Friedrich Wilhelm Joseph Schelling

Friedrich Wilhelm Joseph Schelling adalah seorang filsuf Jerman yang sangat memengaruhi perkembangan Mazhab Idealisme.[1][2] Dia berasal dari keluarga Protestan yang saleh.[1][2] Ayahnya adalah seorang pendeta Lutheran[3]

Infobox orangFriedrich Wilhelm Joseph Schelling

(1848)
Nama dalam bahasa asli(de) Friedrich Wilhelm Joseph von Schelling
Biografi
Kelahiran27 Januari 1775
Leonberg
Kematian20 Agustus 1854 (79 tahun)
Bad Ragaz
Profesor
Data pribadi
AgamaGereja Lutheran
PendidikanUniversitas Eberhard Karl Tübingen
Universitas Leipzig
Tübinger Stift
Kegiatan
SpesialisasiFilsafat alam, ilmu alam, estetika, metafisika dan epistemologi
Pekerjaanfilsuf, dosen, penulis
PeriodeFilsafat abad ke-19
Bekerja diUniversitas Ludwig Maximilian Munich
Universitas Humboldt Berlin
Universitas Jena
University of Würzburg
University of Erlangen–Nuremberg
AliranIdealisme Jerman
Murid dariJohann Gottlieb Fichte, Ludwig Joseph Uhland, Gottlob Christian Storr, Johann Friedrich LeBret, Johann Friedrich Flatt dan Christian Friedrich von Schnurrer
MuridFélix Ravaisson-Mollien dan Johann Erich Berger
Dipengaruhi oleh
Karya kreatif
Karya terkenal
Murid doktoralLudwig Wihl dan Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Keluarga
Pasangan nikahPauline Gotter
Caroline Schelling (1803–1809)
AnakClara Schelling
 ( Pauline Gotter)
Hermann Schelling
 ( Pauline Gotter)
Julie von Eichhorn
 ( Pauline Gotter)
Tanda tangan
[[Berkas: |220x250px|alt=]]

iTunes: 304574384 Goodreads author: 28031 Find a Grave: 92595866
Schelling

Bibliografi sunting

Schelling lahir di kota Leonberg di Württemberg (sekarang Baden-Württemberg).[2] Dia mengikuti sekolah biara di Bebenhausen, dekat Tubingen.[2] Ayahnya pun seorang pendeta dan pengajar Orientalis di sana.[2] Pada tahun 1783 sampai tahun 1784, Schelling mengikuti sekolah Latin di Nürtingen.[2] Di sana, dia mengenal Friedrich Hölderlin, seniornya lima tahun di atasnya.[2] Pada usia yang keenam belas tahun, dia meminta izin untuk mendaftar ke Tübinger Stift (seminari gereja Luteran Evangelikal di Württemberg), sekalipun usianya belum cukup sebab batas usianya adalah dua puluh tahun.[2] Dia pun satu ruangan deng Hegel bersama dengan Hölderlin.[2] Mereka bertiga menjadi teman baik.[2] Schelling mempelajari Bapa-bapa Gereja dan filsuf-filsuf Yunani kuno.[2] Minat awalnya untuk belajar teologi pun bergeser menjadi filsafat.[2] Dia pun akhirnya mengambil fakultas filsafat.[2]

Pada tahun 1792, dia menyelesaikannya kuliahnya tersebut.[2] pada tahun 1973, Schelling berkontribusi dalam peringatan Heinrich Eberhard Gottlob Paulus.[2] Pada tahun 1795, dia menyelesaikan tesis untuk gelar teologia, dengan judul De Marcione Paullinarum epistolarum emendatore.[2] Pada waktu itu, dia juga sedang mempelajari Kant dan Fichte.[2] Kedua filsuf terkemuka inilah yang banyak mempengaruhi pemikirannya.[2]

Pada tahun 1794, Schelling menerbitkan sebuah eksposisi dari pemikiran Ficthe dengan judul die Möglichkeit einer Form der Philosophie überhaupt (Kemungkinan Bentuk Filsafat pada Umumnya).[2] Karyanya ini pun diakui oleh Fichte sendiri dan Schelling pun memiliki reputasi yang baik di kalangan filsuf karena hasil karyanya tersebut.[2] Schelling pun tidak puas hanya sampai di situ.[2]

Pada tahun 1795, dia pun menerbitkan beberapa karyanya seperti Vom Ich als Prinzip der Philosophie, oder über das Unbedingte im menschlichen Wissen (Diri sebagai Prinsip Filsafat, atau Pada Pengetahuan Manusia yang Tertutup).[2] Karya-karyanya ini pun masih tetap berada pada idealisme Ficte, dengan menunjukkan kecenderungan untuk menggunakan metode Fichte dalam applikasi yang lebih objektif dan menyatukan pandangan Spinoza ke dalamnya.[2]

Filsafis yang dijelaskan oleh Schelling berkembang sepanjang kehidupannya.[2] Perkembangan pemikiran Schelling biasanya dalam sejarah filsafat dibagi menjadi empat periode:[2]

  1. periode filsafat alam.
  2. periode filsafat identitas.
  3. periode sinkretisme.
  4. periode teosofi.

