang-orang di Amsterdam berspekulasi dalam biji-bijian, dan kemudian dalam ikan haring, rempah-rempah, minyak ikan paus, dan bahkan tulip. Bursa Amsterdam khususnya adalah tempat di mana bisnis semacam ini dilakukan.

Pemerintah kota Amsterdam kemudian memerintahkan pembangunan bursa saham di Lapangan Dam, yang dibangun oleh Hendrick de Keyser, dan dibuka pada tahun 1611. Berbagai bagian bangunan digunakan untuk perdagangan komoditas dan surat berharga VOC.[14]

Lokasi bursa yang relatif terhadap Oost-Indisch Huis juga strategis. Lokasinya yang berdekatan memudahkan investor untuk mendaftarkan transaksinya di buku resmi VOC, dan menyelesaikan transfer uang di Bank Penukaran di dekatnya, juga di Lapangan Dam.[15]

 
Beurs van Berlage di Damrak

Jan David Zocher membangun gedung baru untuk bursa di dekat Dam/Damrak. Dibuka pada tahun 1845, dan dirancang seperti kuil Yunani dengan tiang-tiang di depannya.

Antara tahun 1896 dan 1903, dibangunlah Beurs van Berlage dari batu bata merah besar di Damrak. Bangunan ini menjadi gedung bursa Amsterdam pada tahun 1903. Sekarang, gedung ini beralih ffungsi sebagai tempat untuk konser, pameran, dan konferensi.

Pada tahun 1914, bursa saham pindah ke gedung baru di Beursplain 5, di sebelah gedung lama, dan masih berdiri hingga saat ini.

Referensi

sunting
  1. ^ "Stocks Amsterdam". Euronext. 28 Februari 2020. Diakses tanggal 28 Februari 2020. 
  2. ^ a b Braudel, Fernand (1983). Civilization and capitalism 15th–18th century: The wheels of commerce. New York: Harper & Row. ISBN 978-0060150914. 
  3. ^ "DPG Media Privacy Gate". myprivacy.dpgmedia.nl. Diakses tanggal 2024-08-22. 
  4. ^ a b c Stringham, Edward (2003). "The Extralegal Development of Securities Trading in Seventeenth Century Amsterdam". Quarterly Review of Economics and Finance. 43 (2): 321. SSRN 1676251 . 
  5. ^ Joseph Penso de la Vega: Confusión de Confusiones; 1668, reprint Wiley, 1996.
  6. ^ a b Vries, Jan de; van der Woude, A. (1997). The First Modern Economy. Success, Failure, and Perseverance of the Dutch Economy, 1500–1815. Cambridge University Press. hlm. 384–385. ISBN 978-0-521-57825-7. 
  7. ^ a b c The world’s first stock exchange: how the Amsterdam market for Dutch East India Company shares became a modern securities market, 1602-1700. L.O. The world’s first stock exchange: how the Amsterdam market for Dutch East India Company shares became a modern securities market, 1602–1700. L.O. Petram. FGw: Instituut voor Cultuur en Geschiedenis (ICG). 2011. FGw: Instituut voor Cultuur en Geschiedenis (ICG). 2011 2011 p. 2
  8. ^ The world’s first stock exchange: how the Amsterdam market for Dutch East India Company shares became a modern securities market, 1602-1700. L.O. The world’s first stock exchange: how the Amsterdam market for Dutch East India Company shares became a modern securities market, 1602-1700. L.O. Petram. FGw: Instituut voor Cultuur en Geschiedenis (ICG). 2011. FGw: Instituut voor Cultuur en Geschiedenis (ICG). 2011 2011 20
  9. ^ a b c d John F. Padgett; Walter W. Powell (14 Oktober 2012). The Emergence of Organizations and Markets. Princeton University Press. hlm. 227. ISBN 1400845556. 
  10. ^ The world’s first stock exchange: how the Amsterdam market for Dutch East India Company shares became a modern securities market, 1602-1700. L.O. The world’s first stock exchange: how the Amsterdam market for Dutch East India Company shares became a modern securities market, 1602-1700. L.O. Petram. FGw: Instituut voor Cultuur en Geschiedenis (ICG). 2011. FGw: Instituut voor Cultuur en Geschiedenis (ICG). 2011 p.110
  11. ^ The world’s first stock exchange: how the Amsterdam market for Dutch East India Company shares became a modern securities market, 1602-1700. L.O. The world’s first stock exchange: how the Amsterdam market for Dutch East India Company shares became a modern securities market, 1602-1700. L.O. Petram. FGw: Instituut voor Cultuur en Geschiedenis (ICG). 2011. FGw: Instituut voor Cultuur en Geschiedenis (ICG). 2011 p.41
  12. ^ "Princess Máxima Opens new Amsterdam Trading Floor | Exchanges". web.archive.org. 2014-09-05. Diakses tanggal 2024-08-22. 
  13. ^ De la Vega, J. P. (1688). Fridson, Martin (ed.). Confusion de Confusiones (trans.) (1996 ed.). New York: Wiley.
  14. ^ The world’s first stock exchange: how the Amsterdam market for Dutch East India Company shares became a modern securities market, 1602-1700. L.O. The world’s first stock exchange: how the Amsterdam market for Dutch East India Company shares became a modern securities market, 1602-1700. L.O. Petram. FGw: Instituut voor Cultuur en Geschiedenis (ICG). 2011. FGw: Instituut voor Cultuur en Geschiedenis (ICG). 2011 p. 30
  15. ^ The world’s first stock exchange: how the Amsterdam market for Dutch East India Company shares became a modern securities market, 1602-1700. L.O. The world’s first stock exchange: how the Amsterdam market for Dutch East India Company shares became a modern securities market, 1602-1700. L.O. Petram. FGw: Instituut voor Cultuur en Geschiedenis (ICG). 2011. FGw: Instituut voor Cultuur en Geschiedenis (ICG). 2011 p.30

Pranala luar

sunting

52°22′08″N 4°54′04″E / 52.369°N 4.901°E / 52.369; 4.901