Universitas Humboldt Berlin
Universitas Humboldt Berlin (Jerman Humboldt-Universität zu Berlin) adalah universitas tertua di Berlin, Jerman yang didirikan pada 1810 sebagai Universitas Berlin (Universität zu Berlin) oleh tokoh reformasi pendidikan dan bahasawan liberal Prussia, Wilhelm von Humboldt, yang model universitasnya sangat memengaruhi universitas-universitas lain di Eropa dan Dunia Barat. Sejak 1828 universitas ini dikenal dengan nama Universitas Frederick William (Friedrich-Wilhelms-Universität), kemudian berganti nama menjadi Universität unter den Linden. Pada 1949, diubah lagi menjadi Humboldt-Universität demi menghargai kedua pendirinya, Wilhelm dan saudara laki-lakinya, seorang naturalis, Alexander von Humboldt.
Universitas Humboldt Berlin Humboldt-Universität zu Berlin | |
---|---|
Informasi | |
Jenis | Universitas umum |
Didirikan | 1810 |
Presiden | Jan-Hendrik Olbertz |
Staf administrasi | 419 (2011)[1] |
Jumlah mahasiswa | 30,061 (WS 2011/2012)[1] |
Lokasi | |
Kampus | Urban |
Afiliasi | Asosiasi Universitas Eropa |
Situs web | http://www.hu-berlin.de |
Sejarah
suntingPada semester pertama, Universitas Berlin memiliki 256 mahasiswa dan 52 dosen di fakultas hukum, kedokteran, teologi, dan filsafat di bawah rektor Theodor Schmalz. Universitas ini menjadi kampus bagi banyak pemikir hebat Jerman sejak dua abad silam, di antara mereka adalah filsuf idealis subjektif Johann Gottlieb Fichte, pakar teologi Friedrich Schleiermacher, filsuf idealis mutlak G.W.F. Hegel, pakar teori hukum Romawi Savigny, filsuf pesimis Arthur Schopenhauer, filsuf idealis objektif Friedrich Schelling, kritikus budaya Walter Benjamin, dan fisikawan tersohor Albert Einstein dan Max Planck. Para perintis teori Marxisme, Karl Marx dan Friedrich Engels belajar di universitas ini. Seperti halnya pujangga Heinrich Heine, tokoh pemersatu Jerman Otto von Bismarck, pendiri Partai Komunis Jerman Karl Liebknecht, pemersatu dan pakar Pan-Afrikanisme berdarah Afrika Amerika W. E. B. Du Bois dan tokoh pembersatu Eropa Robert Schuman, juga ahli bedah yang berpengaruh Johann Friedrich Dieffenbach di paruh awal 1800-an.
Universitas ini menjadi almamater bagi 29 peraih Hadiah Nobel. Struktur universitas intensif-riset Jerman, seperti Humboldt, berperan sebagai teladan bagi lembaga-lembaga lain, misalnya Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat.
Perluasan
suntingSelain memimpin kokoh di bidang tradisional, semisal sains, hukum, filsafat, sejarah, teologi, dan kedokteran, Universitas Berlin berkembang cepat merintis banyak disiplin ilmu baru. Alexander von Humboldt, saudara dari pendiri William, mengusulkan pembelajaran baru. Dengan konstruksi fasilitas penelitian modern pada paro kedua abad ke-19, pengajaran ilmu-ilmu alam dimulakan. Para peneliti tersoroh, semisal kimiawan August Wilhelm Hofmann, fisikawan Hermann von Helmholtz, matematikawan Ernst Eduard Kummer, Leopold Kronecker, Karl Weierstrass, dokter Johannes Peter Müller, Albrecht von Graefe, Rudolf Virchow dan Robert Koch, bersumbangsih bagi kemajuan ilmiah Universitas Berlin.
Selama masa perluasan ini, Universitas Berlin secara bertahap berkembang melalui penyatuan lembaga-lembaga kuliah lainnya yang berdiri terpisah-pisah di Berlin. Misalnya Charité, Pépinière, dan, Collegium Medico-chirurgicum. Pada 1717, Raja Friedrich I telah mendirikan sebuah rumah karantina untuk penyakit Plague di gerbang-gerbang kota, yang pada 1727 telah dikristenisasi kembali oleh "tentara raja" Friedrich Wilhelm: "Es soll das Haus die Charité" (Ini adalah rumah Kebaktian). Sejak 1829 situs itu menjadi kampus kedokteran Universitas Berlin dan tetap bertahan sedemikian hingga tahun 1927 ketika Rumah Sakit Universitas yang lebih modern didirikan.
