Konflik Jalur Bukit Chittagong
Konflik Jalur Bukit Chittagong adalah konflik politik dan perjuangan bersenjata antara Pemerintah Bangladesh dan Parbatya Chattagram Jana Sanghati Samiti (PCJSS) (Partai Rakyat Bersatu Jalur Bukit Chittagong) dan sayap bersenjatanya, Shanti Bahini, atas isu otonomi dan hak-hak suku Jumma yang beragama Buddha dan Hindu, suku Chakma, dan suku-suku di Jalur Bukit Chittagong. Shanti Bahini melancarkan pemberontakan terhadap pasukan pemerintah pada tahun 1977, ketika negara berada di bawah pemerintahan militer, dan konflik berlanjut selama dua puluh tahun sampai pemerintah dan PCJSS menandatangani Persetujuan Perdamaian Jalur Bukit Chittagong pada tahun 1997.[6][7][8][9][10]
Konflik Jalur Bukit Chittagong | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Pemberontak Shanti Bahini tahun 1994. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Shanti Bahini
| |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Komandan Jenderal Infanteri ke-24 Divisi Angkatan Darat Bangladesh | Shantu Larma | ||||||
Kekuatan | |||||||
22.632 (estimasi Juni 1991)
| 2.000–47.000[3] | ||||||
Korban | |||||||
44 (klaim Bangladesh) |
5.700 tewas 15.432 terluka 11.892 ditawan dan ditahan | ||||||
1.552 warga sipil diculik oleh pemberontak Shanti Bahini |
Aksi yang kemudian dilakukan oleh kelompok Angkatan Bersenjata dan Parbatya Chattagram Jana Sanghati Samiti mengakibatkan jatuhnya korban jiwa di kedua belah pihak.[11] Dan ada laporan pemerkosaan massal oleh paramiliter Bangladesh Ansars, yang telah digambarkan sebagai "genosida dengan cara lain" oleh Mark Levene dan dia telah membandingkan serangan ini dengan pemerkosaan massa selama Perang Pembebasan Bangladesh. [12]
Menurut Amnesty International, per Juni 2013 pemerintah Bangladesh masih belum menghormati ketentuan perjanjian perdamaian juga tidak membicarakan keprihatinan orang-orang Jumma mengenai pengembalian tanah mereka. Amnesti memperkirakan bahwa saat itu terdapat 90.000 keluarga Jumma yang menjadi pengungsi internal dalam negeri.[13] [14]
Latar belakang
suntingKonflik di Jalut Bukit Chittagong Hill ditelusuri kembali ke masa ketika Bangladesh merupakan sayap timur dari Pakistan. Kebencian yang meluas terjadi atas perpindahan sebanyak 100.000 penduduk asli karena pembangunan Bendungan Kaptai pada tahun 1962. Para pengungsi tidak menerima kompensasi dari pemerintah dan ribuan melarikan diri ke India. Sheikh Mujib dilaporkan telah mengancam untuk menempatkan secara paksa suku Bengali Muslim di Jalur Bukit untuk mengurangi proporsi penduduk asli Buddhis dan Hindu sehingga mereka menjadi minoritas.[15][16][17]
Pemberontakan
suntingAkibatnya, Larma dan lainnya mendirikan Parbatya Chhatagram Jana Shanghatti Samiti (PCJSS) sebagai sebuah organisasi politik bersatu dari semua penduduk asli dan suku pada tahun 1973. Sayap bersenjata PCJSS, yakni Shanti Bahini diorganisir untuk menolak kebijakan pemerintah.[16][18] Krisis diperburuk selama keadaan darurat dari Sheikh Mujib, yang melarang semua partai politik selain partainya, BAKSAL dan rezim militer berturut-turut yang terjadi setelah pembunuhannya pada tahun 1975. Pada tahun 1977, Shanti Bahini meluncurkan serangan pertama mereka terhadap konvoi Angkatan Darat Bangladesh.[1][16][18] Pemerintah India membantu Shanti Bahini mendirikan pangkalan di seberang perbatasan dari Bangladesh.[2]
Referensi
sunting- ^ a b Bangladeshi Insurgents Say India Is Supporting Them - New York Times
- ^ a b A. Kabir. "Bangladesh: A Critical Review of the Chittagong Hill Tract (CHT) Peace Accord". Diakses tanggal 8 March 2015.
- ^ Does Peacekeeping Work?. Diakses tanggal 8 March 2015.
- ^ Chittagong Hill Tract : Peace & Situation Analysis by Maj. Gen. (Retd.) Syed Md. Ibrahim
- ^ Thomson Reuters Foundation. "Thomson Reuters Foundation". Diakses tanggal 8 March 2015.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Rashiduzzaman, M. (July 1998). "Bangladesh's Chittagong Hill Tracts Peace Accord: Institutional Features and Strategic Concerns". Asian Survey. University of California Press. 38 (7): 653–70. doi:10.1525/as.1998.38.7.01p0370e. JSTOR 2645754.
- ^ "Bangladesh peace treaty signed". BBC News. 2 December 1997. Diakses tanggal 11 June 2008.
- ^ "Chittagong marks peace anniversary". BBC News. 2 December 1998. Diakses tanggal 11 June 2008.
- ^ Mohsin, Amena (2012). "Chittagong Hill Tracts Peace Accord, 1997". Dalam Islam, Sirajul; Jamal, Ahmed A. Banglapedia: National Encyclopedia of Bangladesh (edisi ke-Second). Asiatic Society of Bangladesh.
- ^ "Ministry of Chittagong Hill Tracts Affairs". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-07-08. Diakses tanggal 2016-11-18.
- ^ Begovich, Milica (2007). Karl R. DeRouen, Uk Heo, ed. Civil Wars of the World. ABC-CLIO. hlm. 166. ISBN 978-1851099191.
- ^ Jonassohn, Kurt; Karin Solveig Björnson (1998). Genocide and Gross Human Rights Violations: In Comparative Perspective. Transaction. hlm. 258. ISBN 1560003146.
- ^ International, Amnesty (12 June 2013). "Bangladesh: Indigenous Peoples engulfed in Chittagong Hill Tracts land conflict". Amnesty International.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Erueti, Andrew (13 June 2013). "Amnesty criticises Bangladeshi government's failure to address indigenous land rights". ABC.
- ^ Nagendra K. Singh (2003). Encyclopaedia of Bangladesh. Anmol Publications Pvt. Ltd. hlm. 222–223. ISBN 81-261-1390-1.
- ^ a b c Bushra Hasina Chowdhury (2002). Building Lasting Peace: Issues of the Implementation of the Chittagong Hill Tracts Accord. University of Illinois at Urbana Champaign. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 September 2009.
- ^ Shelley, Mizanur Rahman (1992). The Chittagong Hill Tracts of Bangladesh: The untold story. Centre for Development Research, Bangladesh. hlm. 129.
- ^ a b Nagendra K. Singh (2003). Encyclopaedia of Bangladesh. Anmol Publications Pvt. Ltd. hlm. 229. ISBN 81-261-1390-1.