Gereja Hati Kudus Yesus, Tegal
Gereja Hati Kudus Yesus adalah sebuah gereja paroki Katolik yang berlokasi di Kota Tegal, Jawa Tengah, Indonesia. Gereja ini berada di bawah pengelolaan Keuskupan Purwokerto. Secara parokial, Gereja ini merupakan Paroki Tegal. Gereja Hati Kudus Yesus dinamai menurut Hati Kudus Yesus, sebuah devosi dalam Gereja Katolik Roma. Gereja ini mulai berdiri pada tahun 1927.[1] Gereja ini berada dalam reksa pastoral para imam tarekat Misionaris Hati Kudus Yesus (MSC).
Gereja Hati Kudus Yesus | |
---|---|
Gereja Hati Kudus Yesus, Tegal | |
Koordinat: 6°51′59.9040″S 109°7′45.7392″E / 6.866640000°S 109.129372000°E | |
Lokasi | Jl. Kapten Ismail No. 128, Kraton, Kota Tegal 52112 |
Negara | Indonesia |
Denominasi | Gereja Katolik Roma |
Sejarah | |
Dedikasi | Hati Kudus Yesus |
Arsitektur | |
Status | Paroki |
Status fungsional | Aktif |
Administrasi | |
Paroki | Tegal |
Dekenat | Utara |
Keuskupan | Purwokerto |
Sejarah
suntingGereja Katolik pertama di Kota Tegal dibangun pada sekitar awal tahun 1900, yang terletak di Jalan Bandeng, yakni sebelah barat Pelabuhan Tegal. Saat itu wilayah Tegal merupakan stasi dari Gereja Santo Yusuf, Cirebon dan dilayani oleh para imam Yesuit. R.P. Th. van der Putten, S.J. kemudian ditetapkan sebagai pastor stasi di Kota Tegal.[2]
Berdirinya Paroki Tegal dihitung sejak tanggal 31 Oktober 1927 berdasarkan keputusan dari Keuskupan Purwokerto. Beberapa hari sebelum tanggal tersebut, yakni pada 25 Oktober 1927, Serikat Yesus (SJ) menyerahkan karya misi kepada Misionaris Hati Kudus Yesus (MSC) di Purworejo. Karya misi tersebut berbasis di Purwokerto. Saat itu umat di wilayah Tegal dikenal sebagai umat Pesisiran. Sejak penyerahan tersebut, R.P. Bernardus Thien, M.S.C. mulai tinggal di Tegal. Tegal kemudian menjadi basis karya Kongregrasi MSC di wilayah Karesidenan Pekalongan.[3]
Pada 29 Desember 1929, mulai dilakukan penjajakan oleh suster PBHK dari Purworejo untuk mendirikan Sekolah Holand Chinesse School (HCS) yang menyelenggarakan pendidikan setingkat sekolah dasar, dengan tujuan untuk memberikan pendidikan bagi masyarakat Tionghoa yang ada di daerah tersebut, walaupun menggunakan Bahasa Belanda sebagai pengantar. Sekolah tersebut kemudian mulai beroperasi pada 2 Januari 1930.
Pada 6 Februari 1930, Pastor Thien menuju ke Kei, sehingga di Tegal tinggal R.P. W.J. Zeegers, M.S.C. Pada 1 November 1930, R.P. Nico van Oers, M.S.C. mulai tinggal di Pekalongan yang menjadi cikal bakal pendirian Paroki Pekalongan. Pada 25 April 1932, wilayah misi MSC dimekarkan menjadi wilayah gerejawi tersendiri, yang berpusat di Purwokerto. Sebelumnya, wilayah ini masuk dalam wilayah Vikariat Apostolik Jakarta.
Karya pendidikan kemudian berkembang dengan kehadiran para bruder Van Liefde yang kelak menjadi SMP Pius dan Klinik Santa Maria. Organisasi lain kemudian juga mulai berkembang seperti Wanita Katolik dan Pemuda Katolik.