Universitas Berlin meresmikan cabang koleksi sejarah alam pada tahun 1810, yang mana sejak tahun 1889 memerlukan gedung terpisah dan menjadi Museum für Naturkunde. Sekolah Tierarznei yang telah ada lebih dahulu, didirikan pada 1790 dan digabungkan ke dalam universitas ini, pada 1934 menjadi asal usul bagi Fakultas Kedokteran Hewan (Grundstock der Veterinärmedizinischen Fakultät). Juga Landwirtschaftliche Hochschule Berlin (Lembaga Kuliah Pertanian Berlin), yang didirikan pada 1881 digabungkan ke dalam Fakultas Pertanian universitas ini.
Zaman Reich Ketiga
suntingSetelah tahun 1933, seperti halnya semua universitas di Jerman, Universitas Berlin dialihbentukkan menjadi lembaga pendidikan Nazi. Kira-kira 20.000 jilid buku dari perpustakaan universitas ini telah dirampas untuk dibakar oleh "para perusak" dan Widerstand, pada 10 Mei 1933 di dalam Opernplatz (kini Bebelplatz) untuk sebuah unjuk rasa yang dilindungi oleh Sturmabteilung yang juga menampilkan pidato Joseph Goebbels. Sebuah monumen untuk mengenang kejadian ini kini dapat dilihat di pusat alun-alun, berisi panel gelas yang membuka ke sebuah ruangan putih di bawah tanah dengan ruang kosong berisi rak untuk 20.000 jilid dan sebuah plakat, yang padanya terpajang sebuah epigraf dari karya tahun 1820 oleh Heinrich Heine: Das war ein Vorspiel nur, dort wo man Bücher verbrennt, verbrennt man am Ende auch Menschen ("Hanyalah sebuah pendahuluan; ketika mereka membakar buku, sebenarnya mereka sedang membakar masyarakat").
Undang-Undang Pemulihan Pelayanan Sipil Profesional (Jerman: "Gesetzes zur Wiederherstellung des Berufsbeamtentums") berdampak pada diberhentikannya 250 profesor dan pekerja Yahudi pada tahun 1933-1934 dan banyak calon doktor yang dikeluarkan. Para mahasiswa, sarjana, dan pembangkang politik Nazi dikeluarkan dari universitas ini dan tidak sedikit yang diusir dari Jerman. Pada periode itu hampir sepertiga pegawai dikeluarkan oleh Nazi.
Pembukaan kembali
suntingAdministrasi Militer Soviet di Jerman (SMAD) memerintahkan (Befehl-Nr. 4) pembukaan universitas ini pada Januari 1946. SMAD ingin merancang-ulang Universitas Berlin menurut gaya Soviet, namun mereka menyatakan bahwa ini adalah "pembukaan" dan bukan "pembukaan kembali" demi alasan politik. Presiden Administrasi Pusat Jerman untuk Pendidikan Nasional (DZVV) (semacam Departemen Pendidikan-nya Jerman waktu itu), Paul Wandel, di dalam sambutannya pada upacara pembukaan 29 Januari 1946 mengatakan: "Saya berbicara di sini tentang pembukaan, dan bukan pembukaan kembali universitas ini. [...] Faktanya, Universitas Berlin hampir seluruhnya harus dimulakan-ulang. Mereka memiliki citra universitas kuno. Apa yang tersisa darinya, hanyalah puing-puing bangunan." Pengajaran dibatasi hanya untuk tujuh departemen yang dibuka kembali, bangunan yang hancur akibat perang, dengan banyak dosen yang tewas atau hilang. Namun, sejak semester musim dingin 1946 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Pendidikan dibuka kembali.
Pada periode ini, salah satu dari banyak Fakultas Pekerja dan Pertanian (Jerman:Arbeiter-und-Bauern-Fakultät) (ABF), yang menjadi program pendidikan bagi pemuda, secara politik dan rasialisme, dijalankan di bawah program pra-sarjana Nazi Jerman, mulai dibuka di universitas ini. Program ini tetap dipelihara di Universitas Berlin sampai tahun 1962.
Pemisahan universitas
suntingSilang sengketa di antara Timur dan Barat pada pascaperang Jerman berujung pada tumbuh-kembangnya pengaruh komunisme di dalam universitas. Ini kontroversial, dan memicu protes yang kuat di dalam fakultas dan para mahasiswanya. Polisi rahasia Soviet, NKVD ditangkap pada Maret 1947 sebagai tanggapannya. Pengadilan Militer Soviet di Berlin-Lichtenberg memerintahkan para mahasiswa yang terlibat di dalam pembentukan "gerakan antipati di Universitas Berlin", juga mata-mata, dan divonis untuk bekerja sebagai buruh selama 25 tahun. Sejak 1945 hingga 1948, 18 mahasiswa dan dosen lainnya ditangkap dan diculik, banyak di antaranya menghilang selama beberapa pekan, dan beberapa lainnya dibawa ke Uni Soviet dan dieksekusi.
