Haji Miskin
Haji Miskin adalah seorang ulama Minangkabau terkemuka dari Luhak Agam dan merupakan tokoh penting Kaum Padri. Ia bersama dua orang tokoh Padri lainnya, yaitu Haji Piobang dari Luhak Limopuluah dan Haji Sumanik dari Luhak Tanah Datar merintis gerakan pemurnian Islam di Minangkabau pada awal abad ke-19. Ketiga ulama tersebut memulai gerakan pemurnian Islam, atau yang disebut juga Gerakan Padri, sekembalinya mereka dari Mekkah.
Haji Miskin | |
---|---|
Lahir | Abad ke-18 Luhak Agam, Minangkabau |
Meninggal | Abad ke-19 Minangkabau |
Kebangsaan | Minangkabau |
Almamater | Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir |
Pekerjaan | Ulama, militer |
Dikenal atas | Tokoh penting kaum Padri |
Pada tahun 1803, Haji Miskin kembali ke Minangkabau dan menetap di Batu Taba. Tak berapa lama kemudian, dia pindah ke Nagari Pandai Sikek yang makmur berkat perdagangan kopi dan akasia. Di sini, Haji Miskin berkhotbah tentang penerapan ajaran Islam dan berusaha memperbaiki kondisi masyarakat yang telah jauh dari syiar-syiar Islam. Haji Miskin dibantu oleh salah seorang penghulu berpengaruh di Nagari Pandai Sikek yang bernama Datuk Batuah.
Haji Miskin dan Datuk Batuah menjalankan gerakannya di Pasar Pandai Sikek. Di pasar ini, sering terjadi aktivitas-aktivitas masyarakat yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti adu ayam, minum tuak, dan mengisap candu. Ajakan Haji Miskin kepada masyarakat Pandai Sikek untuk kembali hidup sesuai dengan pedoman Islam tidak membuahkan hasil. Akibatnya, Haji Miskin dan Datuk Batuah membakar pasar tersebut dan kemudian melarikan diri ke Kota Lawas.[1]
Referensi
sunting- ^ Dobbin, Christine (2008). Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Padri. Depok: Komunitas Bambu. hlm. 206–207. ISBN 979-3731-26-5.
Pranala luar
sunting- Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara PT LKiS Pelangi Aksara, Slamet Muljana. Diakses 10 Desember 2013.