Kemboja

genus tumbuh-tumbuhan
(Dialihkan dari Kamboja (tumbuhan))

Kemboja[1], kamboja, atau semboja[2] adalah sekelompok tumbuhan dalam genus Plumeria. Bentuknya berupa pohon kecil dengan daun jarang namun tebal. Bunganya yang harumnya sangat khas, dengan mahkota berwarna putih hingga merah keunguan, biasanya lima helai. Bunga dengan empat atau enam helai mahkota bunga oleh masyarakat tertentu dianggap memiliki kekuatan gaib. Jenis akarnya serabut dan tekstur bunganya tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus.

Kemboja
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Asterid
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Subfamili: Rauvolfioideae
Tribus: Plumerieae
Subtribus: Plumeriinae
Genus: Plumeria
Tourn. ex L.
Spesies

7-8 spesies:

Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah. Nama Plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier (1646-1706), pakar botani asal Prancis. Walaupun berasal dari tempat yang jauh, kemboja sekarang merupakan pohon yang sangat populer di Pulau Bali karena ditanam di hampir setiap pura serta sudut kampung, dan memiliki fungsi penting dalam kebudayaan setempat. Di beberapa tempat di Nusantara, termasuk Malaya, kemboja ditanam di pekuburan sebagai tumbuhan peneduh dan penanda tempat. Kemboja dapat diperbanyak dengan mudah, melalui stek batang.

Plumeria saat ini populer digunakan sebagai tanaman hias luar ruangan. Awalnya tanaman ini hanya digunakan sebagai tanaman kuburan.

Jenis-Jenis

sunting

Bunga kamboja tidak hanya terdiri dari satu jenis saja melainkan bermacam-macam, di antaranya Plumeria Bali-Whirl. Bunga kamboja ini memiliki mahkota yang bertumpuk, sedang cara memperbanyak serta melestarikannya adalah dengan penyetekkan.[3] Ada juga Plumeria acuminata, bentuk mahkotanya membulat serta bagian ujungnya menggulung.[3] Yang ketiga yakni Plumeria acutifolia, bau bunganya harum dan berkhasiat untuk obat kencing nanah, bengkak serta bisul.[3] Bunga kamboja jenis ini sering digunakan untuk upacara keagamaan oleh orang Bali.[3]

Selanjutnya adalah Plumeria Cendana, meskipun berbau harum tetapi getahnya mengandung racun yang dapat menimbulkan rasa gatal.[3] Plumeria Kok Putih, bunga kamboja ini sekalipun sudah mekar tetap terlihat agak kuncup.[3] Ada juga Adenium obesum, biasanya orang-orang menyebutnya dengan bunga kamboja Jepang.[4] Bunga ini bukan berasal dari negeri sakura melainkan dari Benua Afrika, tepatnya Tanzania, Kenya, dan Uganda.[4] Tanaman ini juga terkenal dengan sebutan the rose of desert (mawar padang pasir), hal ini disebabkan karena dia mampu bertahan hidup meskipun tumbuh di padang pasir.[4]

Kegunaaan

sunting

Bunga kamboja mempunyai sejumlah senyawa yang berkhasiat sebagai obat, yakni triterprenoid amirin, lupeol, dan fulvoplumierin.[5] Zat-zat tersebut bersifat antipiretik (menurunkan demam), antiinflamatif (mengatasi radang), dan analgesik (meredakan rasa sakit).[5] Karena kandungan-kandungan inilah, bunga kamboja berguna untuk mengurangi nyeri haid dan mencegah pingsan akibat udara panas atau terkena sinar matahari (heat stroke).[5]

Selain itu, bunga kamboja juga banyak mempunyai khasiat yang lain, yakni sebagai obat luar maupun dalam. Sebagai obat luar, getah kamboja dapat digunakan untuk, misalnya, mengobati gigi berlubang. Caranya adalah dengan melumaskan getah kamboja pada kapas yang kemudian digunakan untuk menutupi gigi yang berlubang. Namun hal ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar getah kamboja tersebut jangan sampai mengenai gigi yang sehat. Sebagai obat dalam, bunga kamboja dapat digunakan untuk mengobati orang yang terkena penyakit disentri. Caranya adalah dengan memasukkan 12-24 gram bunga kamboja kering ke dalam wadah berisi air 400cc, lalu merebusnya dan menyisakan airnya sampai 200 cc.[6]

Makanan

sunting

Bunga kamboja juga dapat digunakan untuk membuat berbagai macam makanan ringan, misalnya, untuk membuat tempura bunga.[5] Caranya mudah, yaitu hanya dengan melumuri bunga kamboja segar dengan adonan bumbu berupa bawang putih, merica, garam dicampur dengan tepung terigu serta baking powder dan menggorengnya hingga garing seperti kerupuk. Hal ini merupakan kreasi lain dalam penggunaan bunga kamboja yang selama ini hanya dikenal sebagi bunga penghias kebun.[5]

Galeri

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ (Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia "Arti kata kemboja pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal 2019-12-13. 
  2. ^ (Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia "Arti kata semboja pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal 2019-12-13. 
  3. ^ a b c d e f Ratnasari, Juwita (2007).Galeri Tanaman Bunga Hias.Depok:PT Penebar Swadaya. Hal 175 Cet. 2
  4. ^ a b c Indriani, Yovita Hety (2006).Membuat Tanaman Hias Tampil Unik.Depok:PT Penebar Swadaya. Hal 31 Cet. VIII
  5. ^ a b c d e Apriadji, Wied Harry (2008).Resep sehat Alami Wied Harry di TV.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 72
  6. ^ Prof. Hembing (2000).Ensiklopedia Millenium:Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia.Jakarta:Prestasi Insan Indonesia. Hal 78-79

Pranala luar

sunting