Javanais
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2022. |
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Javanais (pengucapan bahasa Prancis: [ʒavanɛ]) adalah sejenis argot atau bahasa gaul yang sempat populer di Prancis pada abad ke-19. Dalam Javanais, sisipan -av- ditambahkan pada setiap konsonan yang diikuti huruf vokal. Hal ini bertujuan untuk membuat kata-kata menjadi sulit dipahami. Sederhananya, Javanais memiliki kaidah KV → KavV 1. Ragam sisipan dalam Javanais ini bervariasi, tidak hanya -av-, sering juga -va-, serta bisa berupa sisipan bebas lainnya seperti ab, al, an, dll.[1][2]
Contoh-contoh paling umum:
- gros ([ɡʁo], "gendut") → gravos ([ɡʁavo])
- bonjour ([bɔ̃ʒuʁ], "halo") → bavonjavour ([bavɔ̃ʒavuʁ])
- pénible ([peniblə], "menganggu"), → pavénaviblave ([pavenaviblavə])
- Paris ([paʁi]) → Pavaravis ([pavaʁavi]).
Asal kata
suntingKata Javanais dalam bahasa Prancis berarti bahasa Jawa atau orang Jawa. Argot Javanais dinamai demikian konon karena ketika diucapkan terdengar mirip dengan bahasa Jawa. Begitu pula dengan dansa Java (mirip wals) yang dianggap terilhami dari langgam tarian Jawa. Akan tetapi pendapat tersebut tidaklah kuat. Javanais kemungkinan disebut begitu karena sesederhana memiliki sisipan -av- di dalamnya. Penafsiran berikutnya kemungkinan menghubung-hubungkan antara Javanais dan budaya Jawa.[3]
Sejarah
suntingJavanais pada mulanya muncul di sanggar dan sekolah kanak-kanak, kemudian jamak di kalangan perempuan muda, dan pada akhirnya populer sekitar tahun 1860 di Paris. Pada tahun 1920, penggunaan Javanais mengalami kemunduran; tetapi sebagaimana Loucherbem, Javanais tidak hilang di kalangan orang dewasa pada sekitaran 1950-an dan 1960-an.[3]
Pada tahun 1957, Boris Vian menulis sebuah lagu bertajuk La Java Javanaise. Liriknya berisi tata cara didaktis untuk mempelajari bahasa Javanais. Tiap bait dibuka dalam kata bahasa Prancis biasa, kemudian diikuti dengan ragam Javanaisnya yang sudah disisipi -av-. Sebagaimana judulnya, lagu ini adalah musik tarian Java, sebuah tarian yang berasal dari Paris. Potongan liriknya sebagai berikut:[4]
Sifflons
En chœur
Savifflavons
Zayen choeveur
Sifflons en chœur
Cette java
Cavettave javavava
Pada tahun 1962, Serge Gainsbourg menulis dan menyanyikan sebuah lagu berjudul La Javanaise, berisikan permainan kata-kata tentang tarian Java dan cara bicara bahasa Javanais. Lagu ini tidak banyak berisikan kata-kata yang sudah disisipi sisipan -av-, melainkan kata Prancis asli yang memang memiliki suku kata av sehingga memiliki kemiripan dengan cara berbicara Javanais.
Dunkel, keluarga yang cukup masyhur, terus-menerus menggunakan bahasa Javanais lintas generasi untuk menyamarkan informasi di depan umum sebagai sandi sehingga luput dari perhatian generasi muda.
Catatan
sunting1 K = Konsonan; V = Vokal
Lihat Juga
suntingPranala luar
sunting- Mesin pengodean Javanais di https://www.dcode.fr/argot-javanais
Referensi
sunting- ^ Winterthorpe, Mortimer (2016-05-01). "Une danse tout en argot – La java javanaise". Le Net plus ultra de la chanson française (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2019-05-28.
- ^ "JAVANAIS : Définition de JAVANAIS". www.cnrtl.fr. Diakses tanggal 2019-05-28.
- ^ a b "largonji, loucherbem, redegue..." j.poitou.free.fr. Diakses tanggal 2019-05-28.
- ^ "Paroles Java Javanaise par Louis Massis - Paroles.net (lyrics)". www.paroles.net. Diakses tanggal 2019-05-28.