Pada musim semi 1948, setelah beberapa mahasiswa universitas ini yang mengakui ketidaktaatan dikeluarkan, kaum oposisi menuntut sebuah universitas yang bebas. Para mahasiswa, yang mendukung terutama dari Amerika, surat kabar Der Tagesspiegel, dan Mayor Jenderal Ernst Reuter mendanai Universitas Bebas Berlin di Dahlem (wilayah pendudukan Amerika). Tempat ini lebih akrab bagi para mahasiswa untuk memikirkan pendanaan idealisme kebebasan pengajaran dan penelitian. Dengan semboyan berbahasa Latin: "Veritas - Iustitia - Libertas" (kebenaran, keadilan, kebebasan), sebuah jarak ideologi dari Universitas Berlin lama yang didominasi komunis diungkapkan secara serempak dengan suatu stempel (bertuliskan Berlin mengusung obor kebebasan) untuk mengenang tradisi mereka. Pembagian kota berpuluh-puluh tahun menjadi Berlin Timur dan Berlin Barat pada akhirnya berdampak juga pada pembagian dua universitas secara permanen.
Jerman Timur
suntingPartai komunis memaksa universitas ini untuk mengganti namanya pada 1949. Hingga keruntuhan rezim Jerman Timur pada 1989, Universitas Humboldt masih berada di bawah kendali ideologis yang kaku Sozialistische Einheitspartei Deutschlands (Partai Kesatuan Sosialis Jerman), atau SED, yang dengan menyeleksi secara ketat para mahasiswa berdasarkan kesetiaan mereka kepada kebijakan partai, memastikan bahwa tidak ada oposisi demokratik yang dapat berkembang di dalam kampus universitas ini. Para mahasiswa dan sarjana yang diseleksi oleh komunis ini tidak turut serta ke dalam beberapa pergerakan hak-hak sipil demokratik di Jerman Timur pada 1989, dan memilih anggota SED yang kontroversial dan mantan mata-mata Stasi, Heinrich Fink sebagai Direktur (setara rektor) universitas ini sampai akhir 1990-an.
Masa kini
suntingSetelah penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur, universitas ini mengalami restrukturisasi yang mengakar, dan semua profesor harus mengajukan kembali status keprofesoran mereka. Fakultas-fakultasnya banyak yang diganti oleh para profesor dari Jerman Barat, di antara mereka adalah para sarjana seperti sejarawan seni Horst Bredekamp dan sejarawan Heinrich August Winkler. Kini, status Universitas Humboldt menjadi universitas negeri dengan jumlah mahasiswa yang banyak (37.145 pada 2003, di antara mereka adalah 4.662 mahasiswa asing) setelah menjadi percontohan universitas-universitas Jerman Barat, dan seperti mitranya Universitas Bebas Berlin.
Bangunan utamanya berada di pusat Berlin di jalan besar Unter den Linden. Bangunan itu didirikan berdasarkan titah Raja Frederick II untuk adik laki-lakinya Pangeran Henry dari Prussia. Sebagian besar institut berada di tengah-tengah, mengelilingi bangunan utama, kecuali institut ilmu alam, yang berada di Adlershof di selatan Berlin. Lebih jauh lagi, universitas ini memelihara kebiasaan penjualan buku di gerbang-gerbang kampus yang berhadapan dengan Bebelplatz. Buku-buku yang ditawarkan adalah cetakan ulang buku-buku yang dibakar pada zaman Reich Ketiga dan ini sebagai perlambang penebusan dosa universitas ini karena keikutsertaannya. Universitas ini tetap melayani komunitas Jerman.
Perpustakaan
suntingKetika Perpustakaan Kerajaan terbukti tidak cukup, sebuah perpustakaan baru didirikan pada 1831, pertama terletak di beberapa tempat sementara. Pada 1871-1874 sebuah bangunan perpustakaan didirikan, mengikuti rancangan arsitek Paul Emanuel Spieker. Pada 1910 koleksi yang ada dipindahkan dari gedung itu ke Perpustakaan Negara Berlin.
