Gletang (Tridax procumbens) adalah sejenis tumbuhan, kebanyakan ditemukan liar sebagai gulma, anggota suku Asteraceae. Berasal dari Amerika tropis, gletang biasa dijumpai di tempat-tempat yang kering, cerah matahari. Nama-nama lainnya, di antaranya: katumpang (Sd.); gletangan, cemondelan, gobesan, londotan, orang-aring, prepes, sangga langit, randha mopol, sidawala, srunen (Jw.); tar-sentaran, taroto (Md.).[1] Serta coat buttons, tridax daisy (Ingg.); cadillo chisaca (Spanyol), dan herbe caille (Prancis).

Gletang
Gletang di Majalengka
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Asterid
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Tridax
Spesies:
T. procumbens
Nama binomial
Tridax procumbens

Pemerian botanis

sunting
 
Perawakan

Terna menahun, dengan akar tombak, mula-mula rebah kemudian menaik, hingga 0,8 m, bercabang-cabang sejak di pangkalnya. Batang bulat, sering keunguan, berambut panjang. Daun-daun berhadapan, bertangkai; helaian daun bundar telur memanjang, 2,5–6 × 2–4,5 cm, bergerigi kasar hingga berlekuk menyirip, tebal berair (sukulen), berambut.[2]

Bunga majemuk dalam bongkol terminal atau seolah-olah di ketiak, 2 × 1 cm, bertangkai panjang. Pembalutnya berbentuk lonceng. Bunga tepi 5-6 kuntum, betina, dengan lidah bentuk oval lebar, bercangap 3-4, putih atau kuning pucat. Bunga cakram banyak, padat berjejal-jejal, berkelamin-2, dengan mahkota kuning terang dan tabung benang sari berwarna kuning. Buah keras (achene) bersegi, lk. 2 mm, coklat tua atau hitam, berambut rapat; dimahkotai oleh 15-20 rambut sikat (pappus) yang serupa bulu, kuat dan runcing.[2][3]

Ekologi dan penyebaran

sunting
 
Bunga gletang dikunjungi kupu-kupu belerang, Eurema blanda

Gletang biasa didapati di tempat-tempat yang tidak becek, banyak kena cahaya matahari atau hanya sedikit ternaungi, terutama di tanah berpasir atau berbatu. Di lapangan-lapangan rumput, persawahan yang mengering, tepi jalan atau jalan kereta api, tepi sungai, bukit pasir, lahan-lahan telantar, dan lain-lain. Dari pantai hingga ketinggian 1.500 m dpl.[3]

Asalnya dari Amerika tropis, kemudian tersebar luas ke India dan Asia Tenggara. Di Jawa, gletang pertama kali tercatat pada tahun 1875, dan semenjak itu merambah ke seluruh Nusantara. Memencarkan biji-biji atau buahnya dengan bantuan angin (anemokori), gulma ini lekas menyebar, namun bukan merupakan gangguan yang berat.[3]

Kegunaan

sunting

Gletang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, biasanya dicampur dengan rumput-rumputan.[1] Bunga gletang banyak dikunjungi oleh aneka jenis kupu-kupu.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 3:1840. Terj. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta
  2. ^ a b Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 428-429
  3. ^ a b c Soerjani, M., AJGH Kostermans dan G. Tjitrosoepomo (Eds.). 1987. Weeds of Rice in Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta. p. 108–109 (illust.)

Pranala luar

sunting