Kasai Selatan (Prancis: Sud-Kasaï) adalah negara yang tidak diakui yang memisahkan diri dari Republik Demokratik Kongo pada masa Krisis Kongo dan berupaya memperoleh otonomi yang lebih besar. Namun, tidak seperti Katanga, Kasai Selatan tidak secara gamblang menyatakan kemerdekaan penuh dari Kongo.

Kasai Selatan

Sud-Kasaï
1960–1962
Bendera Kasai Selatan
Bendera
{{{coat_alt}}}
Lambang
Peta Kongo pada tahun 1961, Kasai Selatan ditandai dengan warna merah
Peta Kongo pada tahun 1961, Kasai Selatan ditandai dengan warna merah
Peta
StatusNegara yang tidak diakui
Ibu kotaBakwanga
PemerintahanDe Jure:
Negara federasi otonom di Republik Kongo

De Facto:

Negara semi-presidensial independen, kemudian menjadi etnokrasi yang seperti monarki
Mulopwea 
Era SejarahKrisis Kongo
• Kemerdekaan Kongo
30 Juni 1960
• Pemisahan diri secara sepihak
9 Agustus 1960
• Proklamasi monarki
12 April 1961
• Penangkapan Kalonji
30 Desember 1961
• Kudeta
September 1962
• Pembubaran
5 Oktober 1962
Luas
Perk. 1961;30.000 km2 (12.000 sq mi)
Populasi
• Perk. 1961;
1000000
Mata uangFranc Kongo
Didahului oleh
Digantikan oleh
Republik Kongo (Léopoldville)
Republik Kongo (Léopoldville)
Sekarang bagian dari Republik Demokratik Kongo
  1. Sebelumnya Presiden hingga Juli 1961.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Pemimpin Kasai Selatan adalah Albert Kalonji yang merupakan perwakilan faksi gerakan nasionalis Mouvement National Congolais-Kalonji (atau MNC-K) sebelum pross dekolonisasi. Ia memanfaatkan ketegangan di antara kelompok etnisnya sendiri (Baluba) dengan Bena Lulua sebagai dalih untuk mendirikan negara suku Luba di tempat tinggal tradisional suku tersebut di bagian tenggara region Kasai. Setelah merebaknya kekerasan sektarian di seluruh Kongo, negara ini memisahkan diri dari Kongo pada tanggal 9 Agustus 1960 dan menyerukan kepada semua orang Baluba yang tinggal di wilayah Kongo lainnya untuk pulang ke "tanah air". Pemerintah Kasai Selatan mengklaim sebagai wilayah otonom di Kongo dengan Kalonji sebagai presidennya. Kasai Selatan bahkan memiliki konstitusi dan perangkonya sendiri. Negara ini didukung oleh Belgia dan didanai dari ekspor berlian. Negara ini awalnya dapat menyelesaikan beberapa krisis (termasuk yang dipicu oleh emigrasi pengungsi Luba), tetapi kemudian menjadi rezim yang militeristik dan menindas.

Tidak lama setelah memisahkan diri, pemerintah pusat di Kongo memerintahkan serangan terhadap Kasai Selatan. Serangan ini diiringi oleh pembantaian orang Baluba yang memicu krisis pengungsi. Kasai Selatan lalu jatuh ke tangan Kongo. Kekerasan yang terjadi dimanfaatkan oleh Joseph Kasa-Vubu sebagai dalih untuk menjatuhkan Patrice Lumumba dari jabatan Perdana Menteri pada akhir tahun 1960 dan penangkapan dan pembunuhan Lumumba sesudahnya. Setelah itu, Kasai Selatan membina hubungan yang baik dengan pemerintahan Kongo yang baru. Pemimpin Kasai Selatan (termasuk Kalonji sendiri) menjabat di pemerintahan Kasai Selatan dan parlemen Kongo. Kasai Selatan tetap menjadi wilayah semi-independen dan pasukan Kongo dan PBB dapat melintasi Kasai Selatan tanpa bentrok dengan gendarmerie Kasai Selatan. Pada April 1961, Kalonji mengklaim gelar Mulopwe ("Raja Baluba") untuk menghubungkan negara baru ini dengan Kerajaan Luba. Tindakan ini memecah otoritas di Kasai Selatan dan Kalonji ditolak oleh sebagian besar anggota perwakilan Kasai Selatan di Léopoldville. Pada Desember 1961, Kalonji ditangkap di Léopoldville dan dipenjara. Pasukan PBB dan Kongo kemundian menduduki Kasai Selatan. Pada September 1962, setelah lolos dari penjara dan kembali ke Kasai Selatan, Kalonji dikudeta. Ia lalu lari ke pengasingan dan pemerintahan Kasai Selatan pun bubar.

Tanggal pembubaran Kasai Selatan biasanya ditetapkan pada bulan Desember 1961 pada tanggal penangkapan Kalonji atau pada Oktober 1962 setelah dilancarkannya kudeta anti-Kalonji dan kedatangan terakhir pasukan pemerintah.

Daftar pustaka sunting