Selama Periode Weimar perpustakaan ini memiliki 831.934 jilid (1930) dan menjadi salah satu perpustakaan terkemuka di Jerman pada masa itu. Selama pembakaran buku Nazi pada 1933, tidak ada jilid buku dari perpustakaan universitas ini yang dimusnahkan. Juga, kehilangan selama Perang Dunia II relatif sedikit. Pada 2003, buku-buku tentang ilmu alam dikeluarkan untuk dipindahkan ke perpustakaan yang baru saja didirikan di Kampus Adlershof, yang dipersembahkan hanya untuk ilmu-ilmu alam.
Sejak bangunan beserta halaman Perpustakaan Negara harus dibersihkan pada 2005, sebuah bangunan perpustakaan yang baru didirikan di dekat bangunan utama di pusat Berlin. "Jacob und Wilhelm Grimm-Zentrum" selesai pada 2009. Sementara ini, koleksi diletakkan di tempat penampungan sementara.
Totalnya, perpustakaan universitas memiliki kira-kira 6,5 juta jilid dan 9.000 eksemplar majalah dan jurnal dan menjadi salah satu perpustakaan terbesar di Jerman. Sebagai perbandingan, Perpustakaan Elmer Holmes Bobst di Universitas New York memiliki hampir 4,5 juta jilid buku.
Alumni, profesor, dan dosen terkenal
sunting- Michelle Bachelet (1951- ), Pakar Pediatrik dan Epidemiologi, Presiden Republik Cile.
- Azmi Bishara (1956- ), Politisi Arab-Israel.
- Bruno Bauer (1809-1882), Pakar Teologi, kritikus Injil, dan Filsuf
- Jurek Becker (1937-1997), Penulis (Jakob the Liar)
- Otto von Bismarck (1815-1898), Kanselir pertama Jerman
- Dietrich Bonhoeffer (1906-1945), Pakar Teologi dan Pejuang Anti-rezim
- Max Born (1882-1970), Fisikawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Fisika pada 1954
- Michael C. Burda, Pakar Ekonomi Makro
- Ernst Cassirer (1874-1945), Filsuf
- Adelbert von Chamisso (1781-1838), Ilmuwan Alam dan Penulis
- Wilhelm Dilthey (1833-1911), Filsuf
- W. E. B. Du Bois (1868-1963), Penggiat dan Sarjana Afrika-Amerika
- Paul Ehrlich (1854-1915), Dokter, Peraih Hadiah Nobel untuk Kedokteran pada 1908
- Albert Einstein (1879-1955), Fisikawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Fisika pada 1921
- Friedrich Engels (1820-1895), Wartawan dan Filsuf
- Ludwig Andreas Feuerbach (1804-1872), Filsuf
- Johann Gottlieb Fichte (1762-1814), Filsuf
- Hermann Emil Fischer (1852-1919), Perintis Biokimia Modern, Peraih Hadiah Nobel untuk Kimia pada 1902
- Werner Forßmann (1904-1979), Dikter, Peraih Hadiah Nobel untuk Kedokteran pada 1956
- James Franck (1882-1964), Fisikawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Fisika pada 1925
- Ernst Gehrcke (1878-1960), Fisikawan Percobaan
- Jacob Grimm (1785-1863), Bahasawan dan Kritikus Kebahasaan
- Wilhelm Grimm (1786-1859), Bahasawan dan Kritikus Kebahasaan
- Fritz Haber (1868-1934), Kimiawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Kimia pada 1918
- Otto Hahn (1879-1968), Kimiawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Kimia pada 1944
- Sir William Reginald Halliday (1886-1966), Prinsipal di King's College London (1928-1952)
- Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831), Filsuf
- Heinrich Heine (1797-1856), Penulis dan Pujangga
- Werner Heisenberg (1901-1976), Fisikawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Fisika pada 1932
- Hermann von Helmholtz (1821-1894), Dokter sekaligus Fisikawan
- Gustav Hertz (1887-1975), Fisikawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Fisika pada 1925
- Heinrich Hertz (1857-1894), Fisikawan
- Abraham Joshua Heschel (1907-1972) Rabbi (pendeta Yahudi), Filsuf, dan Pakar Teologi
- Jacobus Henricus van 't Hoff (1852-1911), Kimiawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Kimia pada 1901
- Christoph Wilhelm Hufeland (1762-1836), Perintis Biotika Makro
- Wilhelm von Humboldt (1767-1835), Politisi, Bahasawan, dan Pendiri universitas ini
