Glory to Hong Kong
Glory to Hong Kong (Hanzi: 願榮光歸香港) adalah lagu dalam bahasa Kanton yang digubah oleh seorang musisi dengan nama samaran "Thomas dgx yhl", dengan bantuan dari sejumlah warga net Hong Kong pada masa unjuk rasa Hong Kong 2019.
B. Indonesia: Kejayaan bagi Hong Kong (terjemahan harafiah) | |
---|---|
願榮光歸香港 | |
Lagu kebangsaan Hong Kong | |
Alias | 我願榮光歸香港 (B. Indonesia: Glory be to thee, Hong Kong) |
Penulis lirik | Thomas dgx yhl, warga net LIHKG |
Komponis | Thomas dgx yhl |
Glory to Hong Kong | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Hanzi tradisional: | 願榮光歸香港 | ||||||||
Makna harfiah: | May Glory Be to Hong Kong | ||||||||
|
Versi instrumental dan lirik dari lagu ini pertama kali diunggah ke forum daring LIHKG pada tanggal 26 Agustus 2019, dan kemudian liriknya disesuaikan dengan usulan dari forum tersebut. Lagu ini langsung viral di media sosial dan para pengunjuk rasa mulai menyanyikan lagu ini. Sebelumnya, para pengunjuk rasa Hong Kong biasanya menyanyikan lagu "Do You Hear the People Sing?" dan "Sing Hallelujah to the Lord" sebagai lagu protes.
Kontroversi
suntingLai Rifu, seorang pembangkang asal Weiquan, ditangkap oleh polisi Guangzhou karena diduga memicu perselisihan dan memprovokasi ketegangan pada 16 September. Pada 13 September, Lai membagikan video ke WeChat dan Facebook, yang menunjukkan pemandangan di sekitar kota asalnya dengan menggunakan lagu ini sebagai musik latar.
Referensi
sunting- Victor, Daniel (12 September 2019). "Hong Kong Protesters, Without an Anthem to Sing, Create One Online". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-13. Diakses tanggal 2019-09-20.
- Liu, Yujing; Kang-chung, Ng; Leng, Sidney (11 September 2019). "Protesters' latest theme song, 'Glory to Hong Kong', rings out in malls". South China Morning Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-10. Diakses tanggal 10 September 2019.
Pranala luar
sunting