Keharyapatihan Lituania

Keharyapatihan Lithuania adalah negara Eropa yang berdiri sejak abad ke-12 M[1] hingga tahun 1795 M.[2] Negara ini didirikan oleh bangsa Lithuania, salah satu suku Baltik politeis dari Aukštaitija.[3][4][5] Kadipaten ini kemudian meluas hingga meliputi sebagian besar bekas wilayah Rus' Kiev serta daerah Slav lainnya, menempati wilayah Belarus, Latvia, Lithuania dan sebagian Estonia, Moldova, Polandia, Rusia serta Ukraina modern. Pada puncak kejayaannya pada abad ke-15 M, negara ini merupakan negara terbesar di Eropa..[6] Negara ini merupakan sebuah negara multietnik dan multikonfesi dengan banyak keberagaman dalam hal bahasa, agama, dan warisan kebudayaan.

Keharyapatihan Lithuania

Вялікае Княства Літоўскае  (bahasa Belarus) Lietuvos Didžioji Kunigaikštystė  (bahasa Lithuania)
Wielkie Księstwo Litewskie  (bahasa Polandia)
1180 - 1251/1263-1569
Bendera Lithuania
Panji kerajaan
{{{coat_alt}}}
Lambang
Keharyapatihan Lithuania pada 1387.
Keharyapatihan Lithuania pada 1387.
StatusUni personal dengan Kerajaan Polandia (1385–1569)
Ibu kotaVoruta (abad ke-13) (?)
Kernavė (settelah 1279–sebelum 1321)
Trakai (setelah 1321–1323)
Vilnius (1323–1569)
Bahasa yang umum digunakanBahasa Lithuania[butuh rujukan], bahasa Ruthenia, bahasa Polandia, bahasa Latin, bahasa Jerman1
Agama
Politeisme (sebelum 1250/1; 1263–1387), Katolik (1251–1263; 1387–1569)
PemerintahanMonarki Herediter
Adipati agung 
• 1236–1251
Mindaugas (pertama)
• 1548–1569
Sigismund III (terakhir)
LegislatifSeimas
 - Dewan Rahasia
Dewan Lord
Sejarah 
• Konsolidasi dimulai
1180
• Kerajaan didirikan
17 Juli 1251
• Keharyapatihan didirikan ulang
Musim semi 1263
14 Agustus 1385
1 Juli 1569
Luas
Abad ke-13 hingga ke-14800.000 km2 (310.000 sq mi)
1375700.000 km2 (270.000 sq mi)
1490/3850.000 km2 (330.000 sq mi)
Populasi
• 1490/3
4250000
Mata uangGold zlotas
Didahului oleh
Digantikan oleh
Kadipaten Agung Moskwa
Persemakmuran Polandia-Lituania
Sekarang bagian dari Lituania
 Ukraina
 Belarus
 Polandia
 Moldova
 Rusia
1. Bahasa Polandia secara resmi digunakan oleh semua raja setelah Jogaila, namun Alexander I menggunakan dan memahami bahasa Lithuania sedangkan Sigismund III mempertahankan bahasa Polandia dan Lithuania.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Konsolidasi wilayah Lithuania dimulai pada akhir abad ke-12 M. Mindaugas, penguasa pertama keharyapatihan, dinobatkan sebagai Raja Katolik Lithuania pada tahun 1253 M. Negara-negara pagan menjadi sasaran dalam perang salib keagamaan oleh Kesatria Teuton dan Ordo Livonia. Negara yang multietnik dan multikonfesi baru muncul pada akhir masa pemerintahan Gediminas[7] dan terus meluas di bawah putranya Algirdas.[8] Penerus Algirdas, yaitu Jogaila, menyepakati Penyatuan Krewo pada tahun 1386 M, membawa dua perubahan besar dalam sejarah Keharyapatihan Lithuania, yang pertama adalah konversi ke agama Katolik serta pendiran persatuan dinasti antara Keharyapatihan Lithuania dengan Tahta Kerajaan Polandia.[9]

Masa pemerintahan Vytautas Agung menandai perluasan wilayah terbesar bagi keharyapatihan dan kekalahan Kesatria Teuton dalam Pertempuran Grunwald pada tahun 1410 M. Ini juga menandai bangkitnya kebangsawanan Lithuania. Setelah meninggalnya Vytautas, hubungan Lithuania dengan Kerajaan Polandia menjadi sangat buruk.[10] Para bangsawan Lithuania, termasuk para Radziwiłł, berupaya memisahkan Lithuania dari persatuan dengan Polandia.[11] Akan tetapi, Perang Moskwa-Lithuania yang gagal melawan Keharyapatihan Moskwa memaksa persatuan itu untuk tetap utuh.

