Guyana

negara di Amerika Selatan
(Dialihkan dari ISO 3166-1:GY)

Guyana, secara resmi bernama Republik Kooperatif Guyana (bahasa Inggris: Cooperative Republic of Guyana), dahulu bernama Guyana Britania, adalah sebuah negara di pesisir utara Amerika Selatan. Guyana merupakan satu-satunya negara di kawasan itu yang menetapkan bahasa Inggris sebagai bahasa resminya. Guyana berbatasan dengan Suriname di sebelah timur, Brasil di barat dan selatan, Venezuela di barat, dan Samudra Atlantik di utara dan timur laut. Negara ini terbagi dalam tiga zona geografi, dataran pesisir, sabuk pasir putih, dan dataran tinggi.[5] Eksploitasi bauksit dan industri aluminium telah mengurangi ketergantungan negara ini kepada pertanian tradisional semata-mata.

Republik Kooperatif Guyana

Cooperative Republic of Guyana (Inggris)
SemboyanOne People, One Nation, One Destiny
(Indonesia: "Satu Rakyat, Satu Bangsa, Satu Tujuan")
Lagu kebangsaanDear Land of Guyana, of Rivers and Plains
(Indonesia: Tanah Guyana yang Terhormat, Sungai dan Dataran)
Lokasi Guyana
Lokasi Guyana
Ibu kota
Georgetown
6°48′21″N 58°9′3″W / 6.80583°N 58.15083°W / 6.80583; -58.15083
Bahasa resmiInggris
PemerintahanRepublik semi-presidensial
• Presiden
Irfaan Ali
Bharrat Jagdeo
Mark Phillips
LegislatifNational Assembly
Kemerdekaan
1667
1814
26 Mei 1966
• Republik
23 Februari 1970
Luas
 - Total
214.970 km2 (85)
 - Perairan (%)
8,4
Populasi
 - Perkiraan 2022
795.408[1] (166)
364/km2 (189)
PDB (KKB)2022
 - Total
Kenaikan $30,287 miliar[2] (142)
Kenaikan $38.258[2] (49)
PDB (nominal)2022
 - Total
Kenaikan $13,543miliar[2] (142)
Kenaikan $17.108[2] (59)
Gini (2007) 44,6[3]
sedang
IPM (2021)Kenaikan 0,714[4]
tinggi · 108
Mata uangDolar Guyana (G$)
(GYD)
Zona waktuWaktu Guyana (GYT)
(UTC-4)
Lajur kemudikiri
Kode telepon+592
Kode ISO 3166GY
Ranah Internet.gy
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Wilayah yang dikenal sebagai "Guianas" terdiri dari daratan perisai besar di utara Sungai Amazon dan di timur Sungai Orinoko yang dikenal sebagai "tanah dengan banyak air". Sembilan suku asli tinggal di Guyana: Wai Wai, Macushi, Patamona, Lokono, Kalina, Wapishana, Pemon, Akawaio dan Warao. Secara historis didominasi oleh suku Lokono dan Kalina, Guyana dijajah oleh Belanda sebelum berada di bawah kendali Inggris pada akhir abad ke-18. Itu diperintah sebagai Guyana Inggris, dengan sebagian besar ekonomi bergaya perkebunan hingga tahun 1950-an. Ia memperoleh kemerdekaan pada tahun 1966, dan secara resmi menjadi sebuah republik di dalam Persemakmuran Bangsa-Bangsa pada tahun 1970. Warisan pemerintahan Inggris tercermin dalam administrasi politik negara dan populasi yang beragam, yang meliputi India, Afrika, Pribumi, Tionghoa, Portugis, Eropa lainnya, dan berbagai kelompok multiras. Pada tahun 2017, 41% penduduk Guyana hidup di bawah garis kemiskinan.[6]

Guyana adalah satu-satunya negara Amerika Selatan yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi. Namun, mayoritas penduduknya berbicara Kreol Guyana, bahasa kreol yang berbasis Inggris, sebagai bahasa pertama. Guyana adalah bagian dari Anglophone Caribbean. Itu adalah bagian dari wilayah Karibia daratan yang mempertahankan ikatan budaya, sejarah, dan politik yang kuat dengan negara-negara Karibia lainnya serta berfungsi sebagai markas besar Komunitas Karibia (CARICOM). Pada tahun 2008, negara tersebut bergabung dengan Persatuan Bangsa Amerika Selatan sebagai anggota pendiri.

Perekonomian Guyana telah mengalami transformasi sejak penemuan minyak mentah pada tahun 2015 dan pengeboran komersial pada tahun 2019, menjadi satu-satunya ekonomi yang tumbuh meskipun terjadi pandemi pada tahun 2020 dengan pertumbuhan PDB sebesar 49% sepanjang tahun. Karena populasi Guyana yang kecil dan cadangan minyak sebanyak 11 miliar barel,[7] negara ini akan menjadi salah satu produsen minyak per kapita terbesar di dunia pada tahun 2030.[8] Penemuan lebih dari 11 miliar barel cadangan minyak di lepas pantai Guyana dalam lima tahun terakhir merupakan tambahan terbesar cadangan minyak dunia dalam 50 tahun terakhir.[9]

Sejarah

sunting

Etimologi

sunting

Nama "Guaina" atau "Guyana" berasal dari penduduk lokal yang untuk mendeskripsikan wilayah yang meliputi negara Guyana modern, Suriname (Guyana Belanda), dan Guyana Prancis. Kata ini berasal dari bahasa Indian yang berarti "tanah yang penuh perairan" karena banyaknya sungai dan perairan di wilayah ini.[10][11]