Pada 7 Mei 1939, gereja ini menyelenggarakan tahbisan imamat untuk Pastor J. Pijnappels. Ibu dan beberapa saudara dari Pastor Pijnappels tinggal di Tegal. Tahbisan tersebut diterimakan oleh Mgr. Visser, M.S.C. Invasi Jepang yang masuk melalui jalur laut, membuat hancurnya berbagai bangunan di wilayah Tegal, termasuk bangunan gereja.[4] Setelah pendudukan Jepang berakhir, misa dilakukan di beberapa tempat yang berpindah-pindah karena keterbatasan kapasitas.
Gedung gereja kemudian mulai didirikan kembali dengan peletakan batu pertama pada 1 Juni 1958. Pembangunan gereja dilakukan oleh William Scholten yang bertemu dengan Pastor Schoemaker dalam masa dipenjara oleh Jepang. Mgr. Willem Schoemaker, M.S.C. kemudian memberkati gereja ini pada 23 November 1958.
Kompleks gereja mengalami perluasan dengan pendirian aula yang dinamai Aula Karya Kasih. Perluasan dilakukan ke arah timur. Pada 8 Desember 1982, wilayah Slawi dimekarkan menjadi paroki, yakni Paroki Santa Maria Immaculata Slawi. Kemudian juga dilakukan penjajakan untuk mendirikan gereja di wilayah Mejasem. Pembangunan gereja di Mejasem ditandai dengan peletakan batu pertama pada 27 Juli 1988. Pada tahun 2002, wilayah Brebes dimekarkan menjadi Paroki Santa Maria Fatima, Brebes. Stasi Mejasem juga mengalami pemekaran pada 20 Oktober 2007, yakni menjadi Gereja Santo Yosef, Mejasem.
Pada tahun 2008, dilakukan pembangunan Taman Rohani Hati Kudus Yesus yang terletak di belakang pastoran. Di taman rohani tersebut terdapat sebuah patung pieta dan jalan salib. Taman rohani ini dipermanenkan pada tahun 2017. Pada 31 Juli 2019, Gereja Hati Kudus Yesus Tegal menjadi lokasi tahbisan imamat bagi tiga imam diosesan Keuskupan Purwokerto.[5]
Arsitektur
suntingPada panti imam gereja ini terdapat tulisan dalam bahasa Latin, Ametur Ubique Terrarum Cor Iesu Sacratissimum yang dapat diterjemahkan sebagai "Dikasihilah Hati Kudus Yesus di Seluruh Dunia".
Stasi
suntingParoki Tegal memiliki satu buah stasi, yakni Stasi Santo Fransiskus Xaverius, Banjaran.
Pendidikan
suntingKompleks gereja ini bersebelahan dengan kawasan persekolahan Pius Tegal. Persekolahan tersebut terdiri dari TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Karena berdekatan dengan Sekolah Pius, sejumlah masyarakat lokal Kota Tegal menyebut juga gereja ini sebagai Gereja Pius. Sekolah Pius dikelola oleh para suster dari tarekat Putri Bunda Hati Kudus (PBHK).[6]
Galeri
sunting-
Tampak luar
-
Tampak dalam panti imam
-
Tampak dalam panti imam
-
Tampak dalam panti imam
-
Tampak dalam
-
Patung Hati Kudus Yesus
-
Patung Bunda Maria
-
Plakat
-
Aula Karya Kasih
Referensi
sunting- ^ "Mengenal Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Tegal - Nusantara". Diakses tanggal 19 Mei 2024.
- ^ "Sejarah Paroki – OMK Paroki HKY Tegal". Diakses tanggal 19 Mei 2024.
- ^ Tegal, Paroki HKY. "Perkembangan sejarah Paroki HKY Tegal". Diakses tanggal 19 Mei 2024.
- ^ "SEJARAH PAROKI HKY TEGAL". Diakses tanggal 19 Mei 2024.
- ^ Hariyadi, Mathias (24 Juni 2019). "31 Juli 2019: Tahbisan Tiga Imam Diosesan Keuskupan Purwokerto di Gereja Hati Kudus Yesus Tegal". Diakses tanggal 19 Mei 2024.
- ^ "Sebutan lain Gereja Hati Kudus Yesus Tegal – OMK Paroki HKY Tegal". 14 Juni 2018. Diakses tanggal 19 Mei 2024.