Kecrutan
Kecrutan atau Pohon hujan (Spathodea campanulata, tidak sama dengan ki hujan atau trembesi) adalah pohon asal Afrika yang biasa ditanam sebagai pelindung di taman atau tepi jalan.[1][2] Karena kuncup bunganya yang mampu memuncratkan air, dalam bahasa Sunda ia dikenal sebagai ki acret ("pohon muncrat") dan dalam bahasa Jawa disebut crut-crutan. Nama "pohon hujan" juga terhubung dengan sifat ini, karena orang merasa seperti turun hujan jika berjalan di bawah pohon ini. Dalam bahasa Inggris, ia dikenal dengan nama African tulip, karena warna bunganya yang mirip bunga tulip.
Kiacret | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Asterid |
Ordo: | Lamiales |
Famili: | Bignoniaceae |
Klad: | Crescentiina |
Klad: | Klad Paleotropis |
Genus: | Spathodea P.Beauv. |
Spesies: | S. campanulata
|
Nama binomial | |
Spathodea campanulata |
Pohon ini cepat tumbuh dan batang kayunya tidak keras, namun rajin berbunga sehingga banyak dipakai untuk penghijauan dan pertamanan. Pengembangan di Indonesia dengan menggunakan stek akar atau tumbuhan liar. Batang pohonnya berwarna putih dapat tumbuh hingga mencapai 20 meter.
Di kepulauan Fiji pohon ini banyak dimusnahkan karena terlalu cepat tumbuh sehingga mengalahkan pohon dari tanaman asli negara kepulauan tersebut
Galeri
sunting-
Bunga
-
Buah
-
Kulit pohon
-
Habitus
-
Kuncup
-
Biji
-
Kultivar kuning
-
Kuncup
-
Buah
-
Buah
-
Filotaksi
-
Daun
Referensi
sunting- ^ "GISD".
- ^ "Spathodea campanulata". Natural Resources Conservation Service PLANTS Database. USDA. Diakses tanggal 24 November 2015.