Masa prasejarah

sunting

Manusia pertama yang mencapai Guyana diperkirakan adalah sekelompok orang yang melintasi Amerika Utara dari Asia pada sekitar 35.000 tahun lalu. Penduduk pertama hidup secara nomaden yang menyebar ke Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Meski peradaban besar berkembang di benua Amerika, tetapi struktur masyarakat Indian Amerika di Guyana cenderung sederhana.[10]

Kedatangan bangsa Eropa

sunting

Guyana diketahui oleh penjelajah Eropa pada saat perjalanan Kolumbus yang ketiga pada 1498. Alonso de Ojeda melewati pesisir ini pada 1499, tetapi menganggap wilayah ini tidak dihuni dan tidak penting. Meski wilayah ini termasuk wilayah Spanyol menurut Perjanjian Tordesillas, tetapi Spanyol baru mengizinkan kolonialisasi pada 1531. Spanyol tidak menganggap Guyana sebagai wilayah penting dan tidak membangun pemukiman tetap di sini.[12] Guyana mulai mendapat perhatian dari bangsa Eropa setelah publikasi buku "The Discovery of the Large, Rich, and Beautiful Empire of Guiana" karya Sir Walter Raleigh pada akhir abad ke-16. Guyana dipuji Raleigh karena keindahan alamnya yang masih asri, penduduk Amerindian yang menarik, dan potensi mineral langka. Namun, Raleigh sebenarnya tidak pernah menginjakkan kaki di Guyana dan hanya berteman dengan kapten ekspedisi kapal yang mengunjungi Guyana.[13]

Penduduk Guyana pada saat itu dapat dibagi menjadi dua kelompok, orang Arawak yang tinggal di pesisir dan orang Karib yang tinggal di pedalaman yang mengalahkan penduduk asli sebelumnya. Kedua bangsa ini terus menerus berperang hingga abad ke-17 untuk memperebutkan wilayah kekusaan.[10] Dalam buku yang ditulis Mayor Scott pada 1668, jumlah orang Indian yang tinggal di Guyana mencapai 100.000 orang, yang terdiri atas berbagai suku dan menempati banyak daerah aliran sungai.[12]

Bangsa Eropa pertama yang membangun pemukiman di Guyana adalah Belanda pada awal abad ke-17. Meski pada saat itu Belanda sedang memerjuangkan kemerdekaan dari Spanyol di Eropa, tetapi pendatang Belanda diterima dengan baik oleh gubenur-gubernur Spanyol dan penduduk Indian di koloni Spanyol. Setidaknya ada dua ekspedisi yang dipimpin Jan de Moor meninggalkan Vlissingen pada 1616. Satu kelompok yang dipimpin oleh Aert Adrianszoon Groenewegen membangun pemukiman di Essequibo yang sebelumnya ditempati Portugal. Koloni Belanda di pinggiran Sungai Essequibo tumbuh pesat di bawah pimpinan Groenewegen. Ia mampu merangkul penduduk lokal, bahkan menikahi anak perempuan tokoh masyarakat lokal. Ia memimpin koloni hingga hampir 50 tahun dan meninggal pada 1664. Pada 1621 upaya kolonisasi di Guyana akhirnya permanen dengan pembentukan Perusahaan Hindia Barat Belanda yang mendapat mandat untuk mengontrol pos perdagangan di Essequibo. Belanda mengontrol koloni ini hingga 170 tahun. Perusahaan Hindia Barat Belanda (WIC) membangun koloni kedua di Berbice, di bagian tenggara Essequibo, pada 1627. Meski sudah menjadi jajahan Belanda, tetapi Spanyol masih mengirim patroli rutin ke wilayah ini. Kedaulatan Belanda atas wilayah ini baru diakui melalui Perjanjian Munster pada 1648. Pada 1655 terdapat tiga koloni permanen Belanda, yakni Essequibo, Berbice, dan Pomeroon. Pada 1741 Belanda membangun Demerara, di antara Essequibo dan Berbice, yang diresmikan sebagai koloni baru pada 1773.[10][12]

Belanda memahami potensi pertanian di pesisir Guyana yang berawa. Mereka mengeringkan lahan dengan jaringan tanggul dan kanal. Pada 1700an, ekonomi wilayah koloni ini ditopang oleh perkebunan tebu yang menghasilkan gula dan perbudakan dari Afrika. Guyana mengalami periode damai dan jumlah perkebunan tebu meningkat hingga 400 pada 1740. Orang-orang Britania pun mulai tertarik untuk tinggal di wilayah ini. Pada 1814, Britania Raya mendapat Guiana dari Belanda sebagai pihak yang kalah dalam Perang Napoleon.[10][12]

Penjajahan Inggris

sunting

Britania Raya memerintah Guiana sejak 1814 dan melanjutkan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh Belanda. Ekonomi berbasis gula terus berkembang; koloni-koloni Belanda digabung menjadi satu menjadi Guiana Britania pada 1831. Setelah perbudakan dihapuskan pada 1838, kelompok etnis lain, terutama dari wilayah Kemaharajaan Britania, dikirim untuk bekerja di perkebunan. Pada abad ke-20 muncul kesadaran politik di antara etnis Afro-Guyana dan Indo-Guyana yang terpolarisasi menjadi dua kubu. Mereka menginginkan pemerintahan sendiri yang dimulai pada 1950an. Namun, konflik politik di antara dua etnis terbesar di Guyana seringkali berujung dengan kekerasan, sehingga Britania Raya baru memberikan kemerdekaan pada 1966.[10]

Geografi

sunting
 
Air Terjun Kaieteur adalah air terjun terbesar di dunia berdasarkan volume.
 
