Indopoly Swakarsa Industry
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk adalah sebuah perusahaan publik di Indonesia (IDX: IPOL) yang bergerak di bidang usaha manufaktur produk plastik yang ditujukan untuk industri pengemasan flexible packaging.[1]
Publik | |
Kode emiten | IDX: IPOL |
Industri | Manufaktur |
Didirikan | 24 Maret 1995 |
Kantor pusat | Wisma Indocement Lt. 6 Jl. Jend. Sudirman No. 71, Jakarta, Indonesia[1] |
Tokoh kunci | Henry Halim (Direktur Utama) Felielyne Halim (Komisaris Utama)[2] |
Produk | plastik (film BOPP dan BOPET) |
Karyawan | 1.278 (2021)[1] |
Anak usaha | Golden Polindo Industries Pte. Ltd. (induk dari Suzhou Kunlene Film Industries Co. Ltd. dan Yunnan Kunlene Film Industries Co. Ltd.)[1] |
Situs web | indopoly.co.id |
Sejarah
suntingIndopoly didirikan pada tanggal 24 Maret 1995 dan mulai beroperasi di tahun 1996, awalnya dengan kapasitas produksi 10.000 ton/tahun di Karawang, Jawa Barat.[1] Pabrik ini memakan investasi US$ 51,2 juta,[3] dan menggunakan mesin Bruckner Jerman.[4] Selain di Indonesia, juga pada saat hampir bersamaan (1994) didirikan pabrik plastik di Kunming, Tiongkok[5] bernama Yunnan Kunlene Film Industries Co. Ltd. yang juga mulai berproduksi di tahun 1996 dengan kapasitas produksi 10.000 ton/tahun.[1] Layaknya banyak perusahaan bernama "Indo" lainnya, Indopoly dimiliki oleh Grup Salim pada awal beroperasinya, kala itu berpatungan dengan perusahaan milik Ibrahim Risjad, PT Risjadson dan Prowell Group (berbasis di British Virgin Islands).[6] Produksi awalnya hanyalah BOPP saja, dalam tipe special BOPP film, heat sealable BOPP film dan specialty BOPP film[7] bermerek "Ilene".[4]
Belakangan, akibat bank milik kelompok ini, Bank Central Asia menerima BLBI, Indopoly dan Yunnan Kunlene terpaksa diserahkan oleh Grup Salim kepada BPPN. Pada Juni 2001, sebuah perusahaan asal Singapura bernama Jeffylene Golden Holdings Pte. Ltd., membeli saham mayoritas Indopoly seharga US$ 29 juta dari tangan BPPN. Yunnan Kunlene kemudian juga dilepas ke Jeffylene Golden Holdings dengan harga US$ 14 juta.[8][9] Jefflyne sendiri awalnya juga merupakan partner di Yunnan Kunlene dengan memegang sisa saham perusahaan.[10] Pemilik dari Jefflyne adalah Henry dan Felielyne Halim,[11] dimana Henry adalah bekas eksekutif di Salim Group.[12]
Pada tahun 2001, Jefflyne (pemilik baru Indopoly dan Yunnan Kunlene) melakukan ekspansi kembali di Tiongkok dengan mendirikan Suzhou Kunlene Film Industries Co. Ltd., yang mulai berproduksi di tahun 2002 dengan kapasitas 15.000 ton/tahun di Suzhou.[1] Belakangan, sejak tahun 2009, Yunnan Kunlene dan Suzhou Kunlene dikonsolidasikan sebagai anak usaha dari PT Indopoly Swakarsa Industry.[1] Di tahun 2004, tercatat kapasitas produksi Indopoly mencapai 12.000 ton/tahun BOPP.[13] Indopoly juga mengembangkan aneka produk, seperti plastik bagi membungkus rokok yang kemudian mendapat peminat dari sejumlah perusahaan rokok besar.[1]
Di tanggal 9 Juli 2010, Jefflyne sebagai pemegang saham Indopoly membawa perusahaan ini go public di Bursa Efek Indonesia. Sekitar 2,3 miliar saham (35,17%) dilepas ke publik dengan harga penawaran Rp 210. Pada saat yang sama, juga diterbitkan waran seharga Rp 250/lembar yang diberikan kepada pembeli/pemilik 5 saham Indopoly secara gratis.[14] Dana yang didapatkan dari IPO ini ditujukan demi pembangunan pabrik kedua yang sudah berlangsung sejak 21 Mei 2010 dan sisanya untuk membayar utang.[15] Belakangan, dana IPO (senilai Rp 464,42 miliar) juga digunakan bagi pembelian bahan baku.[16] Pada tahun-tahun berikutnya juga, Indopoly melakukan ekspansi dan peningkatan kapasitas produksinya. Di tahun 2010, telah dibuka unit produksi BOPP kedua di Purwakarta dengan kapasitas produksi 35.000 ton/tahun, dilanjutkan dengan perluasan 3 pabrik di tahun 2011 (metalizing di Purwakarta berkapasitas 7.000 ton/tahun, extrusion coating untuk adhesive free thermal lamination film di Suzhou dengan kapasitas 5.700 ton/tahun, dan unit produksi film BOPET pertama di Purwakarta dengan kapasitas produksi 20.000 ton/tahun). Khusus unit metalizing kemudian diperluas di tahun selanjutnya dengan unit kedua berkapasitas 9.000 ton/tahun, dan tambahan 9.000 ton lagi masing-masing di tahun 2015 dan 2016. Perusahaan juga memperluas unit produksi di Suzhou dan Kunming (milik anak usahanya di Tiongkok) serta membuka kantor cabang di Chicago, Amerika Serikat demi memasarkan produksinya di tahun 2015-2018.[1] Produk-produk Indopoly juga didiversfikasi untuk memenuhi keinginan pasar dan meningkatkan nilai jual produk-produknya.[17]