Pada akhirnya, Persatuan Lublin pada tahun 1569 M menciptakan sebuah negara baru, yaitu Persemakmuran Polandia–Lithuania. Dalam federasi ini, Keharyapatihan Lithuania menjaga ciri politiknya dan memiliki pemerintahan, hukum, pasukan, dan baitulmal terpisah[12] Federasi ini dihapuskan dengan diloloskannya Konstitusi 3 Mei 1791, dan sejak itu diupayakan untuk dibentuk satu negara, yaitu Respublica Poloniae - di bawah satu penguasa dan satu parlemen. Akan tetapi, persemakmuran yang baru dibentuk ulang diserbu oleh Rusia pada tahun 1792 M, dan wilayahnya dibagi-bagi antara para tetangganya, dengan negara yang tercabik-cabik (kota-kota utamanya seperti Kraków, Warsawa dan Vilnius) menjadi merdeka secara nominal; dan setelah Pemberontakan Kościuszko, dibagi-bagi di antara Kekaisaran Rusia, Kerajaan Prussia dan Austria pada tahun 1795 M.

Sejarah sunting

Pendirian sunting

Penyebutan tertulis pertama mengenai Lithuania ditemukan pada Risalah Quedlinburg, yang berasal dari tahun 1009 M.[13] Pada abad ke-12 M, risalah-risalah Slavia menyebut Lithuania sebagai salah satu tempat yang diserang oleh bangsa Rus. Pada awalnya orang pagan Lithuania membayar upeti kepada Polotsk, tetapi dengan cepat mereka menjadi kuat dan mampu mengorganisir penyerbuan sendiri yang berskala kecil. Pada suatu waktu antara tahun 1180 dan 1183 M, situasi mulai berubah, dan orang Lithuania mulai mengorganisir penyerbuan militer berkelanjutan terhadap provinsi-prvinsi Slavia, menyerbu Kepangeranan Polotsk serta Pskov, dan bahkan mengancam Novgorod.[14] Kebangkitan penyerbuan militer yang tiba-tiba ini menandai konsolidasi negeri Lithuania di Aukštaitija.[1]

Ordo Livonia dan Ksatria Teuton, yang merupakan ordo militer salib, didirikan di Riga pada tahun 1202 M dan di Prussia pada tahun 1226 M. Ordo-ordo Kristen ini menunjukkan ancaman yang besar terhadap suku pagan Baltik dan lebih jauh lagi memicu terbentuknya negara. Kesepakatan damai dengan Galicia–Volhynia pada tahun 1219 M menunjukkan bukti adanya kerjasama antara bangsa Lithuania dan Samogitia. Kesepakatan ini mendata 21 adipati Lithuania, termasuk lima adipati Lithuania senior dari Aukštaitija (Živinbudas, Daujotas, Vilikaila, Dausprungas dan Mindaugas) serta beberapa adipati dari Samogitia. Meskipun mereka dulunya saling berperang, bangsa Lithuania dan Samogitia kini menghadapi musuh bersama.[15] Kemungkinan Živinbudas memiliki kekuasaan terbesar[14] dan setidaknya beberapa adipati berasal dari keluarga yang sama.[16] Pengakuan formal untuk kepentingan yang sama dan pendirian sebuah hierarki di antara pihak-pihak yang menyepakati kesepakatan itu menandai kemunculan sebuah negara.

Kerajaan Lithuania sunting

Mindaugas, adipati Lithuania selatan,[17] adalah salah seorang dari lima adipati senior yang disebutkan dalam kesepakatan dengan Galicia–Volhynia. Berdasarkan Risalah Rhymed Livonia, pada pertengahan tahun 1230-an M, Mindaugas memperoleh kekuasaan tertinggi di seluruh Lithuania.[18] Pada tahun 1236 M, orang Samogitia, yang dipimpin oleh Vykintas, mengalahkan Ordo Livonia dalam Pertempuran Saule. Ordo ini pun dipaksa menjadi cabang dari Ksatria Teuron di Prussia. Ini artinya, Samogitia, yang merupakan wilayah yang memisahkan Livonia dari Prussia, menjadi sasaran bagi kedua ordo itu. Pertempuran tersebut menghentikan peperangan melawan para Kesatria, sehingga Lithuania memanfaatkan kesempatan ini, menyusun serangan terhadap provinsi-provinsi Ruthenia dan mencaplok Navahrudak serta Hrodna.[18]