Rupununi Savannah

Total luas wilayah Guyana sebesar 213.970 km², dengan wilayah daratan sebesar 197.000 km² dan wilayah lautan mencakup sekitar 8,4%. Guyana terletak di garis lintang 1°-9° Lintang Utara dan garis bujur 56°-62° Lintang Barat. Ini adalah salah satu negara yang paling jarang penduduknya di Amerika Latin dan Karibia jika dihitung dari kepadatan penduduk.[5]

Negara ini dapat dibagi menjadi lima wilayah alami: dataran berawa yang sempit dan subur di sepanjang pantai Atlantik (dataran pantai rendah) tempat sebagian besar penduduk tinggal; sabuk pasir putih lebih jauh ke pedalaman (daerah pasir berbukit dan tanah liat), yang mengandung sebagian besar deposit mineral Guyana; hutan hujan yang lebat (wilayah dataran tinggi berhutan) di bagian selatan negara ini; daerah sabana yang lebih kering di barat daya; dan dataran rendah interior terkecil (sabana interior) sebagian besar terdiri dari pegunungan. Dataran tinggi interior memiliki wilayah yang paling luas di Guyana, dengan bentang alam berupa dataran tinggi, plato, pegunungan mendatar, dan sabana.

Pegunungan Pakaraima mendominasi dataran tinggi bagian barat. Di wilayah ini ditemukan bebatuan sedimen yang paling tua di belahan bumi barat. Beberapa gunung tertinggi di Guyana adalah Gunung Ayanganna (2.042 m or 6.699 ft), Monte Caburaí (1.465 m or 4.806 ft) dan Gunung Roraima (2.772 m or 9.094 ft – gunung tertinggi di Guyana) di wilayah perbatasan Brasil-Guyana-Venezuela, bagian dari kisaran Pakaraima. Gunung Roraima yang memiliki formasi unik sebagai gunung meja (tepui) disebut telah menjadi inspirasi untuk novel tahun 1912 karya Sir Arthur Conan Doyle The Lost World.[14] Di bagian selatan terdapat Plato Kaieteur, Pegunungan Kanuku setinggi 1.000 meter (3.300 ft), dan Pegunungan Acarai yang terletak di perbatasan dengan Brasil.[5]

Guyana merupakan negara yang memiliki sumber daya air melimpah. Sebagian sungai, terutama di bagian pesisir timur Guyana, mengalir ke utara menuju Samudra Atlantik. Sebagian lagi membentuk Sungai Essequibo, sungai ini mengalir dari perbatasan Brasil di selatan menuju ke delta kota Georgetown di bagian timur. Guyana juga memiliki sejumlah air terjun yang menawan, termasuk Air Terjun Kaieteur dari Sungai Potaro yang masuk wilayah Taman Nasional Kaieteur.[15] Air terjun ini adalah air terjun curah tunggal (single drop) terbesar di dunia berdasarkan volume, yang rata-rata mencapai 663 meter kubik (23.400 cu ft) per detik. Air terjun ini setinggi 226 meter, sekitar lima kali lebih tinggi dibanding Air Terjun Niagara.[15][16]

Politik

sunting
 
Istana Kepresidenan Guyana
 
Mahkamah Agung Guyana
 
Gedung Parlemen Guyana sejak 1834

Politik Guyana terjadi dalam kerangka republik demokratik perwakilan parlementer, di mana Presiden Guyana adalah kepala negara dan kepala pemerintahan, dan sistem multi-partai. Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh Presiden dan Pemerintah. Kekuasaan legislatif dipegang oleh Presiden dan Majelis Nasional Guyana.[17] Secara historis, politik merupakan sumber ketegangan di negara ini, dan kerusuhan dengan kekerasan sering terjadi selama pemilu. Selama tahun 1970-an dan 1980-an, lanskap politik didominasi oleh Kongres Nasional Rakyat.[18]

Pada tahun 1992, pemilihan konstitusional pertama diawasi oleh mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter, dan Partai Progresif Rakyat memimpin negara tersebut hingga tahun 2015. Kedua partai tersebut pada dasarnya diorganisir menurut garis etnis dan akibatnya sering berbenturan pada isu-isu yang berkaitan dengan alokasi sumber daya. Dalam Pemilihan Umum yang diselenggarakan pada tanggal 28 November 2011, Partai Progresif Rakyat (PPP) mempertahankan mayoritas, dan calon presiden mereka Donald Ramotar terpilih sebagai presiden.[19]

Pada 11 Mei 2015, pemilihan umum dini diadakan. Koalisi partai Kemitraan untuk Persatuan Nasional-Aliansi untuk Perubahan (APNU-AFC) memenangkan 33 dari 65 kursi di Majelis Nasional. Pada 16 Mei 2015, pensiunan jenderal militer David A. Granger menjadi Presiden kedelapan Guyana.[20] Namun, pada 21 Desember 2018, mosi tidak percaya diajukan, terkait ketentuan yang diberikan pemerintah untuk waralaba eksplorasi minyak lepas pantai. Legislator Charrandass Persaud membelot dari koalisi dan pemungutan suara gagal sehingga membutuhkan pemilihan baru. Koalisi pemerintahan mengajukan tuntutan hukum atas hasil ini selama 90 hari penuh yang memungkinkan diadakannya pemilihan baru. Pemilu baru diadakan pada 2 Maret 2020, dan hasilnya diumumkan pada 3 Agustus 2020, dengan Partai Progresif Rakyat/Perdata sebagai pemenangnya. Mohamed Irfaan Ali menjadi Presiden Guyana yang kesembilan.[21][22]

Hubungan luar negeri

sunting
 
Peta Guyana, menunjukkan Sungai Essequibo dan cekungan drainase sungai (arsir gelap). Venezuela mengklaim wilayah hingga tepi barat sungai. Klaim historis oleh Inggris memasukkan lembah sungai ke Venezuela saat ini.

