Hana (Ibrani: חנה Chana atau Ḥannah "elok" atau "menyenangkan"; Inggris: Hannah dibaca ˈhænə [1]) adalah istri dari Elkana dan ibu dari Samuel sesuai catatan Kitab 1 Samuel dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama Alkitab Kristen. Ia tinggal bersama suami dan keluarganya di Ramataim-Zofim (atau sering disingkat Rama), pegunungan Efraim. Suaminya, Elkana, adalah dari suku Lewi yang tinggal di tanah milik suku Efraim. Tidak dicatat suku asal Hana, maupun keluarga orangtuanya.

Gerbrand van den Eeckhout - Hana memberikan Samuel pada imam Eli, ca. 1665

Catatan Alkitab tentang Hana meliputi 3 bagian:

  1. Lahirnya Samuel.[2]
  2. Puji-pujian Hana.[3]
  3. Kunjungan kepada Samuel dan kelahiran anak-anaknya yang lain.[4]

Lahirnya Samuel sunting

Selain Hana, Elkana mempunyai isteri lain, yang bernama Penina. Hana tidak mempunyai anak. Rupanya dengan alasan ini, Elkana menikah kembali. Penina melahirkan sejumlah putra dan putri untuk Elkana. Elkana mengasihi Hana, tetapi tidak dapat memberi bagian lebih dari korban persembahan, karena Hana mandul. Tampaknya Penina tahu Elkana lebih mengasihi Hana, sehingga Penina selalu berusaha membuat Hana gusar serta menyakiti hatinya, khususnya saat mereka melakukan ziarah tahunan ke bait suci TUHAN di kota Silo. Setiap kali disakiti Hana menangis dan tidak mau makan. Elkana hanya bisa menghibur dengan mengatakan: "Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu daripada sepuluh anak laki-laki?"

Suatu saat, karena tidak tahan lagi, dan setelah mereka memakan hidangan dalam ibadah, Hana berdiri di depan bait suci TUHAN, dengan hati pedih berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu. Saat itulah Hana bernazar, "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya." Biasanya orang dapat bernazar untuk menjadi "nazir TUHAN" selama jangka waktu tertentu. Namun, Hana bernazar bahwa anaknya akan menjadi nazir TUHAN seumur hidupnya.

Imam Eli, yang bertugas memimpin ibadah di bait suci, waktu itu duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci. Ketika Hana terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu; karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk. Ini dugaan yang masuk akal, karena selama makan minum dalam ibadah biasa disajikan anggur, meskipun dalam jumlah sedikit. Eli menegur dan menasehati Hana supaya melepaskan diri dari mabuk-mabukan. Tetapi Hana menjelaskan: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN." Eli menerima penjelasan ini dan memberkatinya: ""Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta daripada-Nya." Hana menjadi lega dan mukanya tidak muram lagi.

Segera setelah peristiwa itu, Hana hamil dan melahirkan, Samuel, untuk Elkana. Menurut Hana, nama Samuel diartikan "Diminta dari TUHAN". Ketika tiba waktunya Elkana pergi ke Silo untuk ziarah tahunan, Hana meminta agar dia dan Samuel dibolehkan tidak pergi sampai anak itu cerai susu (disapih). Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur 3 tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu. Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli dan sejak itu Samuel tinggal dan melayani di bait suci TUHAN.

Puji-pujian Hana sunting

Segera setelah menyerahkan Samuel, Hana berdoa dan memberi pujian kepada TUHAN: "Hatiku bersukaria karena TUHAN...sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu.".

Pujian ini mirip dengan pujian Maria dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen di dalam Injil Lukas: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku"[5] Kedua pujian ini sama-sama dibagi dalam 10 ayat, meskipun pujian Maria, yang disebut Magnificat, lebih sedikit kata-katanya, tetapi memiliki sejumlah unsur yang sama:

  • TUHAN itu kudus
  • TUHAN berkuasa merendahkan orang congkak, menurunkan orang-orang berkuasa.
  • TUHAN berkuasa meninggikan orang yang hina dan rendah
  • TUHAN menolong hamba-Nya (Israel) dan orang yang diurapi-Nya (Mesias)

Anak-anaknya yang lain sunting

Setiap tahun Hana membuatkan Samuel jubah kecil dan membawa jubah itu kepadanya, apabila ia bersama-sama Elkana pergi mempersembahkan korban sembelihan tahunan. Lalu Eli memberkati Elkana dan isterinya, katanya: "TUHAN kiranya memberikan keturunan kepadamu dari perempuan ini pengganti yang telah diserahkannya kepada TUHAN." Sesudah itu pulanglah mereka ke tempat kediamannya ke Rama. Dan TUHAN mengindahkan Hana, sehingga dia mengandung dan melahirkan 3 anak laki-laki dan 2 anak perempuan lagi.

Referensi sunting

  1. ^ Wells, John C. (1990). Longman pronunciation dictionary. Harlow, England: Longman. hlm. 324. ISBN 0582053838.  entry "Hannah"
  2. ^ 1 Samuel 1:1–28
  3. ^ 1 Samuel 2:1–10
  4. ^ 1 Samuel 2:19–21
  5. ^ Lukas 1:46–55

Lihat pula sunting