Hyperbilirubin
Hyperbilirubin (Hiperbilirubin) adalah suatu penyakit dimana meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal. Peningkatan bilirubin dapat terjadi karena polycetlietnia, isoimmun hemolytic disease, kelainan struktur dan enzim sel darah merah, keracunan obat (salisilat, kortikosteroid, klorampenikol), hemoliosis ekstravaskuler; cephalhematoma, dan ecchymosis ataupun gangguan fungsi hati; defisiensi glukoronil transferase, obsrtuksi empedu/ atresia biliari, infeksi, masalah inetabolik; galaktosemia hypothyroidisme, jaundice ASI.
Patofisiologi
sunting- Pigmen kuning ditemukan dalam empedu yang terbentuk dari pemecahan hemoglobin oleh kerja heme oksigenase, biliverdin reduktase, dan agen pereduksi nonenzimatik dalam sistrn retikuloendotelial.
- Setelah pemecahan hemoglobin, bilirubin tak berkonjugasi diambil oleh protein intraselular "Y protein" dalam hati.
- Bilirubin yang tidak terkonjugasi dalam hati diubah atau terkonjugasi oleh enzim asam (UPGA) uridin difosfoglukuronant menjadi bilirubin mono dan diglucuronida yang polar, larut dalam air.
- Bilirubin yang terkonjugasi yang larut dalam air dapat dieleminasi melalui ginjal. Dengan konjugasi bilirubin masuk dalam empedu, kemudian ke sistem gastrointestinal dengan diaktifkan oleh bakteri menjadi urobilinogen dalam tinja dan urine.
- Warna kuning dalam kulit akibat akumulasi pigmen bilirubin yang larut (tak terkonjugasi).
- Pada bayi dengan hyperbilirubinemia kemungkinan merupakan hasil dari difisiensi atau tidak aktifnya glukuronil transferase.
- Jaundice yang terkait dengan pemberian ASI merupakan hasil dari hambatan kerja glukoronil transferase oleh pregnanediol atau asam lemak bebas yang terdapat dalam ASI. Jika pemberian ASI dihentikan, kadar bilirubin serum akan turun dengan cepat dan normal dalam beberapa hari.
- Bilirubin yang patologis tampak ada kenaikan bilirubin dalam 24 jam pertama kelahiran. Sedangkan untuk bayi dengan ikterus fisiologis muncul antara 3 sampai 5 hari sesudah lahir.