Guyana sedang bersengketa perbatasan dengan Suriname, yang mengklaim wilayah di sebelah timur tepi kiri Sungai Corentyne dan Sungai Baru di barat daya Suriname, dan Venezuela yang mengklaim wilayah di sebelah barat Sungai Essequibo, yang pernah menjadi koloni Belanda di Essequibo sebagai bagian Guayana Essequiba Venezuela.[23][24][25][26] Komponen maritim[27][28] dari sengketa teritorial dengan Suriname diadili oleh Konvensi PBB tentang Hukum Laut, dan putusan diumumkan pada 21 September 2007. Putusan mengenai Laut Karibia di utara kedua negara menemukan keduanya pihak melanggar kewajiban perjanjian dan menolak untuk memerintahkan kompensasi apa pun kepada salah satu pihak.[29]

Guyana bergabung dengan Organisasi Negara-negara Amerika pada tahun 1991.[30]

Pada Pertemuan CARICOM, perwakilan dari Trinidad dan Tobago dan Guyana masing-masing menandatangani Perjanjian Keringanan Pajak Berganda (CARICOM) pada tanggal 19 Agustus 1994.[31] Perjanjian ini mencakup pajak, tempat tinggal, yurisdiksi pajak, keuntungan modal, keuntungan bisnis, bunga, dividen, royalti, dan bidang lainnya.[butuh rujukan]

Pada tanggal 30 Juni 2014, Guyana menandatangani perjanjian Model 1 dengan Amerika Serikat sehubungan dengan Undang-Undang Kepatuhan Pajak Rekening Asing (FATCA).[32] Perjanjian Model 1 ini mencakup rujukan pada Perjanjian Pertukaran Informasi Pajak (Klausul 3) yang ditandatangani pada tanggal 22 Juli 1992 di Georgetown, Guyana yang bertujuan untuk bertukar informasi Pajak secara otomatis.[butuh rujukan]

Militer

sunting

Pasukan Pertahanan Guyana (GDF) adalah militer Guyana, didirikan pada tahun 1965. Ia memiliki pangkalan militer di seluruh kawasan negara.[33] Panglima Angkatan Bersenjata ialah Presiden Guyana yang sedang menjabat.[34] Pengeluaran untuk militer ialah 1,69% dari PDB pada tahun 2018.[35]

GDF dibentuk pada tanggal 1 November 1965. Anggota Angkatan Pertahanan yang baru diambil dari Pasukan Sukarelawan Guyana Inggris (BGVF), Unit Layanan Khusus (SSU), Pasukan Polisi Guyana Inggris (BGPF) dan warga sipil. GDF memiliki personil aktif sebanyak 4600 dan cadangan 3000 orang. Bantuan pelatihan diberikan oleh instruktur Inggris.[butuh rujukan]

Pada bulan Januari 1969, GDF menghadapi ujian pertama mereka ketika Pemberontakan Rupununi, sebuah gerakan separatis berdarah di selatan Guyana, berusaha untuk mencaplok wilayah tersebut ke Venezuela yang dibendung 3 hari kemudian dengan jumlah korban tewas antara 70 dan 100 orang.[butuh rujukan]

Pada bulan Agustus 1969, GDF meluncurkan serangan kejutan dengan nama sandi Operasi Klimaks untuk mengusir personel militer Suriname dari Segitiga Sungai Baru. Operasi itu dilaksanakan dengan ketepatan maksimum sehingga Suriname segera menarik pasukannya. Sampai saat ini, operasi ini tetap menjadi salah satu usaha Angkatan yang paling sukses.[36]

Pembagian administratif

sunting
 
Peta region di Guyana

Guyana terbagi atas 10 region:[37][38]

No

mor

Region Luas km² Populasi Kepadatan
per km²
1 Barima-Waini 20 339 24 275 1.2
2 Pomeroon-Supenaam 6 195 49 253 8.0
3 Essequibo Islands-West Demerara 2 232 103 061 46.2
4 Demerara-Mahaica 1 843 310 320 82.6
5 Mahaica-Berbice 3 755 123 695 3.4
6 East Berbice-Corentyne 36 234 161 412 3.1
7 Cuyuni-Mazaruni 47 213 16 253 0.3
8 Potaro-Siparuni 20 051 10 095 0.5
9 Upper Takutu-Upper Essequibo 57 750 19 387 0.3
10 Upper Demerara-Berbice 19 387 41 112 2.1
Guyana 214 999 858 863 4.0

10 region tersebut di bagi menjadi 27 wilayah.

Ekonomi

sunting
 
Representasi proporsional ekspor Guyana, 2019
 
Traktor di sawah di dataran pantai Guyana

Kegiatan ekonomi utama di Guyana adalah pertanian (beras dan gula Demerara), pertambangan bauksit dan emas, perkayuan, penangkapan udang dan mineral. Hingga 1990an, lebih dari 80% ekonomi Guyana adalah milik negara. Namun, pengelolaan yang buruk, menurunnya harga komoditas, dan meningkatnya biaya bahan bakar menciptakan permasalahan ekonomi serius yang menimbulkan penurunan standar kehidupan.[39]

Penemuan cadangan minyak mentah utama di lepas pantai Atlantik berdampak besar pada PDB Guyana sejak pengeboran dimulai pada 2019. PDB tumbuh tajam (43%) selama tahun pandemi COVID-19 2020, dan diperkirakan akan berlanjut pada tingkat tinggi pada tahun 2021 (diperkirakan 20%). Sektor non-minyak dikontrak karena langkah-langkah kesehatan masyarakat dilakukan untuk mengendalikan penyebaran virus; pertumbuhan PDB bertumpu pada sektor minyak selama dua tahun ini.[40]

