Jayabhupati
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Januari 2023. |
Sri Jayabhupati atau lengkapnya Prabu Detya Maharaja Sri Jayabhupati, dalam Prasasti Sanghyang Tapak gelar abhisekanya Maharaja Sri Jayabhupati Jayamanahen Wisnumurti Samarawijaya Sakalabuwanamandaleswaranindita Haro Gowardhana Wikramottunggadewa merupakan raja kerajaan sunda ke-20, yang berkuasa dari tahun 1030-1042 M. Ia naik tahta menggantikan ayahnya Prabu sanghiyang Ageng (mp. 1019-1030 M).
Dalam Carita Parahiyangan Sri Jayabhupati sebut “Prabu Datia Maharaja” yang berkuasa di tanah sunda selama 12 tahun, dan di Galuh selama 7 tahun.
Ayahnya Prabu sanghiyang Ageng (mp. 1019-1030 M), dan ibunya merupakan putri asal Sriwijaya, yang masih kerabat Raja Wura Wuri.
Ayahnya, Prabu sangiang Ageung menikahkan Sri Jayabhupati dengan putri raja terakhir Dinasti Sanjaya, Raja Dharmawangsa Teguh.
Setelah ia meninggal, tahta jatuh ke anaknya yang bernama Prabu Dharmaraja (1042-1065 M), atau dalam Naskah Carita Parahiyangan disebut “ Nu Hilang di Winduraja”, yang menjadi raja sunda selama 23 tahun.[1]
Referensi
sunting- ^ Sundasiabah.blogspot.com (Selasa, 16 Agustus 2016). "SUNDA SIABAH BLOG'S: SRI JAYABUPATI, RAJA KERAJAAN SUNDA KE-20". SUNDA SIABAH BLOG'S. Diakses tanggal 2021-12-21.