Jalur kereta api Samarang–Tangoeng (NIS)

jalur kereta api di Indonesia

Jalur kereta api Samarang–Tanggung adalah jalur kereta api pertama di Indonesia dengan panjang kurang lebih 25 km, menghubungkan Stasiun Samarang NIS dan Stasiun Tanggung. Jalur kereta api ini berada di Daerah Operasi IV Semarang. Jalur kereta api ini masih aktif, dengan pengecualian Stasiun Samarang yang ditutup pada tahun 1914.

Jalur kereta api Samarang–Tangoeng
Kereta NISM melaju menuju Stasiun Tangoeng
Ikhtisar
JenisJalur kereta api lintas utama
SistemJalur kereta api rel berat
StatusSebagian masih beroperasi
TerminusSamarang hingga tahun 1914.
Tanggung masih beroperasi
Stasiun4
Operasi
Dibangun olehNederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij
Dibuka10 Agustus 1867
Ditutup1914 (hanya Stasiun Samarang NIS)
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero) Wilayah aset IV Semarang
OperatorPT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Semarang (operator segmen Allas-Toewa–Tangoeng) serta Wilayah Aset IV Semarang (hanya emplasemen Stasiun Samarang)
Data teknis
Panjang rel25 km
Lebar sepur1.435 mm (4 ft 8+12 in) (1867-Juni 1942)
1.067 mm (3 ft 6 in) (per Juni 1942[1])

Sejarah sunting

Pada bulan Agustus 1861, diajukan konsesi pembangunan jalur kereta api pertama di Jawa, yaitu rute Samarang hingga Vorstenlanden (Solo dan Djokdjakarta) dan pada tanggal 28 Agustus 1862 disahkan oleh Gubernur Jenderal yang berkuasa saat itu, Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) kemudian dibentuk untuk menyelenggarakan proyek lintas tersebut. Pada tanggal 27 Agustus 1863, perusahaan ini disahkan menurut akta notaris Amya Esser di Amsterdam, dan segera melaksanakan proyek pembangunan lintas Samarang hingga Vorstenlanden.[2]

Jalur ini mulai dibangun pada hari Jumat pada tanggal 17 Juni 1864 di Kemidjen (km 0). Di km ini Stasiun Samarang dibangun. Pembangunan dilanjut hingga ke Tangoeng hingga akhirnya dibuka untuk umum pada tanggal 10 Agustus 1867.[3]

Jalur terhubung sunting

Lintas aktif sunting

Tegal–Brumbung

Lintas nonaktif sunting

Stasiun Samarang pada masa berjayanya (1867–1914) merupakan stasiun barang kelas besar yang memiliki percabangan sebagai berikut:

Samarang–Oostzijde Havenkanaal sunting

Diresmikan pada 20 Juli 1868 dengan panjang 2 kilometer merupakan jalur percabangan khusus untuk angkutan barang menuju pelabuhan sisi timur kota Semarang.

Samarang–Westzijde Havenkanaal sunting

Diresmikan pada 16 September 1913 dengan panjang 3 kilometer merupakan jalur percabangan khusus untuk angkutan barang menuju pelabuhan sisi barat kota Semarang.

Samarang–Prauwenhaven sunting

Diresmikan pada 1 Januari 1924 dengan panjang 2 kilometer merupakan jalur percabangan khusus untuk angkutan barang menuju pelabuhan ? yang dimana barang akan dioper pengirimannya menggunakan Perahu (prau).

Samarang–Semarang Tawang sunting

Setelah proses pembangunan Stasiun Semarang Tawang selesai, dibangunlah jalur percabangan dengan panjang 1 km yang diresmikan pada tanggal 25 Mei 1914 guna menghubungkan Samarang dengan Semarang Tawang.

Jurnatan–Samarang sunting

Jalur cabang Jurnatan–Samarang adalah jalur yang dibangun untuk menghubungkan Stasiun Jurnatan milik SJS dengan Stasiun Samarang.

Daftar stasiun sunting

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas NIS 1 SamarangGoendihSolo BalapanDjokdjakarta
Segmen Samarang–Tangoeng
Diresmikan pada tanggal 10 Agustus 1867
oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij
Termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang
- Samarang '' - Kampung Spoorland, Kemijen, Semarang Timur, Semarang km 0+000 Tidak beroperasi  
2602 Allas-Toewa ATA Tlogomulyo, Pedurungan, Semarang km 7+113 +6 m Beroperasi  
2604 Broemboeng BBG Kembangarum, Mranggen, Demak km 13+093 +16 m Beroperasi  
2632 Tangoeng TGG Tanggungharjo, Tanggungharjo, Grobogan km 24+695 +20 m Beroperasi  

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis tebal miring merupakan stasiun kelas besar atau kelas I yang nonaktif.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi: [4][5][6][7][8]


Kelanjutan sunting

Referensi sunting

  1. ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia Jilid 1 (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. hlm. 144. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  2. ^ Banck, J.E. (1869). Geschiedenis van het Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij. M.J. Fisser. 
  3. ^ Schetskaart van de spoorweg Samarang-Vorstenlanden door de Raad van Beheer der Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij aan de Heeren leden van de Staten-Generaal aangeboden. 1869. 
  4. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  5. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  6. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  7. ^ Perusahaan Jawatan Kereta Api. Stasiun KA, Singkatan dan Jarak. 
  8. ^ Wieringa, A. (1916). Beknopt Aadrijkskundig Woordenboek van Nederlandsch-Indie. 's Gravenhage.