Pada tahun 2008, perekonomian mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 3% di tengah krisis ekonomi global; tumbuh 5,4% pada tahun 2011 dan 3,7% pada tahun 2012. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi menjadi 53% pada tahun 2020 setelah selesainya proyek minyak lepas pantai pertama.[41] Pertumbuhan aktual PDB pada tahun 2020 adalah 43%; laporan pada April 2021 mengantisipasi pertumbuhan 20% untuk tahun 2021.[40] Pada perkiraan tahun 2019, PDB Guyana sebesar $4,121 miliar ($5,252 per kapita) dengan tingkat pertumbuhan 86,7% (2020).[2][42]

Pelestarian hutan asli Guyana telah menjadi komponen kunci untuk menerima bantuan internasional melalui program REDD. Pada 2009, Guyana menjalin kerja sama dengan Norwegia yang termasuk dala skema REDD. Norwegia berkomitmen $250 juta selama 5 tahun dengan harapan menjaga konservasi kehutanan dan layanan ekosistem yang bermanfaat untuk kemanusiaan, seperti penyimpanan karbon.[43][44] Guyana tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat deforestasi yang rendah, hanya 0,0048% pada tahun 2017. Skema REDD dari Norwegia dan mitra lain telah membantu upaya konservasi Guyana.[43][45]

Demografi

sunting
 
Kepadatan penduduk Guyana pada tahun 2005 (orang per km2)
 
Grafik yang menunjukkan populasi Guyana dari tahun 1961 hingga 2003. Penurunan populasi pada tahun 1980-an terlihat jelas.

Mayoritas (sekitar 90%) dari 744.000 penduduk Guyana tinggal di sepanjang garis pantai sempit yang lebarnya berkisar 16 hingga 64 km (10 hingga 40 mil) ke pedalaman dan hanya mencakup sekitar 10% dari total luas daratan negara.[46]

Populasi Guyana saat ini secara ras dan etnis heterogen, dengan kelompok etnis yang berasal dari India, Afrika, Eropa dan Tiongkok, serta masyarakat adat atau penduduk asli. Terlepas dari latar belakang etnis mereka yang beragam, kelompok-kelompok ini memiliki dua bahasa yang sama: Bahasa Inggris dan Bahasa Kreol Guyana.[butuh rujukan]

Kelompok etnis terbesar adalah India-Guyana (juga dikenal sebagai India Timur), keturunan buruh kontrak dari India yang merupakan 43,5% dari populasi, menurut sensus tahun 2002. Mereka diikuti oleh Afrika-Guyana, keturunan budak yang diimpor dari Afrika, yang merupakan 30,2%. Orang Guyana dari warisan campuran mencapai 16,7%, sedangkan masyarakat adat (dikenal secara lokal sebagai orang Amerindian) mencapai 9,1%. Kelompok pribumi termasuk Arawaks, Wai Wai, Karib, Akawaio, Arecuna, Patamona, Wapixana, Macushi, dan Warao.[47] Dua kelompok terbesar, India-Guyana dan Afrika-Guyana, telah mengalami beberapa ketegangan rasial.[48][49][50]

Bahasa

sunting

Bahasa Inggris adalah bahasa resmi Guyana dan digunakan untuk pendidikan, pemerintahan, media, dan layanan. Sebagian besar penduduk berbicara Kreol Guyana, kreol berbasis Inggris dengan pengaruh Afrika, India, dan Amerindian, sebagai bahasa ibu mereka.[51] Penggunaan bahasa Inggris menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa. Guyana menjadi satu-satunya negara di Amerika Latin yang berbahasa Inggris, sehingga secara bahasa Guyana lebih dekat dengan negara-negara Karibia.[5]

Tiga rumpun bahasa asli orang Amerindian Guyana adalah Karib, Arawak, dan Warao. Semua suku Amerindian yang tinggal di pedalaman asalnya berbicara dalam bahasa Karib, kecuali suku Wapisiana yang berbicara dalam bahasa Arawak. Hampir semua Amerindian berbahasa Inggris atau Portugal (di perbatasan Brasil) sebagai bahasa ibu atau bahasa kedua.[5]

Bahasa Hindustan Guyana dituturkan oleh generasi yang lebih tua dari komunitas India-Guyana, tetapi orang Guyana yang lebih muda menggunakan Bahasa Inggris atau Kreol Guyana.[52]

Agama di Guyana (sensus 2012)[53]

  Kekristenan (62%)
  Hindu (25%)
  Islam (7%)
  Kelompok agama lainnya (3%)

Agama di Guyana (sensus 2012) berdasarkan kelompok[53]

  Hindu (25%)
  Pentakosta (23%)
  Kelompok Kekristenan lainnya (21%)
  Katolik (7%)
  Islam (7%)
  Anglikanisme (5%)
  Metodis (1%)
  Kelompok agama lainnya (3%)

Agama merupakan aspek penting dari identitas di Guyana dan mencerminkan berbagai pengaruh eksternal dari kelompok kolonialisme dan imigran. Kekristenan dianggap sebagai agama yang bergengsi, mentransmisikan budaya Eropa dan mewakili mobilitas ke atas dalam masyarakat kolonial. Misionaris dan gereja membangun sekolah, dan hingga nasionalisasi pada tahun 1970-an, hampir semua sekolah adalah denominasi. Ketika orang India dibawa ke negara itu sebagai buruh kontrak, Hinduisme dan Islam menjadi terkenal, tetapi selama beberapa dekade tidak ada yang diakui untuk pernikahan resmi.[54]

