Gematria atau gimatria (bahasa Ibrani: גימטריה gēmaṭriyā) adalah suatu sistem Yahudi tradisional untuk menghitung nilai huruf pada suatu kata atau frasa, dengan keyakinan bahwa kata-kata atau frasa-frasa bernilai sama mempunyai hubungan tertentu satu sama lain. Hubungan itu dapat pula terjadi dengan usia seseorang, tahun-tahun peristiwa atau sejenisnya. Istilah Ibrani ini kemungkinan besar berasal dari kata Yunani geōmetriā, "geometri", yang dipakai sebagai terjemahan kata gēmaṭriyā. Ada pakar yang berpendapat kata asalnya adalah dari istilah Yunani lain, grammateia; keduanya mungkin sama-sama mempunyai pengaruh pada pembentukan kata Ibrani tersebut.[1][2] (Ada juga yang mengira kata itu diturunkan dari urutan abjad Yunani, gamma sebagai huruf ketiga (tri) abjad Yunani: gamma + tria.[3]) Kata ini juga dipakai dalam bahasa Inggris sejak abad ke-17 dari karya penerjemahan oleh Giovanni Pico della Mirandola. Meskipun dianggap diturunkan dari budaya Yunani, sistem ini banyak dipakai dalam teks-teks Yunani, terutama yang berhubungan dengan Kabbalah.
Nilai berdasarkan Mispar gadol. Metode ini menghitung huruf Ibrani dalam bentuk "final" atau akhiran (sofit) sebagai kelanjutan angka dalam abjad, dengan nilai-nilai dari 500 sampai 900.
Nilai tanda-tanda huruf hidup (vowel) biasanya tidak dihitung, tetapi ada metode yang lebih jarang dipakai, yang memasukkannya ke dalam perhitungan. Nilai-nilai paling umum untuk huruf hidup adalah sebagai berikut (dalam kurung adalah perhitungan berdasarkan jumlah angka, yang kurang umum):
Catatan tertua pemakaian gematria ditemukan dalam sebuah inskripsi Assyria yang dibuat oleh raja Sargon II (727–705 SM) yang menyatakan bahwa raja membangun tembok kota Khorsabad sepanjang 16.283 hasta (cubit) sesuai dengan nilai huruf namanya.[5] Gematria atau disebut isopsephy dipakai dalam budaya Yunani kemungkinan segera setelah mereka mengadopsi sistem tulisan Semit. Contoh-contoh yang ditemukan dalam bahasa Yunani terutama adalah dalam sastra Kristen dan, tidak seperti sumber-sumber rabbinik, selalu ditulis jelas bilamana dipakai.[6]Plato (c. 427-347 SM) dianggap mendiskusikan gematria "dalam bentuk paling sederhana" dalam Cratylus, di mana ia mengatakan "'kekuatan esensial' nama suatu benda dapat ditemukan dari nilai huruf-hurufnya, dan kata-kata dan frasa-frasa dengan nilai-nilai huruf yang sama dapat saling menggantikan dalam konteks tanpa mengubah maknanya." Namun penelitian yang lebih lanjut dari Cratylus, sebenarnya tidak berhubungan dengan gematria langsung atau tidak langsung, melainkan ia memandang bahwa kata-kata atau nama-nama berhubungan dengan "sifat esensial" seseorang atau suatu benda, dan pandangan ini mungkin mempengaruhi - dan sentral bagi - gematria Yunani (Greek gematria).[7][8]