Hari Bodhi adalah hari raya bagi umat Buddha yang memperingati peristiwa pencapaian Pencerahan Agung dari Buddha historis, Siddhartha Gautama (Sakyamuni),[1] yang juga dikenal dengan nama bodhi dalam bahasa Sanskerta dan Pali. Menurut tradisi, Siddhartha baru saja meninggalkan praktik pertapaan ekstrem bertahun-tahun dan memutuskan untuk duduk di bawah pohon bodhi (Ficus religiosa) dan hanya bermeditasi sampai Dia menemukan akar penderitaan, dan bagaimana cara untuk membebaskan diri dari penderitaan itu.[2]

Hari Bodhi
Nama resmiHari Bodhi
Rōhatsu (臘八)
Shaka-Jōdō-e (釈迦成道会)
Jōdō-e (成道会)
Dirayakan olehSekte Buddhis Mahayana
JenisBuddhis
MaknaPencerahan Agung Buddha
Tanggalhari ke-8 bulan ke-12 Imlek, atau 8 Desember di Jepang
Frekuensitahunan
Terkait denganWaisak
Hanamatsuri

Kesadaran Agung Sakyamuni

sunting

Dalam beberapa tradisi lain, selama bermeditasi Siddhartha diganggu dan digoda oleh dewa Mara (arti harafiah, "Penghancur" dalam bahasa Sanskerta), setan dari ilusi.[2][3] Sementara tradisi-tradisi lain hanya menyatakan bahwa Dia memasuki meditasi lebih dalam dan semakin dalam, menghadapi sifat diri.

Dalam Kanon Pali, terdapat beberapa khotbah yang dikatakan berasal dari Buddha sendiri, berhubungan dengan cerita ini. Dalam Khotbah Panjang kepada Saccaka (MN 36),[4] Buddha menggambarkan Pencerahan Agung-Nya dalam tiga tahap:

  1. Selama waktu jaga pertama malam itu, Buddha mengingat banyak kehidupan lampau-Nya dalam lingkaran kelahiran kembali, menyadari bahwa Dia telah lahir dan lahir kembali dalam frekuensi yang tidak terhitung sebelumnya.
  2. Selama jaga kedua malam, Buddha menemukan Hukum Karma, dan pentingnya hidup mengikuti Delapan Jalan Utama.
  3. Selama waktu jaga ketiga, Buddha menemukan Empat Kesunyataan Mulia, dan akhirnya mencapai Nirvana.

Dalam kutipan sabda-Nya:

Ketika Aku mengetahui dan melihat demikian, pikiran-Ku terbebas dari noda keinginan indria, dari noda penjelmaan, dan dari noda ketidaktahuan. Ketika terbebaskan, muncullah pengetahuan: "terbebaskan". Aku secara langsung mengetahui: "Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak akan ada lagi penjelmaan menjadi kondisi makhluk apapun".[5]

Semua tradisi Buddhis sepakat bahwa ketika bintang kejora muncul di langit pada waktu dini hari,[6] waktu jaga ketiga malam itu, Siddhartha akhirnya menemukan jawaban yang Dia cari selama ini dan mencapai Pencerahan Agung serta Nirvana.

Hari raya yang memperingati Pencerahan Agung Buddha

sunting

Pencerahan Agung Buddha diperingati setiap tahun di banyak negara Buddhis.

Hari Bodhi

sunting

Hari Bodhi dirayakan di banyak tradisi Mahayana aliran utama, termasuk Zen tradisional dan mazhab Buddha Tanah Murni di Tiongkok, Korea, Jepang, dan Vietnam.[7] Dalam aliran Zen Jepang, hari tersebut dikenal juga dengan nama Rohatsu.[8] Dalam aliran Tendai, dan sekte Jepang lainnya, hari Bodhi dinamakan juga Shaka-Jōdō-e (釈迦成道会) atau hanya Jōdō-e (成道会).

Puja bakti dan tradisi bervariasi antara sekte-sekte Buddhis, tetapi semua puja bakti tersebut bertujuan untuk memperingati pencapaian pencerahan agung Buddha, dan maknanya untuk Buddhisme saat ini.[9][10] Individu bisa memilih cara untuk memperingati peristiwa tersebut melalui meditasi, mempelajari Dharma,[10] membaca teks Buddhis (sutra), atau melakukan perbuatan baik terhadap makhluk lain. Beberapa umat Buddha merayakannya dengan makanan tradisional seperti teh, kue, dan membaca.[9]

Rohatsu

sunting

Kata Rōhatsu (臘八) dalam bahasa Jepang secara harafiah berarti hari ke-8 dari bulan ke-12. Biasanya biksu Zen dan umat awam tetap terjaga sepanjang malam sebelum Rohatsu dengan mempraktikkan meditasi, dan hari raya ini sering didahului dengan sesshin intensif.[11] Rohatsu dirayakan pada tanggal 8 Desember menurut kalender Greogorian sebagai hasil dari westernisasi Jepang selama Restorasi Meiji (1862–1869).[12]

Hari Waisak

sunting

Hari Bodhi tidak sepopuler perayaan hari Waisak, yang merupakan peringatan kelahiran, pencerahan agung, dan wafat (Parinirvana) dari Buddha Gautama.[13]

Referensi

sunting
  1. ^ "Buddhist Holidays". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-06. Diakses tanggal 2015-12-08. 
  2. ^ a b "Life of Buddha". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-26. Diakses tanggal 2015-12-08. 
  3. ^ "Following the Buddha's Footsteps". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-29. Diakses tanggal 2015-12-09. 
  4. ^ "Maha-Saccaka Sutta: The Longer Discourse to Saccaka". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-08-01. Diakses tanggal 2015-12-09. 
  5. ^ "Majjhima Nikāya, 36. Mahāsaccaka Sutta : Khotbah Panjang kepada Saccaka" Diarsipkan 2016-09-10 di Wayback Machine., Sutta Central, (diakses pada tanggal 09 Desember 2015)]
  6. ^ The Life of the Buddha Diarsipkan 2013-12-07 di Wayback Machine. at About.com
  7. ^ "Bodhi Day: Buddhist Holiday". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-11. Diakses tanggal 2015-12-08. 
  8. ^ "Buddhist Holidays 2013". About.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-18. Diakses tanggal April 28, 2013. 
  9. ^ a b "How To Celebrate Bodhi Day". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-06. Diakses tanggal 2015-12-08. 
  10. ^ a b "Celebrating the Buddha's Awakening". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-27. Diakses tanggal 2015-12-08. 
  11. ^ Rohatsu Diarsipkan 2011-06-15 di Wayback Machine. at About.com
  12. ^ "Lotus Zen Temple". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-18. Diakses tanggal 2015-12-08. 
  13. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-04. Diakses tanggal 2015-12-08.