Budaya

sunting

Budaya Guyana mencerminkan pengaruh budaya Afrika, India, Amerindian, Inggris, Portugis, Cina, Kreol, dan Belanda.[55][56] Budaya Guyana berbagi fitur dengan budaya pulau-pulau di Hindia Barat atau Karibia.[5]

Budaya Guyana berkembang berdasarkan sejarah imigran paksa yang beradaptasi dan kemudian menyatu dengan budaya kolonial Inggris. Perbudakan menghilangkan banyak perbedaan antara budaya Afrika yang berbeda, mendorong pengadopsian agama Kristen dan nilai-nilai penjajah Inggris, yang meletakkan dasar budaya Afro-Guyana saat ini. Para imigran India yang tiba kemudian dan dalam keadaan yang agak lebih menguntungkan, mengalami lebih sedikit asimilasi sehingga dapat mempertahankan lebih banyak aspek budaya India, seperti agama, masakan, musik, festival, dan pakaian.[57]

Olahraga

sunting
 
Stadion Providence dilihat dari Jalan Raya Tepi Timur.

Olahraga yang paling banyak dimainkan di Guyana adalah kriket, bola basket, dan sepak bola. Organisasi olahraga utama di Guyana termasuk Kementerian Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga pemerintah; Dewan Kriket Guyana; Federasi Bola Basket Amatir Guyana; dan Federasi Sepak Bola Guyana.[58] Olahraga tingkat profesional mengalami kekurangan dana, kurangnya akses ke fasilitas dan pelatihan.[59] Guyana bermain sebagai bagian dari tim Hindia Barat untuk kriket internasional sejak 1928.[60]

Tim nasional sepak bola Guyana, Golden Jaguars dan Lady Jaguars, berpartisipasi di tingkat internasional. Terdapat sejumlah petinju asal Guyana di tingkat internasional, termasuk Andrew Lewis,[61] Vivian Harris, Wayne Braithwaite.[62] Tinju adalah satu-satunya olahraga yang membuat Guyana mendapatkan medali Olimpiade.[63]

Bacaan lebih lanjut

sunting
  • Negara dan Bangsa Jilid 9: Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Jakarta: Widyadara. 1988. ISBN 979-8087-08-9.  (Indonesia)
  • Brock, Stanley E. (1999). All the Cowboys Were Indians (edisi ke-Commemorative, illustrated (reprint of Jungle Cowboy)). Lenoir City, TN: Synergy South, Inc. ISBN 978-1-892329-00-4. OCLC 51089880. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 August 2020. Diakses tanggal 7 January 2010. 
  • Brock, Stanley E. (1972). Jungle Cowboy (edisi ke-illustrated). London: Robert Hale Ltd. ISBN 978-0-7091-2972-1. OCLC 650259. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 August 2020. Diakses tanggal 7 January 2010. 
  • Donald Haack, Bush Pilot in Diamond Country
  • Hamish MacInnes, Climb to the Lost World (1974)
  • Andrew Salkey, Georgetown Journal (1970)
  • Marion Morrison, Guyana (Enchantment of the World Series)
  • Bob Temple, Guyana
  • Noel C. Bacchus, Guyana Farewell: A Recollection of Childhood in a Faraway Place
  • Marcus Colchester, Guyana: Fragile Frontier
  • Matthew French Young, Guyana: My Fifty Years in the Guyanese Wilds
  • Margaret Bacon, Journey to Guyana
  • Father Andrew Morrison SJ, Justice: The Struggle For Democracy in Guyana 1952–1992
  • Daly, Vere T. (1974). The Making of Guyana. Macmillan. ISBN 978-0-333-14482-4. OCLC 1257829. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 May 2011. Diakses tanggal 7 January 2010. 
  • D. Graham Burnett, Masters of All They Surveyed: Exploration, Geography and a British El Dorado
  • Ovid Abrams, Metegee: The History and Culture of Guyana
  • Waugh, Evelyn (1934). Ninety-two days: The account of a tropical journey through British Guiana and part of Brazil. New York: Farrar & Rinehart. OCLC 3000330. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 May 2011. Diakses tanggal 7 January 2010. 
  • Gerald Durrell, Three Singles To Adventure
  • Cheddi Jagan. The West on Trial: My Fight for Guyana's Freedom
  • Cheddi Jagan. My Fight For Guyana's Freedom: With Reflections on My Father by Nadira Jagan-Brancier.
  • Colin Henfrey, Through Indian Eyes: A Journey Among the Indian Tribes of Guiana.
  • Stephen G. Rabe, US Intervention in British Guiana: A Cold War Story.
  • Charles Waterton, Wanderings in South America.
  • David Attenborough, Zoo Quest to Guiana (Lutterworth Press, London: 1956).
  • John Gimlette, Wild Coast: Travels on South America's Untamed Edge, 2011.
  • Clementi, Cecil (1915). The Chinese in British Guiana (PDF). Georgetown, British Guiana: The Argosy Company Limited. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 4 March 2016. Diakses tanggal 27 October 2015. 

