Galerina marginata

Galerina marginata
Galerina marginata
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
G. marginata
Nama binomial
Galerina marginata
(Batsch) Kühner (1935)
Sinonim

Agaricus marginatus Batsch (1789)
Agaricus unicolor Vahl (1792)
Agaricus autumnalis Peck (1872)
Pholiota marginata (Batsch) Quél. (1872)
Pholiota discolor Peck (1873)
Galerina unicolor (Vahl) Singer (1936)
Galerina venenata (Vahl) Singer (1953)
Galerina autumnalis (Peck) A.H.Sm. & Singer (1964)
Galerina oregonensis A.H.Sm. (1964)

Galerina marginata
View the Mycomorphbox template that generates the following list
float
Karakteristik mikologi

Galerina marginata adalah jenis jamur pelapuk putih dalam keluarga Cortinariaceae (Agaricales). Secara filogenetik ia berbeda dengan jamur pelapuk putih Pleurotus ostreatus dan Phanerochaete chrysosporium. Jamur ini merupakan jamur yang sangat beracun karena mengandung amatoksin, penghambat RNA polimerase II.[1] Jamur ini dapat dijumpai di Eropa bagian tengah dan utara, Asia, Amerika Utara dan Australia.[2][3]

Sejarah

sunting

Spesies ini pertama kali diperikan pada tahun 1789 oleh ahli jamur dari Jerman, August Johann Georg Karl Batsch (1761-1820) dengan nama Agaricus marginatus. Saat itu semua jamur yang memiliki lamela dikelompokkan dalam genus Agaricus. Nama ilmiahnya yang sekarang, Galerina marginata diberikan oleh ahli jamur dari Jerman lainnya, Robert Kuhner (1903-1996).[2]

Dibandingkan dengan kebanyakan spesies dalam genus Galerina, Galerina marginata cukup berbeda. Galerina marginata berukuran cukup besar bila dibandingkan dengan spesies Galerina lainnya yang berukuran mungil dan membutuhkan mikroskop untuk pengenalannya. Galerina marginata juga tidak tumbuh pada lumut tetapi langsung pada batang kayu dan sering bergerombol. Ciri khas lainnya yaitu jejak sporanya berwarna coklat seperti karat. Cincin pada batangnya tampak tipis dan bisa pula tidak tampak.[4]

Kandungan racun

sunting

Pada tahun 1963 racun amatoksin ditemukan pada Galerina venenata. Setelah penemuan ini penelitian dilanjutkan pada spesies Galerina lainnya. Penelitian kemudian menemukan bahwa Galerina marginata mengandung jejak beta amanitin dan 0,1-0,8 mg alfa amanitin dalam tiap gram jamur kering. Kultur miselium diketahui juga dapat memproduksi amatoksin.

Meskipun kadar amatoksin-nya lebih rendah dibandingkan kelompok jamur Amanita, Galerina marginata masih termasuk jamur beracun yang mematikan. Dosis mematikannya kemungkinan sekitar 100 sampai 150 gram jamur segar, tetapi jumlah yang sedikit pun masih dapat mengakibatkan keracunan yang berbahaya.[5]

Spesies serupa

sunting

Jamur Armillaria memiliki ciri yang mirip dengan Galerina marginata karena warnanya yang kecoklatan. Hanya saja ukuran Armillaria lebih besar dan menghasilkan deposit spora putih. Perbedaan yang sangat kentara tampak pada bulu kaku berwarna hitam pada tudung Armillaria.[6]

Galeri

sunting

Sumber

sunting
  1. ^ "Galerina marginata - JGI MycoCosm". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-06. Diakses tanggal 2019-12-23. 
  2. ^ a b "Galerina marginata - First Nature". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-10. Diakses tanggal 2019-12-23. 
  3. ^ "Atlas of Living Australia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-24. Diakses tanggal 2019-12-24. 
  4. ^ "Galerina marginata - Mushroom Expert". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-22. Diakses tanggal 2019-12-23. 
  5. ^ Bresinsky, A & Besl, H (1990). A Colour Atlas of Poisonous Fungi. Germany: Wolfe Publishing Ltd. hlm. 36-37. ISBN 0 7234 1576 5. 
  6. ^ Baroni, T.J (2017). Mushrooms of the Northeastern United States and Eastern Canada. Timber Press. hlm. 280. ISBN 97816047880 Periksa nilai: length |isbn= (bantuan).