Kedungmoro, Kunir, Lumajang
Kedungmoro adalah desa di kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Desa ini berjarak sekitar 3 km dari pusat kecamatan Kunir dan 9,5 Km ke arah selatan dari ibu kota Kabupaten Lumajang.
Kedungmoro | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Lumajang | ||||
Kecamatan | Kunir | ||||
Kode pos | 67383 | ||||
Kode Kemendagri | 35.08.06.2008 | ||||
Luas | - | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Batas wilayah
suntingBatas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara | Desa Dorogowok dan Desa Kabuaran |
Timur | Desa Karanglo |
Selatan | Desa Sukosari, Desa Kunir Lor dan Kecamatan Tempeh |
Barat | Kecamatan Tempeh |
Pembagian wilayah
sunting- Dusun Kedungbiru
- Dusun Kedungsari
- Dusun Recobanteng
Sejarah
suntingDi Dusun Kedungsari, pada tahun 2013 telah ditemukan reruntuhan suatu bangunan kuno yang terbuat dari batu bata. Dari adanya relief-relief arca berbahan bata merah, di antaranya menggambarkan Dewi Durga, kuda, dan juga genta, diperkirakan reruntuhan struktur itu berasal dari sebuah candi, yang kini disebut Candi Kunir atau Candi Kedungsari.[1][2][3]
Temuan tersebut menunjukkan bahwa wilayah Kedungsari, dan Kedungmoro pada umumnya, memiliki sejarah yang panjang sebagai tempat ibadah dan mungkin juga permukiman di masa lalu. Dalam hal ini kemungkinan erat kaitannya dengan toponimi (nama lokasi) Kunir [dan] Basini yang disebut-sebut dalam Kitab Nagarakretagama pupuh 22:4 sebagai tempat yang dilalui oleh Raja Hayam Wuruk dalam perjalanannya di wilayah Lamajang (Lumajang).[4][5] Sejarawan Th.G.Th. Pigeaud menduga Kunir dalam kitab babad tersebut sebagai wilayah Kunir di Lumajang sekarang.[6]
Potensi
suntingKedungmoro adalah desa agraris, sekitar 90% penduduknya mempunyai pendapatan dari bidang pertanian, terutama padi dan jagung, serta hasil buah-buahan berupa jeruk dan pepaya jenis thailand. Perikanan yang banyak dilakukan berupa pembibitan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di Dusun Kedungsari RT 05 RW 02, yang produktivitasnya mencapai 40.000 ekor/bulan. Selama ini produksi sudah bisa mencapai pemasaran keluar Kabupaten Lumajang, contohnya ke Jember dan Probolinggo. Harga perekornya tergantung pada ukuran benih ikan yang berkisar antara Rp3-40 per ekor.
Catatan kaki
sunting- ^ LumajangSatu.com: "Inilah Sejumlah Temuan di Candi Kunir, Ada Dewi Durga dan Relief Kuda Kencak", artikel Minggu, 13 Okt 2013 00:00 WIB, diakses tgl. 22/xii/2024.
- ^ Tempo: "Tim Balai Pelestari Tinjau Lokasi Penemuan Candi Kunir" Diarsipkan 2013-11-09 di Wayback Machine., berita Selasa, 22 Oktober 2013 18:52 WIB
- ^ Visit Lumajang: "Mengenal 5 Candi Peninggalan Sejarah di Lumajang, Udah Pernah ke Sini?", artikel Syarifah Maulidya Rahmah pada Kamis, 11 Juli 2024, diakses tgl. 22/xii/2024.
- ^ Muljana, S. 2006. Tafsir Sejarah Nagara Kretagama LKiS Jogyakarta.
- ^ Robson, S.O. 1995. Deśawarṇana: (Nāgarakṛtāgama), hlm. 41. KITLV, Leiden.
- ^ Pigeaud, Th.G.Th. 1962. Java in the 14th Century: Commentaries and recapitulation, p. 72. M. Nijhoff.