Referensi

sunting
  1. ^ https://www.worldometers.info/world-population/guyana-population/
  2. ^ a b c d e "World Economic Outlook Database, April 2021". IMF.org. International Monetary Fund. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2020. 
  3. ^ "Gini Index coefficient". CIA World Factbook. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 July 2021. Diakses tanggal 4 August 2021. 
  4. ^ "Human Development Report 2021/2022" (PDF) (dalam bahasa Inggris). United Nations Development Programme. 8 September 2022. Diakses tanggal 8 September 2022. 
  5. ^ a b c d e f Conway, Frederick J. "Guyana: The Society and Its Environment". Dalam Merrill, Tim. Guyana and Belize: country studies. Washington, D.C.: Federal Research Division, Library of Congress. 
  6. ^ "" Guyana no recuerda a Walter Rodney " – Le Monde diplomatique en español". mondiplo.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2020. Diakses tanggal 10 October 2020. 
  7. ^ Valle, Sabrina (26 April 2022). "Exxon makes three new oil discoveries in Guyana and boosts reserves". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-25. Diakses tanggal 2023-02-06 – via www.reuters.com. 
  8. ^ Bajpai, Prableen (16 October 2020). "The Five Fastest Growing Economies In The World". NASDAQ. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-07. Diakses tanggal 30 December 2022. 
  9. ^ Blackmon, David. "Why The Oil Bonanza Offshore Guyana Has Global Implications". Forbes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-02. Diakses tanggal 2023-02-06. 
  10. ^ a b c d e f MacDonald, Scott B. (1993). "Guyana: Historical Setting". Dalam Merrill, Tim. Guyana and Belize: country studies. Washington, D.C.: Federal Research Division, Library of Congress. hlm. 1–27. 
  11. ^ Albuquerque, Sara. "A Journey to the 'Land of Many Waters'". Royal Botanic Gardens Kew (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-05. 
  12. ^ a b c d Goslinga, Cornelis Ch. (1979). A Short History of the Netherlands Antilles and Surinam. The Hague: Martinus Nijhoff. ISBN 978-94-009-9289-4. 
  13. ^ "WRITINGS, PUBLICATIONS and GUYANA (Part 11)". Guyana Chronicle (dalam bahasa Inggris). 2014-12-06. Diakses tanggal 2024-02-05. 
  14. ^ Varga, Tamás (2020-02-20). "The World's Strangest Mountain that Inspired Sir Arthur Conan Doyle's Novel 'The Lost World'". Earthly Mission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-04. 
  15. ^ a b "Kaieteur Falls". Wildlife Worldwide. Diakses tanggal 2024-02-04. 
  16. ^ Romano, Andrea (2023-04-29). "This Amazon Waterfall Is Four Times Taller Than Niagara Falls". Travel + Leisure (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-04. 
  17. ^ "Guyana – GOVERNMENT INSTITUTIONS". countrystudies.us. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 April 2016. Diakses tanggal 2021-03-04. 
  18. ^ "Guyana – Political Parties". countrystudies.us. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 April 2016. Diakses tanggal 2021-03-04. 
  19. ^ "Guyana governing party's Donald Ramotar wins presidency". BBC News. 2 December 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 April 2021. Diakses tanggal 2 April 2021. 
  20. ^ "Ex-general David Granger wins Guyana election". BBC News. 15 May 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 April 2021. Diakses tanggal 2 April 2021. 
  21. ^ "Guyana swears in Irfaan Ali as president after long stand-off". BBC News. 3 August 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 August 2020. Diakses tanggal 2 April 2021. 
  22. ^ Marshall, Svetlana (21 March 2019). "Ruling on confidence vote appeal Friday". Guyana Chronicle. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 March 2019. Diakses tanggal 22 March 2019. 
  23. ^ "Guyana ponders judicial action in border dispute with Venezuela". FoxNews Latino. 23 December 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 February 2015. Diakses tanggal 22 February 2015. 
  24. ^ "Tribunal decision tentatively set for August". Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 April 2009. Diakses tanggal 9 July 2007.  . guyanachronicle.com, Archives for 17 June 2007
  25. ^ "Guyana to experience 'massive' oil exploration this year". Landofsixpeoples.com. 5 February 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 August 2010. Diakses tanggal 2 May 2010. 
  26. ^ "News in the Caribbean". Caribbean360.com. 27 April 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2007. Diakses tanggal 2 May 2010. 
  27. ^ Foreign affairs minister reiterates Guyana's territorial sovereignty Diarsipkan 12 November 2014 di Wayback Machine.. CaribbeanNetNews.com (17 February 2010).
  28. ^ POINT OF CLARIFICATION: Guyana clears air on Suriname border talk. Caribbean News Agency (17 February 2010).
  29. ^ "official site of the Permanent Court of Arbitration". Pca-cpa.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 February 2013. Diakses tanggal 2 May 2010. 
  30. ^ OAS (1 August 2009). "OAS – Organization of American States: Democracy for peace, security, and development". oas.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 October 2016. Diakses tanggal 3 January 2017. 
  31. ^ "IRD Trinidad and Tobago – CARICOM Treaties" (PDF). ird.gov.tt. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 7 May 2016. Diakses tanggal 27 December 2016. 
  32. ^ "Foreign Account Tax Compliance Act (FATCA)". treasury.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 January 2017. Diakses tanggal 16 January 2017. 
  33. ^ "3 soldiers killed in explosion at Guyana military base - CityNews Toronto". toronto.citynews.ca. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-06. Diakses tanggal 17 August 2020. 
  34. ^ "Guyana Defence Force". Global Security. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-06. Diakses tanggal 2023-02-06. 