Saat ini, Indopoly merupakan produsen film premium terkemuka untuk industri flexible packaging dengan merek dagang Ilene. Perseroan memproduksi film premium jenis biaxially-oriented polypropylene (BOPP) dan biaxially-oriented polyester (BOPET) yang digunakan dalam pengemasan makanan, pengemasan non makanan, industri laminasi grafis dan lain sebagainya yang telah dipasarkan ke seluruh dunia yang diperkirakan mencapai 250 pelanggan. Perseroan juga memproduksi film yang dimetalisasi sebagai alternatif atas penggunaan aluminum foil. Indopoly memiliki 3 fasilitas produksi yang berada di lokasi strategis, yaitu di Purwakarta, Indonesia dan 2 pabrik lainnya berlokasi di Tiongkok, yaitu di Kunming dan Suzhou. Kapasitas terpasang film metalized per tahun untuk pabrik di Purwakarta adalah sebesar 34.000 ton, sementara untuk pabrik di Suzhou adalah sebesar 9.000 ton. Di samping itu, pabrik di Suzhou juga memproduksi film laminasi termal tanpa perekat, dengan kapasitas terpasang per tahun adalah sebesar 11.400 ton.[1]
Kepemilikan perusahaan saat ini dimiliki oleh Jeffylene Golden Holdings Pte. Ltd. 29,54%, Noble Ox International Ltd. 23,15%, PT Supernova Flexible Packaging 28,70% dan sisanya publik.[1] Supernova merupakan sebuah perusahaan kemasan yang juga dimiliki oleh keluarga Halim,[1][18] sedangkan Jeffylene sebagai pengendali Indopoly saat ini dipegang kepemilikannya (99%) oleh Gilbert Investment Ltd.[1] Kurang jelas apakah Jeffylene (atau Gilbert) masih dimiliki oleh keluarga Halim atau tidak, walaupun saat ini keluarga tersebut masih mendominasi kepemimpinan perusahaan.[1] Ada yang menganggap juga, bahwa sebenarnya Indopoly masih dipegang oleh Salim Group,[19][20] apalagi mengingat salah satu konsumen terbesar (20,73% akan penjualannya di tahun 2019) adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.[21]
Rujukan
sunting- ^ a b c d e f g h i j k l m n o Lap Tahunan IPOL 2021
- ^ Profile
- ^ Informasi. Yayasan Management Informasi. 1995.
- ^ a b "Cover1". web.archive.org. 2001-02-08. Diakses tanggal 2023-09-06.
- ^ The China Business Handbook (dalam bahasa Inggris). China Economic Review. 2003.
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis. Obor Sarana Utama. 1996.
- ^ "Product". web.archive.org. 2001-02-05. Diakses tanggal 2023-09-06.
- ^ Kapital. Bajomas Nusapermata. 2002.
- ^ Dunia EKUIN dan PERBANKAN. Centre for Strategic and International Studies. 2002.
- ^ The Rhythm of Strategy: A Corporate Biography of the Salim Group of Indonesia
- ^ Singapore Business (dalam bahasa Inggris). Times Periodicals Pte. Limited. 1995.
- ^ Into the Dragons' Lair: 6th Anniversary Report (dalam bahasa Inggris). BusinessWorld Publishing Corporation. 1993.
- ^ Pardos, Françoise (2004). Plastic Films: Situation and Outlook : a Rapra Market Report (dalam bahasa Inggris). iSmithers Rapra Publishing. ISBN 978-1-85957-480-5.
- ^ britama.com (2012-10-03). "Sejarah dan Profil Singkat IPOL (Indopoly Swakarsa Industry Tbk)". britama.com. Diakses tanggal 2023-09-06.
- ^ Okezone (2010-06-28). "Harga Penawaran Indopoly Swakarsa Rp210 Saham : Okezone Economy". https://economy.okezone.com/. Diakses tanggal 2023-09-06. Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan) - ^ Herdiyan (2013-10-10). "Indopoly Habiskan Dana IPO Rp464,02 Miliar". Bisnis.com. Diakses tanggal 2023-09-06.
- ^ BeritaSatu.com. "Indopoly Pilih Investasi Produk "High End"". beritasatu.com. Diakses tanggal 2023-09-06.
- ^ "Kemasan Fleksibel Berkualitas Bikin Produk Makin Dilirik Konsumen". SINDOnews Lifestyle. Diakses tanggal 2023-09-06.
- ^ Fernando, Aldo. "Saham Grup Salim 'Ngamuk' di Sesi I, Rupanya Ini Pemicunya". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2023-09-06.
- ^ "Grup Salim Lepas 20% Saham Indopoly Juni 2010". detikfinance. Diakses tanggal 2023-09-06.
- ^ Alfi, Azizah Nur (2019-05-15). "2019, Indopoly Swakarsa Industry (IPOL) Incar Laba US$5 Juta". Bisnis.com. Diakses tanggal 2023-09-06.