Ipu Mea, Karusen Janang, Barito Timur
IPU MEA (disingkat: IPM) merupakan sebuah desa yang berada di salah satu Kecamatan Karusen Janang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Untuk menuju ke desa ini dengan jalan darat menempuh jarak 270 km dari kota Palangka Raya dan apabila dari Kota Banjarmasin menempuh jarak 240 - 260 km.
Ipu Mea (IPM) | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Tengah |
Kabupaten | Barito Timur |
Kecamatan | Karusen Janang |
Kode pos | 73616 |
Kode Kemendagri | 62.13.10.2003 |
Luas | 27 km² |
Jumlah penduduk | 522 orang jiwa |
Kepadatan | 19,3 jiwa/km² |
Jumlah RT | 4 |
Jumlah RW | 1 |
Desa Ipu Mea memiliki luas wilayah total hanya 27 km², yang terdiri dari 4 RT dan 1 RW. Desa Ipu Mea memiliki penduduk berjumlah 522 orang jiwa (2022) dengan kepadatan wilayah 19,3 jiwa per km² (menurut data BPS Barito Timur tahun 2022[1]).
Pada dasarnya desa ini juga menggunakan bahasa Dayak Biaju (Ngaju) sebagai bahasa kesehariannya, hal ini dikarenakan Datu Mariang Janggut berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan. Selain itu masyarakat juga fasih berbahasa Dayak Maanyan di karenakan telah terjadi Akulturasi baik melalui berdagang hingga menikah dengan penduduk sekitar desa yang mayoritas penduduknya orang Maanyan.
Sejarah
suntingMenurut Kisah
suntingDatu Mariang Janggut atau Datu Janggut Merah ini awalnya hendak pergi “Mengayau” atau mencari kepala di daerah Barito Timur ini sebagai syarat acara Tiwah. Entah kenapa ketika sampai di daerah ini ia malah jatuh hati dengan seorang wanita Dayak Maanyan bernama Barugus. Singkat cerita mereka kemudian membina kehidupan berumah tangga. Awalnya mereka tinggal di daerah antara Balawa dan Dayu, namun dikarenakan tanahnya yang kering sehingga mereka berdua pun memulai perjalanan kembali dengan meminta petunjuk melalui perantara seekor ayam, pertama kalinya mereka menyusuri sungai Bangkuang, kemudian ayam itu berkokok ke arah hulu, kemudian mereka pergi ke arah sungai Paku, sesampainya di sungai Paku ayam itu berkokok lagi menunjuk arah Ipu Mea ini, di situlah mereka kemudian tinggal[2]. Aslinya nama kampung Ipu Mea adalah TUDEKAT.
Suatu ketika, ipar Mariang Janggut bernama KAUT datang dari daerah Kahayan berkunjung ke daerah ini. Kaut ini salah satu orang yang sangat berilmu juga, beliau memiliki senjata berupa tiga buah anak sumpit yang beracun. Jadi apabila, dia menyumpitkan anak sumpitnya melewati bumbungan rumah, maka siapa pun yang ada di dalam rumah itu akan mati seketika. Setelah sekian lama, Kaut ini kembali pulang ke Kahayan di daerah Mungku Baru dan meninggalkan tiga pusaka anak sumpit tadi di desa ini. Namun banyak orang yang tidak tahan dengan pusaka tersebut, sebab banyak yang muntah darah. Lalu dilakukanlah prosesi belian, ternyata pusaka ini meminta makanan berupa darah manusia. Oleh karena itu diputuskan untuk menguburkan tiga anak sumpit ini di suatu daerah – dan dahulu sekitar 10 depa persegi tempat ini tidak bisa tumbuh rumput karena pengaruh racunnya, dan dahulu barang siapa berani melangkahi tempat ini akan langsung muntah darah. Namun setelah sekian ratus tahun tampaknya pengaruhnya sudah tidak ada lagi. Dan uniknya damek ini jika ditembaki ia akan kembali secara ghaib. Oleh karena itulah daerah ini dikenal dengan nama IPU MEA. IPU dalam bahasa Kahayan berarti beracun dan MEA dalam bahasa Maanyan artinya Merah, jadi artinya Ipu Mea adalah Racun Merah[3][4].
Infrastruktur, Layanan & Wisata
suntingKesehatan
sunting- POSYANDU
- POLINDES / POSKESDES
Pendidikan
sunting- TK "Mekar" Ipu Mea
- PAUD "Harapan Bersama" Ipu Mea
- SD Negeri Ipu Mea
- Perpustakaan Desa Ipu Mea
Ibadah
sunting- Gereja Kalimantan Evangelist (GKE PETRA)
- Gereja Pantekosta (GPdI)
- Gereja Bethel Indonesia (GBI Hossana)
- Gereja Kristen Indonesia (GKI Murid Kristus)
- Gereja Pekabaran Injil (GPI Jalan Suci)
- Masjid Daarul Islah PT. SGM (Div III)
- Masjid PT. EBP (Pinang Coal)
Pusat Perbelanjaan
sunting- Pasar Minggu Baru Desa (buka pada hari minggu pagi jam 6)
- Warung, Kios, Toko Penduduk Sekitar
Wisata
suntingDesa Ipu Mea terdapat satu tempat yang bagus di jadikan napak tilas sejarah kebudayaan dayak, yaitu Balai Mariang Janggut, tempat ini bersebelahan dengan Polindes dan Kantor Desa Ipu Mea. Acara Miwid atau memberi makan biasanya diadakan pada tanggal 4 - 20 Agustus setiap tahun. Untuk masuk ke tempat ini tidak di pungut biaya apapun, namun perlu diingat bahwa bila ada acara Miwid tahunan bahwa untuk biaya parkir dikenakan tarif.
Referensi
sunting- ^ BPSBartim, Badan Pusat Statistik Barito Timur. "Badan Pusat Statistik Barito Timur" (PDF). Badan Pusat Statistik Barito Timur. Diakses tanggal 2023-02-03.
- ^ AAA, AAA (2016-06-19). "Ipu Mea & Sejarah Datu Jangut Mariang". Sangkai City Blog. Diakses tanggal 2023-12-05.
- ^ AAA, AAA (2016-06-23). "Sejarah Ipu Mea & Makam Mariang Janggut". Sangkai City Blog. Diakses tanggal 2023-12-05.
- ^ Habibullah, Habibullah (7 September 2018). "Ini Sejarah Makam Mariang Janggut di Ipu Mea Bartim". Antaranews Kalteng. AntaraNews Kalimantan Tengah. Diakses tanggal 26 April 2023.
Peringatan: Kunci pengurutan baku "Desa Ipu Mea" mengabaikan kunci pengurutan baku "Ipu_Mea" sebelumnya.