- Alexander von Humboldt (1769-1859), Ilmuwan Alam
- Robert Koch (1843-1910), Dokter, Peraih Hadiah Nobel untuk Kedokteran pada 1905
- Albrecht Kossel (1853-1927), Dokter, Peraih Hadiah Nobel untuk Kedokteran pada 1910
- Arnold von Lasaulx (1839-1886) Mineralog dan Petrografer
- Max von Laue (1879-1960), Fisikawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Fisika pada 1914
- Wassily Leontief (1905-1999), Ekonom, Peraih Hadiah Nobel untuk Ekonomi pada 1973
- Karl Liebknecht (1871-1919), Politisi Sosialis Revolusioner
- Herbert Marcuse (1898-1979), Filsuf
- Karl Marx (1818-1883), Filsuf
- Ernst Mayr (1904-2005), Biolog
- Lise Meitner (1878-1968), Fisikawan, Peraih Penghargaan Enrico Fermi pada 1966
- Felix Mendelssohn Bartholdy (1809-1847), Pencipta Lagu
- Theodor Mommsen (1817-1903), Sejarawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Literatur pada 1902
- Max Planck (1858-1947), Fisikawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Fisika pada 1918
- Leopold von Ranke (1795-1886), Sejarawan
- Robert Remak (1815-1865), Biolog Sel
- Friedrich Wilhelm Joseph von Schelling (1775-1854), Filsuf
- Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher (1768-1834), Filsuf
- Bernhard Schlink (1944- ), penulis, Der Vorleser (The Reader)
- Menachem Mendel Schneerson (1902-1994), Rabbi (pendeta Yahudi), Filsuf, dan Pakar Teologi
- Arthur Schopenhauer (1788-1860), Filsuf
- Erwin Schrödinger (1887-1961), Fisikawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Fisika pada 1933
- Georg Simmel (1858-1918), Filsuf dan Sosiolog
- Joseph B. Soloveitchik (1903-1993), Rabbi (pendeta Yahudi), filsuf, dan Pakar Teologi
- Werner Sombart (1863-1941), Filsuf, Sosiolog, dan Ekonom
- Hans Spemann (1869-1941), Biolog, Peraih Hadiah Nobel untuk Biologi pada 1935
- Max Stirner (1806-1856), Filsuf
- Kurt Tucholsky (1890-1935), Penulis dan Wartawan
- Rudolf Virchow (1821-1902), Fisikawan dan Politisi
- Alfred Wegener (1880–1930), Ilmuwan, Geolog, dan Meteorolog, Pakar Teori dini "Ambang Benua"
- Karl Weierstraß (1815-1897), Matematikawan
- Wilhelm Heinrich Westphal (1882-1978), Fisikawan
- Wilhelm Wien (1864-1928), Fisikawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Fisika pada 1911
- Ulrich von Wilamowitz-Moellendorff (1848-1931), Filolog
- Adolf Bastian (1826-1905), Pemberi nama Indonesia
- Richard Willstätter (1872-1942), Kimiawan, Peraih Hadiah Nobel untuk Kimia pada 1915
Organisasi
suntingDi universitas ini terdapat 11 fakultas dan dua institut yang lebih otonom:
Fakultas
sunting- Fakultas Hukum
- Fakultas Pertanian dan Hortikultura
- Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam I (Biologi, Kimia, Fisika)
- Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam II (Geografi, Ilmu Komputer, Matematika, Psikologi)
- Charité - Kedokteran Universitas Berlin
- Fakultas Filsafat I (Filsafat, Sejarah, Etnologi Eropa, Departemen Perpustakaan dan Ilmu Informasi)
- Fakultas Filsafat II (Literatur, Linguistika, Studi Skandinavia, Literatur Bahasa Romawi, Studi Inggris dan Amerika, Studi Slavik, Filologi Klasik)
- Fakultas Filsafat III (Ilmu Pengetahuan Sosial, Studi Budaya/Seni, Studi Asia/Afrika (termasuk Arkeologi), Studi Gender)
- Fakultas Filsafat IV (Ilmu Olahraga, Studi Pemulihan, Pendidikan, Manajemen Mutu di dalam Pendidikan)
- Fakultas Teologi
- Fakultas Ekonomi dan Administrasi Bisnis
Institut
sunting- Pusat Studi Inggris (Jerman: Großbritannienzentrum)
- Museum für Naturkunde (Museum Sejarah Alam)
Yang menarik perhatian
suntingLihat pula
suntingPranala luar
sunting- ^ a b "Humboldt-Universität zu Berlin" (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-27. Diakses tanggal 2012-12-14.
- Situs Resmi Universitas Humboldt Berlin (Jerman) (Inggris)