Ibrani 9 (disingkat Ibr 9) adalah bagian dari Surat kepada Orang Ibrani dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Tidak diketahui pengarangnya, selain dari informasi bahwa ia seorang laki-laki (berdasarkan jenis kata yang dipakainya, misalnya di ayat 11:32)[3] dan kenal dekat dengan Timotius.[4]

Ibrani 9
Sebagian naskah Papirus 13, yang memuat Surat Ibrani 2:14-5:5; 10:8-22; 10:29-11:13; 11:28-12:17, dibuat sekitar tahun 225-250 M.
KitabSurat Ibrani
KategoriSurat-surat Paulus/Surat-surat Am
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
19
pasal 8

Struktur

sunting

Pembagian isi pasal:

Ayat 2

sunting
Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.[5]

Merujuk kepada Keluaran 25 dan 26

Ayat 3

sunting
Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.[6]

Merujuk kepada Keluaran 26

Ayat 4

sunting
Terjemahan Baru (1974)
Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,[7]
Terjemahan Lama (1958)
Di dalamnya itu ada perukupan emas, dan peti perjanjian yang bersalut kelilingnya dengan emas, di dalamnya itu ada bokor emas yang berisi manna, dan tongkat Harun yang sudah bertunas, dan kedua loh batu perjanjian;[7]
  • "Perukupan" (TL) atau "Mezbah pembakaran ukupan" (TB) diterjemahkan dari bahasa Yunani: θυμιατήριον, thumiatérion, yang lebih tepat diartikan sebagai "bokor ukupan" (bahasa Inggris: censer), karena kata Yunani yang sama dipakai dalam Septuaginta untuk menerjemahkan kata bahasa Ibrani: מקטרתmiq-ṭe-reṯ sebagaimana pada 2 Tawarikh 26:19 dan Yehezkiel 8:11. Untuk "mezbah pembakaran ukupan" ada kata Yunani lain yang dipakai dalam Septuaginta yaitu thusiastérion, yang tidak dipakai dalam ayat ini. Sesuai dengan Keluaran 30:6, "mezbah pembakaran ukupan" ditempatkan dalam ruang kudus, sedangkan "bokor ukupan" yang membawa perbaraan dari mezbah itu dibawa masuk oleh Imam Besar ke dalam ruang mahakudus, sesuai dengan Imamat 16:12, sebagaimana dimaksudkan dalam ayat ini.[8]
  • "Tabut perjanjian" (TB) atau "Peti perjanjian" (TL) merupakan sebuah peti kudus yang berisi sebuah buli-buli manna (suatu peringatan akan pemeliharaan Allah), tongkat Harun (suatu peringatan akan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib) dan kedua loh batu yang bertuliskan Sepuluh Firman (suatu peringatan akan pentingnya hukum-hukum Allah sebagai patokan kekudusan bagi umat-Nya). Tutup tabut ini adalah sebuah lempengan emas yang disebut tutup pendamaian atau takhta kasih karunia yang menyatakan kemurahan Allah yang menebus melalui darah yang tertumpah.[9]

Ayat 5

sunting
dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci.[10]

Pada Hari Pendamaian, baik darah lembu jantan yang mengadakan pendamaian bagi imam besar dan keluarganya maupun darah kambing yang berfungsi sebagai kurban karena dosa-dosa bangsa Israel dipercikkan di atas tutup pendamaian ini di hadapan Allah (Imamat 16:2,14). Tutup pendamaian yang di bumi ini melambangkan takhta kasih karunia sorgawi yang dapat dihampiri oleh orang-orang percaya karena darah Kristus untuk menerima kasih karunia dan pertolongan (Ibrani 4:16).[9]

Ayat 7

sunting
Tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar.[11]

Kemah kedua, yang dinamakan tempat Mahakudus, melambangkan kehadiran Allah. Imam besar dilarang keras memasuki tempat ini lebih daripada sekali tiap tahun. Roh Kudus mengajarkan bahwa di bawah perjanjian yang lama, masuk dengan leluasa kepada Allah belum dimungkinkan karena persekutuan yang akrab dengan-Nya hanya dapat terjadi jikalau hati nurani seseorang telah dibersihkan secara sempurna (Ibrani 9:8–9). Penyucian ini tersedia ketika Kristus mati sebagai kurban yang abadi karena dosa.[9]

Ayat 12

sunting
Dan Ia [Kristus] telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.[12]

Ayat 28

sunting
Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.[13]

Di bawah perjanjian yang lama, orang Israel menanti dengan ketegangan munculnya kembali imam besar mereka setelah ia memasuki tempat yang mahakudus untuk mengadakan pendamaian. Demikian pula orang-orang percaya yang mengetahui bahwa Imam Besar mereka telah memasuki tempat yang mahakudus di sorga sebagai pembela, menanti-nanti dengan harapan yang sungguh-sungguh kemunculan-Nya kembali untuk membawa keselamatan sempurna (lihat Yohanes 14:3; 2 Timotius 4:8).[9]

Referensi

sunting
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ Ibrani 11:32
  4. ^ Ibrani 13:23
  5. ^ Ibrani 9:2
  6. ^ Ibrani 9:3
  7. ^ a b Ibrani 9:4
  8. ^ "Hebrew Roots FAQ's and Myths". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-26. Diakses tanggal 2015-10-15. 
  9. ^ a b c d The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  10. ^ Ibrani 9:5
  11. ^ Ibrani 9:7
  12. ^ Ibrani 9:12
  13. ^ Ibrani 9:28

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting