Gajah kerdil sulawesi

Elephas celebensis
Rentang waktu: Pliosen Akhir - Plestosen Awal
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
E. celebensis
Nama binomial
Elephas celebensis
Hooijer, 1949

Gajah kerdil sulawesi (Elephas celebensis, atau Stegoloxodon celebensis) adalah suatu spesies gajah yang telah punah yang berasal dari Sulawesi, Indonesia.

Deskripsi

sunting

Elephas celebensis memiliki ukuran tubuh kira-kira setengah dari Archidiskodon (=Mammuthus) planifrons, yang sebelumnya dianggap sebagai kerabatnya oleh Dirk Albert Hooijer pada tahun 1949.[1] Perbedaannya yang paling nyata dengan spesies tersebut, ialah pada Elephas celebensis ditemukan adanya gading bawah fungsional pada beberapa individu. Hal ini diduga adalah paedomorphosis, suatu retensi dari karakter hewan remaja yang terbawa hingga tahap dewasa, menurut pandangan Vincent Maglio dalam bahasan revisinya mengenai proboscidean pada tahun 1973.[2] Dasar kesimpulannya tersebut adalah karena terdapatnya benih gigi seri vestigial pada rahang Mammuthus planifrons. Pendapat tersebut didukung oleh Hooijer pada tahun 1974.[3]

Leluhur and taksonomi

sunting

Retensi gading bawah fungsional tersebut tidak terlihat pada hewan remaja lainnya yang hanya memiliki sepasang gading, sehingga tidak dapat dianggap sebagai fitur paedomorphic yang sebenarnya. Ia hanya merupakan retensi terhadap suatu karakter primitif saja, sebagaimana terlihat pada genera gajah Afrika Primelephas dan Stegotetrabelodon, serta mungkin pada bentuk terawal dari Mammuthus planifrons. Antara akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an, suatu tim Indonesia-Belanda mengekskavasi lebih banyak material, termasuk sebuah tengkorak yang cukup lengkap meskipun bentuknya agak terditorsi. Semua material, baik yang baru maupun yang lama, dideskripsikan dan direvisi dalam tesis Van den Bergh pada tahun 1999 dalam elephantoid Indonesia, dengan disertai diskusi mengenai taksonominya.[4] Ia memberikan tanda tanya pada kata “Elephas”, untuk menunjukkan ketidak-yakinan posisi taksonominya, mengikuti pendekatan Paul Sondaar pada tahun 1984.[5] Van den Bergh menerima kemungkinan hubungan dengan “Elephasindonesicus dari situs Ci Pangglosoran dekat Bumiayu, Jawa Tengah, yang berasal dari periode geologi yang sama. Spesimen tersebut juga sebelumnya dinamakan dengan nama Elephas (= Mammuthus) planifrons, namun kemudian diubah menjadi Stegoloxodon indonesicus oleh Kretzoi pada tahun 1950.[6] Selanjutnya, Georgi Markov dan Haruo Saegusa membuat langkah selanjutnya dengan menyamakan “Elephas” dengan Stegoloxodon pada tahun 2008.[7]

Distribusi

sunting

Genus Stegoloxodon terbatas hanya terdapat di Jawa dan Sulawesi saja. Hubungan yang jelas antara dua spesies endemik tersebut belum jelas, sebab spesies Jawa hanya diketahui dari sebuah geraham saja.

Fosil gajah kerdil sulawesi ditemukan dalam Formasi Walanea, yaitu berasal dari masa Pliosen akhir - Plestosen awal. Fosil tunggal dari spesies Jawa ditemukan di Ci Pangglosoran, dekat Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah,[8] juga berasal dari periode geologi yang sama.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Hooijer, D.A .(1949). Pleistocene Vertebrates from Celebes. IV. - Archidiskodon celebensis nov spec. Diarsipkan 2013-11-02 di Wayback Machine. Zoologische Mededelingen, Museum Leiden 30: 205–226.
  2. ^ Maglio, V.J. (1973). Origin and evolution of the Elephantidae. Transactions of the American Philosophical Society Philadelphia Volume 63. American Philosophical Society, Philadelphia. Pp. 149
  3. ^ Hooijer, D.A. (1974). Elephas celebensis (Hooijer) from the Pleistocene of Java Diarsipkan 2012-02-27 di Wayback Machine.. Zoologische Mededelingen, Museum Leiden, 48: 85–93.
  4. ^ Bergh, G.D. van den, 1999. The Late Neogene elephantoid-bearing faunas of [Indonesia and their palaeozoogeographic implications; A study of the terrestrial faunal succession of Sulawesi, Flores and Java, including evidence for early hominid dispersal east of Wallace's line, Scripta Geologica 117: 1-419 [1] Diarsipkan 2012-02-27 di Wayback Machine.
  5. ^ Sondaar, P.Y., 1984. Faunal evolution and the mammalian biostratigraphy of Java. Courier Forschungsinstitut Senckenberg 69: 219-235.
  6. ^ Kretzoi, M., 1950. Stegoloxodon nov. gen., a loxodonta elefantok esetleges azsiai ose (Stegoloxodon nov. gen., a possible Asiatic ancestor of true loxodonts). Foldtani Kozlony 80: 405-408 [In Hungarian and English].
  7. ^ Markov, G.N. and Saegusa, H., 2008. On the validity of Stegoloxodon Kretzoi, 1950 (Mammalia: Proboscidea). Zootaxa 1861: 55-56.
  8. ^ Van der Maarel, F.H., 1932. Contributions to the knowledge of the fossil mammalian fauna of Java. Wetenschappelijke Mededelingen Dienst van den Mijnbouw in Nederlandsch-Indie 15: 1-208.