Hassan Wirajuda
H. Noer Hassan Wirajuda, S.H., M.A.LD, LL.M, Sj.D., GCrS (lahir 9 Juli 1948) adalah diplomat dan akademisi asal Indonesia yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Luar Negeri/Internasional sejak 2010 hingga 2014.[1] Sebelumnya, ia menjabat Menteri Luar Negeri Indonesia sejak tahun 2001 hingga tahun 2009. Ia menjabat dalam dua kabinet, Kabinet Gotong Royong (2001–2004) dan Kabinet Indonesia Bersatu (2004–2009).
Hassan Wirajuda | |
---|---|
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Indonesia Bidang Hubungan Luar Negeri dan Internasional | |
Masa jabatan 25 Januari 2010 – 20 Oktober 2014 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Ketua | Emil Salim |
Menteri Luar Negeri Indonesia ke-15 | |
Masa jabatan 10 Agustus 2001 – 20 Oktober 2009 | |
Presiden | |
Wakil | Triyono Wibowo (2008–2009) |
Utusan Tetap Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa ke-10 | |
Masa jabatan Desember 1998 – Juli 2000 | |
Presiden | Bacharuddin Jusuf Habibie Abdurrahman Wahid |
Pendahulu Agus Tarmidzi | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 9 Juli 1948 Batavia, Hindia Belanda |
Partai politik | Independen |
Hubungan |
|
Anak | 4 |
Almamater |
|
Profesi | Diplomat |
Sunting kotak info • L • B |
Kehidupan pribadi
suntingHassan lahir di sebuah perkampungan di Tangerang, Tangerang, Batavia—saat ini bagian dari Pinang, Tangerang—pada Juli 1948. Ayahnya, Djiran Bahrudji merupakan tokoh Betawi di masa Hindia Belanda. Sejak kecilnya, Hassan besar di tengah lingkungan budaya Betawi.
Riwayat Hidup
suntingPendidikan
suntingHassan Wirajuda memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia tahun 1971[2][3] dan tahun 1976, ia menghabiskan setahun di Universitas Oxford untuk memperoleh sertifikat dalam bidang diplomasi.[3][4]
Ia melanjutkan pendidikan pascasarjana di Sekolah Hukum dan Diplomasi Fletcher, Universitas Tufts dan selesai pada tahun 1984 dengan memperoleh gelar Master of Arts in Law and Diplomacy (MALD).[3][4] Setahun kemudian, gelar pendidikannya bertambah dengan Master of Law (LL.M) yang ia peroleh dari Sekolah Hukum Universitas Harvard. Tak berhenti hingga di situ, ia menyempurnakan S-3-nya dengan memperoleh gelar Doctor of Juridical Science in International Law dari Universitas Virginia tahun 1987 dengan disertasi mengenai hukum dan politik kelautan di Asia Tenggara.[2][3]
Karier
suntingBerbekal gelar Sarjana Hukum, Hassan Wirajuda pernah menjalani profesi sebagai pengacara, penasihat hukum, dan dosen paruh waktu.[3] Tapi, ia kemudian memilih untuk menjadi diplomat dengan memulai kariernya di Departemen Luar Negeri (sekarang menjadi Kementerian Luar Negeri).
Beberapa posisi penting di Departemen Luar Negeri yang pernah dipegangnya adalah Direktur Organisasi Internasional (1993–1997), Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Mesir merangkap Jibuti (1997–1998), Duta Besar/Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB dan organisasi-organisasi internasional lainnya di Jenewa, Swiss (Desember 1998–Juli 2000),[3] dan Direktur Jenderal Politik.[4][5]
Saat berada di Jenewa, ia ditunjuk menjadi juru runding utama mewakili pemerintah Indonesia dalam dialog dengan perwakilan Gerakan Aceh Merdeka yang difasilitasi oleh Yayasan Henry Dunant.[3][4] Kedua pihak akhirnya menandatangani nota kesepakatan damai pada 15 Agustus 2005. Negosiasi untuk resolusi konflik bukan hal yang baru bagi Hassan. Dalam kurun waktu 1993 hingga 1996, ia menjadi fasilitator/ketua komite gabungan untuk proses perdamaian antara Pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Nasional Moro yang berujung pada penandatanganan perjanjian damai pada September 1996.[3][4]
Dalam diplomasi multilateral, ia memiliki banyak pengalaman. Ia telah memimpin berbagai delegasi Indonesia untuk sidang-sidang Majelis Umum PBB, Dewan Keamanan PBB, badan-badan khusus PBB, Komisi HAM PBB dan subkomisi-nya, ASEAN, Gerakan Non Blok, Organisasi Konferensi Islam, WTO, dan G-15.[3][4]
Di dalam negeri, Hassan Wirajuda menjadi pemrakarsa Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM (1989)[3][4][6] dan menjadi penasihat ahli di dalamnya selama periode 1993–1997.[3][4]
Meski sudah tidak menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, ia tetap menerima beberapa tugas berat, antara lain kepala satuan tugas untuk mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Mesir pada Januari hingga Februari 2011 saat terjadi demonstrasi besar-besaran yang menuntut Hosni Mubarak untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden[7] dan dari Libya pada Maret 2011 saat terjadi perang saudara.[8] Penunjukannya sebagai ketua satuan tugas (satgas) evakuasi didasarkan pengalamannya sebagai duta besar di Kairo. Satgas berhasil memulangkan 2.432 WNI dengan 6 kali kepulangan. Mayoritas WNI yang dievakuasi adalah mahasiswa dan pelajar.[9]
Perubahan-perubahan besar yang dilakukan oleh Hassan Wirajuda selama menjadi Menteri Luar Negeri antara lain reformasi struktur Departemen Luar Negeri yang sebelumnya berdasarkan pendekatan fungsional (politik, ekonomi, dan budaya) menjadi pendekatan kewilayahan (dibagi per kawasan); menghidupkan kembali posisi Juru Bicara Departemen Luar Negeri pada akhir 2001; membentuk Direktorat Diplomasi Publik untuk mendekatkan departemennya dengan berbagai elemen masyarakat; membentuk Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia untuk melindungi WNI di luar negeri dan menjelaskan kepada masyarakat internasional mengenai penegakan HAM di dalam negeri; menghadirkan kembali posisi Wakil Menteri Luar Negeri; meningkatkan diplomat perempuan; membangun citra Indonesia sebagai kekuatan demokrasi; dan memulihkan kembali pengaruh Indonesia di ASEAN.[10]