Dari keempat periode ini, yang berpengaruh besar bagi perkembangan filsafat Barat selanjutnya adalah periode filsafat identitas dan teosofi.[2] Filsafat identitas Schelling adalah suatu penggabungan antara filsafat Kant dan filsafat Spinoza.[2]

Kesenian dan Filsafat Identitas sunting

Schelling menuliskan sebuah karya yang berjudul Das alteste Sytemprogramm des deutschen Idealismus (Ikhtisar yang Tertua tentang Sistem Idealisme Jerman, 1796).[4][5] Karya tersebut berisi tentang idea tau pandangan keindahan menyatukan semua pandangan lain. Hanya dalam keindahan, kebenaran, dan kebaikan bisa berjalan bersama.[4] Seorang filsuf harus mempunyai kemampuan estetika yang sama kuatnya dengan seorang penyair.[4] Para filsuf gadungan adalah manusia tanpa rasa estetika.[6]

Dalam System des transzendentalen Idealismus (Sistem Idealisme Transendental, 1800), kesatuan salai antara Alam dan Roh dipostulasikan.[7] Segala sesuatu yang sama sekali identik. Dengan demikian, segala sesuatu tentunya harus dikembalikan kepada satu kekuatan yang universal dan spiritual. Sifat kekuatan ini adalah produktif baik dalam Alam maupun dalam Roh.[8] Perbedaannya adalah bahwa pada Roh, kekuatan produktif ini merupakan intelegensi yang sadar, sedangkan Alam adalah intelegensi yang tidak sadar.[7][8] Apa yang kita sebut Alam adalah sebuah syair yang ada tersimpan dalam naskah indah yang rahasia.[9] Schelling juga mengatakan bahwa alam semesta ini tengah tertidur seperti tunas yang luar biasa tidur.[7][8] Identitas antara Alam dan Roh, ketidaksadaran dan kesadaran, keniscayaan dan kebebasan yang menurut Schelling sama sekali nonobjektif ini hanya bisa dipostulasikan oleh filsafat, tidak bisa dibatasi ataupun disingkapkan secara lahiriah.[8] Dengan demikian pula, ungkapan lahiriah-nyata dari produk seni seniman tersebut merupakan ungkapan ketenangan dan keagungan yang tidak tampak.[7][8] Ketidakterbatasan yang dinyatakan secara terbatas adalah keindahan.[7][8]

Pengaruh sunting

Pemikiran yang diberikan oleh Schelling mempunyai pengaruh yang masih tetap kuat pada filsafat Barat.[7][8] Ia memberikan perhatian besar pada unsure dalam, unsure ketidaksadaran baik dari berbagai unsure dalam psikolo-analisis Freud dan teori evolusi.[7][8] Selain itu, dialektika Schelling ini, yang mengusahakan terjadinya perdamaian antara hal-hal yang bertentangan, merupakan mata rantai yang menghubungkan pemikirannya dengan pemikiran seorang filsuf terkemuka, yaitu Hegel.[7][8]

Lihat juga sunting

  • Nondualisme
  • Filsafat Peronial
  • Sejarah Astetik

Pranala Lain sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b (Inggris)Daniel Breazeale. 1999. "Friedrich Wilhelm Joseph Schelling". In The Cambridge Dictionary of Philosophy. Robert Audi, ed. 816-817 London: Cambridge University Press.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 311-316.
  3. ^ Frederick Copleston. A History of Philosophy, Volume 7 (Modern Philosophy: From the Post-Kantian Idealists to Marx, Kierkegaard, and Nietzsche), Image Books, New York, 1965, hlm. 94
  4. ^ a b c Tristram Hunt.2009.Marx's General: The Revolutionary Life of Friedrich Engels.Henry Holt and Co.45-46.
  5. ^ See Wilber's A Brief History of Everything, chap. 17.297-308.
  6. ^ A. F. Koch.Die klassische deutsche Philosophie.Ein Lesebuch, Munchen:Piper,1989.306.
  7. ^ a b c d e f g h John Laughland.2007.Schelling Versus Hegel: From German Idealism to Christian Metaphysics.Ashgate Publishing, Ltd.119.
  8. ^ a b c d e f g h i Christopher John Murray.2004.Encyclopedia of the Romantic Era, 1760-1850.Taylor & Francis.1001-02.
  9. ^ Schelling.System des transzendentralen Idealismus, Darmstadt,1982.628.