Pada 1248 M, perang saudara pecah antara Mindaugas dan keponakannya Tautvilas dan Edivydas. Koalisi yang kuat melawan Mindaugas meliputi Vykintas, Ordo Livonia, Daniel dari Galicia, dan Vasilko dari Volhynia. Mindaugas, memanfaatkan konflik internalnya, bersekutu dengan Ordo Livonia. Ia berjanji akan memeluk agama Kristen serta memberikan sejumlah lahan di Lithuania barat sebagai imbalan untuk bantuan militer dalam upaya melawan keponakannya serta tahta kerajaan. Pada tahun 1251 M, Mindaugas dibaptis, dan Paus Innosensius IV mengeluarkan bulla kepausan, yang isinya menyatakan berdirinya Kerajaan Lithuania. Setelah perang saudara berakhir, Mindaugas dinobatkan sebagai Raja Lithuania pada 6 Juli 1253 M, memulai suatu dekade yang relatif damai. Mindaugas beruaha memperluas pengaruhnya di Polatsk, sebuah pusat perdagangan besar di cekungan Sungai Daugava, dan Pinsk.[18] Ksatria Teuton memanfaatkan periode ini untuk memperkuat posisinya di sebagian Samogitia dan Livonia, tetapi kalah dalam Pertempuran Skuodas pada tahun 1259 M dan dalam Pertempuran Durbe pada tahun 1260 M. Kekalahan-kekalahan ini mendorong bangsa taklukan seperti bangsa Semigall dan Prussia untuk memberontak melawan para Ksatria.

Referensi sunting

  1. ^ a b T. Baranauskas. Lietuvos valstybės ištakos. Vilnius, 2000
  2. ^ Sužiedėlis, Saulius. Historical dictionary of Lithuania (edisi ke-2nd ed.). Lanham, Md.: Scarecrow Press. hlm. 119. ISBN 978-0-8108-4914-3. 
  3. ^ Rowell S.C. Lithuania Ascending: A pagan empire within east-central Europe, 1295-1345. Cambridge, 1994. hlm. 289-290
  4. ^ Ch. Allmand, The New Cambridge Medieval History. Cambridge, 1998, hlm. 731.
  5. ^ Encyclopædia Britannica. Grand Duchy of Lithuania
  6. ^ R. Bideleux. A History of Eastern Europe: Crisis and Change. Routledge, 1998. hlm. 122
  7. ^ Rowell, Lithuania Ascending, hlm. 289.
  8. ^ Z. Kiaupa. "Algirdas ir LDK rytų politika." Gimtoji istorija 2: Nuo 7 iki 12 klasės (Lietuvos istorijos vadovėlis). CD. (2003). Elektroninės leidybos namai: Vilnius.
  9. ^ N. Davies. Europe: A History. Oxford, 1996, hlm. 392.
  10. ^ J. Kiaupienė. Gediminaičiai ir Jogailaičiai prie Vytauto palikimo. Gimtoji istorija 2: Nuo 7 iki 12 klasės (Lietuvos istorijos vadovėlis). CD. (2003) Elektroninės leidybos namai: Vilnius.
  11. ^ J. Kiaupienë, "Valdžios krizës pabaiga ir Kazimieras Jogailaitis." Gimtoji istorija 2: Nuo 7 iki 12 klasės (Lietuvos istorijos vadovėlis). CD. (2003). Elektroninės leidybos namai: Vilnius.
  12. ^ D. Stone. The Polish-Lithuanian state: 1386-1795. University of Washington Press, 2001, hlm. 63.
  13. ^ Encarta.Lithuania Diarsipkan 2009-10-29 di Wayback Machine.. Accessed September 21, 2006. 2009-10-31.
  14. ^ a b Encyclopedia Lituanica. Boston, 1970-1978, Vol.5 hlm. 395
  15. ^ Lithuania Ascending hlm. 50
  16. ^ A. Bumblauskas, Senosios Lietuvos istorija, 1009–1795 [The early history of Lithuania], Vilnius, 2005, hlm. 33.
  17. ^ Z.Kiaupa, J. Kiaupienė, A. Kunevičius. The History of Lithuania Before 1795. Vilnius, 2000. hlm. 43-127
  18. ^ a b c V. Spečiūnas. Lietuvos valdovai (XIII-XVIII a.): Enciklopedinis žinynas. Vilnius, 2004. hlm. 15-78.

Pranala luar sunting