John Hardjoprajitno
John Hardjoprajitno (lahir sekitar 1952) adalah mantan tokoh militer dan politikus Suriname. Ia didakwa atas keterlibatan dalam Pembunuhan Desember pada tanggal 8 Desember 1982.
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 1952 (71/72 tahun) |
Kegiatan | |
Pekerjaan | politikus, menteri, personel militer |
Biografi
suntingJohn Hardjoprajitno adalah salah satu sersan dari "Kelompok 16" yang pada tanggal 25 Februari 1980 melancarkan kudeta di bawah pimpinan Desi Bouterse, dikenal sebagai Kudeta Sersan. Setelah kudeta itu, dibentuklah Dewan Militer Nasional yang menjatuhkan pemerintahan Henck Arron. Pada pertengahan bulan Maret, dibentuk pemerintahan baru di bawah Henk Chin A Sen dengan 2 anggota Dewan Militer Nasional meninggalkan dewan dan masuk kabinet: Laurens Eduard Neede menjadi menteri muda kepolisian dan Michel van Rey menjadi menteri kepolisian. Untuk melengkapi dewan tersebut, Hardjoprajitno diangkat sebagai anggotanya. Kemudian, Hardjoprajitno menjadi menteri budaya, pemuda, dan olahraga dan ikut bagian dalam kelompok komando Tentara Nasional.
Pembunuhan Desember
suntingSemasa Pembunuhan Desember pada tanggal 8 Desember 1982, ia mengaku tidak ada di Fort Zeelandia, tempat pembantaian terjadi. Ia berada di Barak Memre Boekoe untuk mengikuti pelatihan, tetapi tidak ada apa-apa. Ia berseru karena mendengar tembakan dari Fort Zeelandia pada saat mulai latihan. Namun, ada saksi tak dikenal yang mengaku bahwa ia memang ada di benteng itu pada saat pembunuhan terjadi.
Setelah Pembunuhan Desember
suntingBerkaitan dengan Pembunuhan Desember, berkembang kontroversi di dalam kelompok kuasa militer. Sehari setelah pembantaian tersebut, bersama "Kelompok 16", Hardjoprajitno mengajukan pertanyaan kritis. Sebulan kemudian, Hardjoprajitno ditangkap atas dakwaan bahwa ia bersama Roy Dennis Horb mempersiapkan kudeta. Hardjoprajitno dijatuhi hukuman penjara 16 bulan. Horb yang juga dijatuhi hukuman penjara ditemukan meninggal di selnya. Laporan resmi menyebutkan bahwa Horb bunuh diri menggunakan tali gantungan.
Setelah dibebaskan, Hardjoprajitno meninggalkan militer dan memimpin Officiers Sociëteit serta memimpin Stichting Machinale Landbouw, perusahaan negara produsen nasi di Wageningen. Pada tahun 1996, ia pergi secara diam-diam ke Belanda, lalu mendapatkan kewarganegaraan Belanda dan menjadi pegawai di sana.
Pada tahun-tahun berikutnya, dibuka penyelidikan atas kasus itu. Pada tahun 2002, sebuah komisi penyelidikan bertolak ke Belanda untuk mendengarkan pernyataan, termasuk dari Hardjoprajitno. Dengan hal itu, ia menyatakan bahwa ia tidak hadir dalam pembunuhan itu. Ia juga menyatakan bahwa ia kehilangan kontak dengan kelompok yang awalnya memberontak itu.[1]
Hardjoprajitno adalah salah satunya tokoh kuasa militer yang secara terbuka meragukan Pembunuhan Desember. Antara lain ia mengatakan: "Pembunuhan Desember tidak mungkin pernah terjadi".[2] Ia juga senang akan peradilan, dan mengatakan: "Mereka yang selamat berhak mengetahui kebenaran dan hanya di pengadilan kebenaran akan muncul". Di samping itu ia juga berkata bahwa ia senang bila terbukti tak bersalah. Ia keberatan dengan pengadilan militer karena adanya kesaksian anonim yang dari itu pernyataan bahwa dirinya terdakwa itu cacat. Keberatan ini ditolak.[3]
Rujukan
sunting- ^ Surinaamse couppleger in Nederland ondervraagd De Volkskrant, 11 September 2002
- ^ Suriname's zwarte bladzij De Volkskrant, 8 Desember 2000
- ^ Getuigenverklaringen 8-Decemberproces deugdelijk[pranala nonaktif permanen] Times of Suriname, 23 November 2007
- Profil John Hardjoprajitno Diarsipkan 2008-04-27 di Wayback Machine. di situs Radio Nederland Wereldomroep
- Profil John Hardjoprajitno[pranala nonaktif permanen] di Multiculturele televisie Nederland
- Ex-minister Hardjoprajitno over 9-Decembermoorden: 'Ze willen Bouterse maar ze zijn bang'[pranala nonaktif permanen] Wawancara dengan Hardjoprajitno dalam Times of Suriname, 15 November 2007