Gewest (Hindia Belanda)
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2022. |
Gewest (bahasa Indonesia: Wilayah), merupakan salah satu pembagian administratif di Hindia Belanda.
Setelah pembubaran Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) pada tanggal 31 Desember 1799 dan pengambilalihan oleh negara Belanda, sistem pemerintahan dilaksanakan oleh Gubernemen, kecuali pemerintahan interim Inggris: 1811-1816 di Jawa, 1810-1817 di Daerah Jajahan Luar. Pada saat Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811) menjabat, 9 wilayah di Jawa disebut landdrostambt. Dalam bahasa Inggris, Raffles memperkenalkan istilah karesidenan. Pembagian administratif ke daerah-daerah lainnya baru mulai stabil sekitar tahun 1832. Terlepas dari beberapa perubahan pada tahun-tahun lainnya, perubahan besar terjadi di Jawa pada tahun 1901, 1925 dan 1931, serta di Sumatra pada tahun 1906.
Gewest dibagi menjadi beberapa Afdeling, mirip dengan munisipalitas, dan Afdeling kontrol (bagian dari Binnenlands Bestuur) dan di kabupaten dan kota (bagian dari Inlands Bestuur). Sebuah gewest bisa menjadi gubernemen, karesidenan, atau Afdeling yang dipimpin oleh Asisten Residen. Gewest ditempatkan di bawah Binnenlands Bestuur (BB), yang langsung bertanggung jawab ke Gubernur Jenderal. Afdeling ditempatkan di bawah pemerintah daerah.
Pada tahun 1925, Jawa dengan Madura terbagi menjadi 3 provinsi dan 2 kegubernuran, yaitu provinsi Jawa Barat (dengan kota utama Batavia), Jawa Tengah (kota utama Semarang) dan Jawa Timur (kota utama Surabaya) dan kegubernuran Yogyakarta dan Surakarta (keduanya dengan kota utama homonim). Sehubungan dengan pendirian provinsi dan kegubernuran, jumlah karesidenan diperluas, dan situasi berbalik pada tahun 1931.
Pada tahun 1938, Daerah Jajahan Luar dibagi menjadi 3 kegubernuran: Sumatra (kota utama Medan), Kalimantan (kota utama Banjarmasin) dan Groote Oost (kota utama Makassar).
Referensi
suntingDaftar pustaka
sunting- Encyclopædie van Nederlandsch-Indië. 's-Gravenhage en Leiden: Martinus Nijhoff en E.J. Brill, 4 delen en 4 supplementen, 1917-1939
- Cribb, Robert, Historical Atlas of Indonesia. Richmond Surrey: Curzon Press, 2000. ISBN 0-7007-0985-1.