  35. ^ "South America: Guyana". The World Factbook. CIA. 15 March 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-07. Diakses tanggal 6 April 2020. 
  36. ^ "1st Infantry Battalion". gdf.mil.gy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 March 2018. Diakses tanggal 26 April 2021. 
  37. ^ Bureau of Statistics - Guyana Diarsipkan 2012-02-17 di Wayback Machine., CHAPTER III: POPULATION REDISTRIBUTION AND INTERNAL MIGRATION, Table 3.4: Population Density, Guyana: 1980 - 2002
  38. ^ Guyana - Government Information Agency Diarsipkan 2007-08-14 di Wayback Machine., National Profile
  39. ^ "Guyana country profile". BBC News. 2012-08-16. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-23. Diakses tanggal 2024-02-05. 
  40. ^ a b Ragobeer, Vishani (April 7, 2021). "Economy to grow 16.4 per cent". Guyana Chronicle. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 November 2021. Diakses tanggal November 4, 2021. Saat mempresentasikan Anggaran Nasional 2021 pada bulan Februari, Menteri Senior di Kantor Kepresidenan yang bertanggung jawab atas Keuangan, Dr Ashni Singh, mencatat bahwa pertumbuhan Guyana pada tahun 2020 sebenarnya adalah 43,5 persen. Tingkat pertumbuhan IMF yang direvisi untuk tahun 2020 (43,4 persen) sekarang sangat selaras dengan angka yang diberikan oleh menteri senior. Sementara itu, pada bulan Februari juga, Dr. Singh memproyeksikan bahwa ekonomi Guyana diperkirakan akan tumbuh sebesar 20,9 persen pada tahun 2021. … Berdasarkan perkiraan terbaru Bank Dunia, negara tersebut akan mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 20,9 persen pada akhir tahun 2021, 26,0 persen pada 2022 dan 23,0 persen pada 2023. 
  41. ^ Bristow, Matthew (14 April 2020). "World Economy May Be Crashing But Guyana Still Seen Growing 53%". Bloomberg.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 May 2020. Diakses tanggal 2 May 2020. 
  42. ^ "Global Economic Prospects, January 2020: Slow Growth, Policy Challenges" (PDF). openknowledge.worldbank.org. World Bank. hlm. 101. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 December 2020. Diakses tanggal 14 January 2020. 
  43. ^ a b Pallares, Gloria (2021-03-10). "Lessons learned from a decade of REDD+ in Guyana". CIFOR Forests News. Diakses tanggal 2024-02-05. 
  44. ^ "Joint Statement: Government of Guyana and Architecture for REDD+ Transaction (ART) Secretariat". Low Carbon Development Strategy - Government of Guyana (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-05. 
  45. ^ Benn, V.; Pham, T. T.; Moeliono, M.; Maharani, C.; Thomas, R.; Chesney, P.; Dwisatrio, B.; Ha, C. N. (2020-05-28). "The context of REDD+ in Guyana: Drivers, agents and institutions". CIFOR (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-05. 
  46. ^ "Guyana General Information". Geographia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 April 2010. Diakses tanggal 2 May 2010. 
  47. ^ "The World Factbook: Guyana". CIA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 January 2021. Diakses tanggal 6 January 2014. 
  48. ^ "Guyana turns attention to racism Diarsipkan 2 December 2010 di Wayback Machine.". BBC News. 20 September 2005.
  49. ^ "Conflict between Guyanese-Indians and Blacks in Trinidad and Guyana Socially, Economically and Politically Diarsipkan 2 December 2010 di Wayback Machine.". Gabrielle Hookumchand, Professor Moses Seenarine. 18 May 2000.
  50. ^ International Business Times: "Guyana: A Study in Polarized Racial Politics" Diarsipkan 15 July 2012 di Wayback Machine. 12 December 2011
  51. ^ Damoiseau, Robert (2003) Eléments de grammaire comparée français-créole guyanais Ibis rouge, Guyana, ISBN 2-84450-192-3
  52. ^ Gambhir, Surendra Kumar (1981). The East Indian Speech Community in Guyana: A Sociolinguistic Study With Special Reference to Koine Formation. (Tesis PhD dissertation). University of Pennsylvania. pp. 1–367. ProQuest 303192456. https://repository.upenn.edu/dissertations/AAI8207963. Diakses pada 7 March 2021.  "Salinan arsip". Archived from the original on 2021-04-30. Diakses tanggal 2023-02-06. 
  53. ^ a b "Data" (PDF). state.gov. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 6 December 2017. Diakses tanggal 11 December 2017. 
  54. ^ Williams, Brackette F. (1991-04-12). Stains on My Name, War in My Veins: Guyana and the Politics of Cultural Struggle (dalam bahasa Inggris). Duke University Press. ISBN 978-0-8223-1119-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 May 2021. Diakses tanggal 1 May 2021. 
  55. ^ Ali, Arif (ed.), Guyana. London: Hansib, 2008.
  56. ^ Smock, Kirk. Guyana: the Bradt Travel Guide. 2007.
  57. ^ "Guyana – Society". countrystudies.us. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 April 2021. Diakses tanggal 2021-03-04. 
  58. ^ "Sport Minister engages Sport Associations". Guyana Chronicle (dalam bahasa Inggris). 2020-08-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-06. Diakses tanggal 2021-03-15. 
  59. ^ "The way forward for the development of sports in Guyana". Kaieteur News (dalam bahasa Inggris). 2012-09-26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-06. Diakses tanggal 2021-03-15. 
  60. ^ "What cricket means to West Indians". Kaieteur News (dalam bahasa Inggris). 2020-03-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-26. Diakses tanggal 2021-03-15. 
  61. ^ "Remembering Guyana's first World boxing champion!". Guyana Chronicle (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-27. Diakses tanggal 2021-03-15. 
  62. ^ Donovan, Jake. "Lennox Allen: Been A Long Time Since Guyana Represented Best Boxing Has To Offer". BoxingScene.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-17. Diakses tanggal 2021-03-15. 
  63. ^ "Stabroek Sports' Boxing Hall-of-Fame". Stabroek News (dalam bahasa Inggris). 2020-04-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-17. Diakses tanggal 2021-03-15. 

Pranala luar

sunting