Bhikkhu Jayamedho Thera adalah seorang bhikkhu keturunan Madura.[1] Sebelum memasuki kebhikkhuan, beliau selalu mendedikasikan hidupnya untuk berbagai organisasi dan aktivitas sosial Buddhis. Beliau adalah pendiri organisasi Buddhis seperti Magabudhi, Dhammadipa Arama Center, dan Walubi.[2]

Jayamedho Thera
upright=https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Jayamedho_Thera.png
Lahir(1941-04-01)1 April 1941
Indonesia Kota Surabaya, Indonesia
PekerjaanBhikkhu, agamawan

Bhikkhu Jayamedho Thera berpartisipasi pada berbagai konferensi Buddhis dan lintas-agama internasional di Myanmar, Sri Lanka, Thailand, New York, Seoul, India, dan Indonesia. Beliau menerima pentahbisannya sebagai Bhikkhu pada bulan Maret 2011[2] di bawah naungan Sangha Theravada Indonesia.[3]

Biografi

sunting

Bhikkhu Jayamedho terlahir dengan nama Herman S. Endro. Ia dilahirkan di Surabaya pada tahun 1941. Ia mengambil pendidikan sarjana hukum di Bandung dan aktif dalam organisasi pemuda Buddhis selama itu.[2] Ia lulus S1 Fakultas Hukum, Universitas Padjajaran pada tahun 1967.[4]

Pengalaman kerja

sunting

Pengalaman kerja profesional Herman S. Endro, SH. diakui oleh berbagai perusahaan, seperti British American Tobacco, Unilever, Indofood, dan sebagainya. Ia juga menerima pengakuan untuk pengalaman bekerjanya yang lebih dari 15 tahun oleh asosiasi pebisnis Indonesia.[2] Berikut ini adalah daftar pengalaman kerja Herman S. Endro, SH.:[3]

  1. Konsultan Manajemen “Herman Endro & Associates”
  2. Director British American Tobacco (BAT)
  3. Director Rothmans of Pall Mall Indonesia (RPMI)
  4. Kepala Divisi Corp HRD Indofood Sukses Makmur (ISM)
  5. Manager Unilever Indonesia (ULI)
  6. Staff American Express International Banking Corp. (Amexbank)

Pengalaman organisasi

sunting

Berikut ini adalah daftar pengalaman organisasi Herman S. Endro, SH.:[3]

  1. Pendiri & Ketua Umum Gerakan Pemuda Buddhis Indonesia (GPBI), 1964-1967
  2. Anggota Pengurus Perhimpunan Buddhis Indonesia (Perbudi)
  3. Anggota Pengurus pertama & Ketua Umum Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi)
  4. Anggota Pendiri Yayasan Dhammadipa Arama, Batu, Malang.
  5. Anggota Pengurus pertama Yayasan Jakarta Dhammacakka Jaya, Jakarta
  6. Pendiri & anggota DPP Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi)
  7. Anggota Pengurus Indonesian Conference on Religion & Peace (ICRP)
  8. Pendiri & Pengurus Center of Asian Studies (CENAS)
  9. Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) 10. Yayasan Pendidikan dan Pembinaan (PPM)

Konferensi tingkat internasional yang pernah diikuti:[3]

  1. Buddhist Scholars and Leaders Conference, Colombo, 1973
  2. World Fellowship of Buddhists, Bangkok dan Korea
  3. World Summit of Religious Leaders, New York
  4. Dharma Smri Conference, Varanasi India
  5. The Abrahamic Religion World Conference, Jakarta
  6. Buddhist-Moslem Dialogue, Bangkok
  7. Buddhist Ethics and Economic Forum, Bangkok
  8. Revitalization of Islam, Jakarta

Penghargaan

sunting

Pada tahun 1985, Raja Thailand memberikan pernghargaan kepada Bhikkhu Jayamedho karena telah aktif menyebarkan Theravada dan membangun Vihara Dhamma Cakka Jaya di Jakarta. Ia juga menerima berbagai penghargaan dari organisasi-oraganisasi pendidikan Buddhis yang lain.[2] Berikut adalah daftar penghargaan yang pernah diterima:[3]

  1. Penghargaan Medalion dari Raja Thailand Bhumibol Adulyadej di Bangkok, 16 April 1985
  2. Penghargaan Plakat oleh Panglima Angkatan Darat Thailand Jendral Kam Lang Ek, 24 Agustus 1985
  3. Penghargaan Gelar Dharma Pandita Dhammalankara dari Sangha Theravada Indonesia, 2 April 1995
  4. Penghargaan Masa Bakti 20 tahun Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia, 2006
  5. Penghargaan Masa Bakti 15 tahun kerja dari PT Unilever Indonesia, 1 Juli 1985
  6. Penghargaan Masa Bakti 5 tahun kerja dari PT Indofood Sukses Makmur, November 1994
  7. Penghargaan dari Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XII, Keraton Surakarta Hadiningrat berupa gelar bangsawan tinggi Kanjeng Raden Haryo Endrokusumo, 21 Oktober 2000

Kehidupan religius

sunting

Penahbisan

sunting

Herman S. Endro menerima penahbisan sebagai Samanera (PABBAJJÃ) di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya pada Tanggal 16 Maret 2011. Penahbisnya (Upajjhãya) adalah Y.M. Sukhemo Mahathera. Selanjutnya, ia langsung menerima penahbisan sebagai Bhikkhu (UPASAMPADÃ) dengan nama penahbisan Jayamedho dan penahbis (Upajjhãya) yang sama, yaitu Y.M. Sukhemo Mahathera.[5]

Pelayanan

sunting

Dalam sesi bedah buku Memoar Bhikkhu Jayamedho, seorang pembicara bernama Jo Priastana dari Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur, menyatakan bahwa sosok Herman S. Endro merupakan salah satu sosok penting dalam perjalanan sejarah umat Buddha di Indonesia, terutama sejak terjadinya peristiwa Buddha Jayanti pada tahun 1950-an. Pada fase ini, beberapa figur Buddhis tampil dalam polemik pendefinisian Tuhan dalam Buddhisme. Herman S. Endro terlibat secara mendalam hingga akhirnya negara mengakui Buddhisme sebagai agama.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Asudarmanto. 28 Desember 2011. Bedah Buku Memoar Bhikkhu Jayamedho Diarsipkan 2013-02-15 di Wayback Machine..
  2. ^ a b c d e Buddhist Fellowship Indonesia. Bhikkhu Jayamedho[pranala nonaktif permanen].
  3. ^ a b c d e Buddhist Festival. 30 Juni 2013. Buddhist Festival 21-30 Juni 2013, Path Of Awakening, YM Bhikkhu Jayamedho (Indonesia) Diarsipkan 2016-03-13 di Wayback Machine..
  4. ^ Buletin Cahaya Dharma. Edisi IX/IX/2013, "Dharma is My Life Style bersama YM. Bhikkhu Jayamedho.
  5. ^ Samaggi-phala. 26 Maret 2011. Bhikkhu Jayamedho. Ia kini berdomisili di Vihâra Jakarta Dhammacakka Jaya.

Pranala luar

sunting