Tanda Kehormatan
suntingNegara | Tanggal | Tanda Kehormatan | Pita Harian | Post Nominal |
---|---|---|---|---|
Indonesia | 2011 | Bintang Mahaputera Adipradana[11][12] | ||
Filipina | 2008 | Grand Cross (Datu) of the Order of Sikatuna[6][11][13][14][15] | GCrS | |
Jepang | 2023 | Grand Cordon of the Order of Rising Sun[16][17] |
Penghargaan
suntingReferensi
sunting- ^ "Anggota Dewan Pertimbangan Presiden". Dewan Pertimbangan Presiden. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-07. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ a b "Dr. N. Hassan Wirajuda". Dewan Pertimbangan Presiden. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-21. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ a b c d e f g h i j k Suseno. "Dr Nur Hassan Wirajuda: Diplomasi Moro, Timor Lorosae, Tanah Rencong". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-16. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ a b c d e f g h "Dr. N. Hassan Wirajuda" (dalam bahasa bahasa Inggris). The Fletcher School, Tufts University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20-03-2011. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ "Hassan Wirayuda". Ensiklopedi Tokoh Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. Diakses tanggal 11-07-2016. ((Perlu berlangganan (help)).
- ^ a b "Indonesian diplomacy and the promotion of democracy in Southeast Asia and beyond". Australian National University (dalam bahasa bahasa Inggris). Canberra. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-08. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ "SBY Tunjuk Hassan Wirajuda Jadi Ketua Satgas Evakuasi WNI di Mesir". detikcom. 31-01-2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-17. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ "492 WNI Sudah Keluar dari Libya". detikcom. 02-03-2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-17. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ "RI Stop Evakuasi WNI dari Mesir". detikcom. 14-02-2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-17. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ Kawilarang, Renne R.A (22-10-2009). "Warisan Besar Menlu Hassan Wirajuda". VIVA.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-15. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ a b c "Dr Hassan Wirajuda" (dalam bahasa bahasa Inggris). London: The London School of Economics and Political Science. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-19. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ Primanita, Arientha; Pasandaran, Camelia (13-08-2011). "Controversy Surrounds State Awards". Jakarta Globe (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 11-07-2016. [pranala nonaktif permanen]
- ^ "Penganugerahan Tanda Jasa "The Order of Sikatuna" Dari Pemerintah Republik Filipina Kepada Menteri Luar Negeri RI, Dr. N. Hassan Wirajuda". Kementerian Luar Negeri RI. 30-05-2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-22. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ "Photo Release: Indonesian Envoy with Villar". Senate of the Philippines (dalam bahasa bahasa Inggris). 28-05-2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-07. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ Limited, Alamy. "Philippine President Gloria Macapagal Arroyo, left, confers the Order of Sikatuna, one of the Philippines' highest awards, to Indonesian Foreign Minister Hassan Wirajuda during formal ceremony Wednesday May 28, 2008 at Malacanang Palace in Manila. Hassan was cited for his role in the peace process between the Government and the Muslim separatists in southern Philippines. Assisting at right is his wife Hendrawati. (AP Photo/Bullit Marquez Stock Photo - Alamy". www.alamy.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-11-06.
- ^ "2023 Autumn Conferment of Decorations on Foreign Nationals" (PDF). Ministry of Foreign Affairs of Japan. November 2023. Diakses tanggal 22 November 2023.
- ^ Iman. "Tiga Tokoh Indonesia Diganjar 'The Order of The Rising Sun'". rri.co.id - Portal berita terpercaya (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-22.
- ^ "Dr Arifin Siregar Dianugerahi Linggarjati Award di Belanda". detikcom. 30-04-2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-17. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ "Acceptance speech Linggadjati Award by HE Dr. N. Hassan Wirajuda, former Minister of Foreign Affairs of the Republik Indonesia". Indonesia Nederland Society (dalam bahasa bahasa Inggris). 10-12-2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-02. Diakses tanggal 11-07-2016.
- ^ "Tiga Menteri Terima Penghargaan Tokoh Perubahan Republika". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-22. Diakses tanggal 11-07-2016.
Pranala luar
sunting- Profil Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Diarsipkan 2016-06-17 di Wayback Machine.
- Profil Diarsipkan 2016-08-26 di Wayback Machine. pada situs TokohIndonesia.com
Jabatan diplomatik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Boer Mauna |
Duta Besar Indonesia untuk Mesir 1997–1998 |
Diteruskan oleh: Muhammad Quraish Shihab |
Didahului oleh: Agus Tarmidzi |
Duta Besar Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Perdagangan Dunia, dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa 1999–2000 |
Diteruskan oleh: Nugroho Wisnumurti |
Didahului oleh: Alwi Shihab |
Menteri Luar Negeri Indonesia 2001–2009 |
Diteruskan oleh: Marty Natalegawa |